MALANG POSCO MEDIA — Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang menorehkan sejarah dengan panen perdana garam hasil inovasi teknologi, melalui pendampingan Pusat Studi Pesisir dan Kelautan Universitas Brawijaya (PSPK UB). Panen ini menjadi hasil kerja keras Kelompok Usaha Garam (KUGAR) Sumberoto Makmur Sejahtera, yang mengelola sistem produksi garam berbasis teknologi modern.

Garam yang dipanen dihasilkan dari sistem Greenhouse Salt Tunnel dengan metode Continously Dynamic Mixing (CDM), teknologi yang telah diterapkan di berbagai wilayah di Indonesia. Sumberoto menjadi lokasi kedua di Malang, maupun di wilayah Pansela (pantai selatan) Jatim yang berhasil memproduksi garam dengan teknologi ini, setelah keberhasilan sebelumnya di daerah lain.
Terdapat 30 unit tunnel yang digunakan dalam produksi: 20 unit dari APBD Kabupaten Malang melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) dan 10 unit dari APBN melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Pada panen perdana ini, berhasil diproduksi sebanyak 700 kilogram (7 kwintal) garam berkualitas.
Bupati Malang, HM. Sanusi, yang hadir langsung dalam panen tersebut menyatakan komitmennya untuk mengembangkan potensi garam di wilayah Malang Selatan. “Kami menargetkan produksi hingga 60 ton per tahun dengan kualitas garam K1. Ini bukan hanya soal volume, tapi kualitas yang bisa bersaing secara nasional,” ujar Bupati Sanusi.

Ketua PSPK UB, Dr. Fuad, S.Pi., M.T. menekankan pentingnya menjaga kualitas melalui pendekatan produksi langsung di tambak. “Target itu harus kita jawab dengan strategi K1 on farm, memastikan kualitas premium tercapai sejak dari hulu. Ini sekaligus mempertegas keunggulan teknologi yang kami kembangkan,” jelas Fuad.
PSPK UB juga mengembangkan kerangka besar pengembangan garam Jawa Timur berbasis zonasi. “Kami membagi wilayah Jawa Timur menjadi tiga zona produksi garam. Madura sebagai Zona Optimalisasi Produksi dan Pengolahan, Pantura Jatim sebagai Zona Revitalisasi dan Modernisasi Tambak, dan Pansela Jatim sebagai Zona Kreasi Inovatif Produksi Baru,” terang Fuad.

Menurutnya, kawasan Pesisir Selatan (Pansela) termasuk Sumberoto, dikembangkan sebagai zona inovatif, dengan integrasi potensi eduwisata berbasis teknologi produksi garam, yang diharapkan menjadi model baru pengembangan ekonomi pesisir.
Kepala DKP Kabupaten Malang, Viktor Sembiring, turut menyampaikan dukungan terhadap keberlanjutan program ini.
“Pada dasarnya hubungan baik UB maupun DKP Kabupaten Malang seperti gayung bersambut. Teknologi ini membuka mata bahwa potensi garam tak hanya milik Madura atau Pantura, tapi bisa tumbuh kuat dari Malang Selatan, terbukti ini merupakan wilayah ke-2 yang kami berhasil produksi. Sudah kami siapkan 2 titik berikutnya untuk mempertegas posisi Malang di dunia pegaraman minimal jatim” katanya.

Sementara itu, Ketua KUGAR Sumberoto Makmur Sejahtera, Edi Santoso, menyampaikan kebanggaannya terhadap capaian ini. “Kami yang baru belajar jadi petambak dulunya tak pernah membayangkan bisa panen garam bersih dalam 7–10 hari. Sekarang kami lihat sendiri hasilnya. Ini benar-benar membawa harapan baru dan menjadi penghasilan tambahan baru” ujarnya.
Dengan dukungan teknologi, kemitraan, dan semangat lokal, panen perdana ini menjadi langkah awal menuju kemandirian garam berbasis inovasi di kawasan selatan Jawa Timur. (adv/bua)