spot_img
Wednesday, April 16, 2025
spot_img

Lulusan Terbaik Teknik Sipil ITN Malang, Semangat Pantang Menyerah Raih IPK 3,78

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG– Kisah inspiratif datang dari Ray Bara, mahasiswa Teknik Sipil S-1 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, yang berhasil menyandang gelar lulusan terbaik Prodi Teknik Sipil sekaligus lulusan terbaik Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP).

Pencapaian tersebut semakin istimewa mengingat perjalanan hidupnya yang penuh tantangan sebagai anak dari keluarga sederhana. Dengan IPK 3,78 dan masa studi 3,5 tahun, Bara membuktikan bahwa kerja keras dan ketekunan mampu mengantarkannya meraih mimpi. Tak hanya unggul secara akademik, pemuda asal Balikpapan ini juga aktif berorganisasi dan meraih berbagai prestasi. Seperti Finalis 10 Besar Putra-Putri Pendidikan Jawa Timur 2022, Juara Harapan 2 Fondasi Balsa Bridge Competition, dan Juara 2 Lomba Balsa Bridge Competition di Universitas Wijayakusuma Purwokerto.

-Advertisement- HUT

Ia merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara. Ayahnya telah meninggal dunia, sementara ibunya berjualan sembako untuk menghidupi keluarga. Meski hidup serba pas-pasan, tekadnya untuk menjadi sarjana tak pernah surut. Berbekal beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K), ia memutuskan melanjutkan pendidikan di ITN Malang, mengikuti jejak dua kakaknya yang juga penerima beasiswa. “Cita-cita ibu kandas untuk menjadi sarjana. Ini yang memotivasi saya dan kakak-kakak untuk mewujudkannya,” ujar Bara, Senin (14/4).

Selama kuliah, Bara tak hanya fokus belajar. Ia juga bekerja paruh waktu sebagai pelayan kedai dan les privat untuk memenuhi kebutuhan hidup. “Saya pernah dapat penghasilan Rp1,5 juta per bulan dari les privat saat kuliah daring,” kenangnya.

Di tengah kesibukannya, ia tetap aktif di berbagai kegiatan kampus, seperti menjadi asisten laboratorium, anggota Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS), dan Runner Up 1 Duta Kampus ITN Malang 2023. “Kuncinya, tidak ada waktu untuk main. Saya sering begadang mengerjakan tugas hingga subuh,” tuturnya.

Sebagai lulusan terbaik, ia mengangkat topik inovatif dalam tugas akhirnya, yakni evaluasi struktur Gedung Kanwil BRI Malang menggunakan sistem ganda (dual system) untuk meningkatkan ketahanan gempa.

Dibimbing oleh Ir. Ester Priskasari, MT., dan Dr. Yosimson P. Manaha, ST., MT., penelitiannya menggunakan program ETABS 19 membuktikan bahwa penambahan dinding geser dapat memperkuat struktur bangunan. Kini, Bara berencana melanjutkan studi S2 sambil bekerja. Dengan segudang prestasi dan semangat pantang menyerah, Ray Bara membuktikan bahwa latar belakang bukanlah penghalang untuk meraih kesuksesan. “Semoga semakin dimudahkan. Saya akan mempersiapkan berkas-berkas untuk studi lanjut,” pungkasnya. (hud/udi)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img