MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Masalah pengangguran di Kota Batu menjadi PR bagi Disnaker Kota Batu. Untuk bisa menekan angka pengangguran dan membuka lapangan pekerjaan serta peluang pekerjaan bagi generasi muda, Komisi C DPRD Kota Batu menggelar rapat bersama Disnaker Kota Batu terkait program kerja tahun 2025.
“Fokus utama Disnaker Kota Batu tahun ini pada pengurangan angka pengangguran dan pemberdayaan tenaga kerja. Salah satu program yang akan kami kerjakan adalah pelatihan bagi siswa SMK kelas 11 dan 12 yang direncanakan berlangsung secara berkesinambungan,” ujar Plt Sekretaris Disnaker Kota Batu Suyanto kepada Malang Posco Media kemarin.
Lebih lanjut, program ini mendukung visi 1.000 Sarjana untuk mencetak tenaga kerja terampil di Kota Batu. Sehingga para lulusan SMK nantinya tidak hanya siap secara keterampilan melalui pelatihan, selain itu mereka juga berkesempatan mengenyam pendidikan S1 melalui program 1.000 sarjana melalui beasiswa.
“Jadi nanti ketika dikolaborasikan mereka bisa bekerja sambil kuliah. Sehingga bisa jadi batu loncatan bagi mereka dalam hal meniti karir ke depannya,” imbuhnya.
Di sisi lain, Yanto menyampaikan terkait pengupahan pihaknya tidak ditemukan pelanggaran terhadap Upah Minimum Kota (UMK). Namun ia menerangkan bila perusahaan dengan modal di atas Rp 5 miliar wajib membayar pekerja sesuai UMK.
“Kami juga melaporkan ke Komisi C perlunya tambahan enam mediator untuk menangani beberapa kasus ketenagakerjaan yang belum terselesaikan. Serta menyoroti kurangnya transparansi data modal dari beberapa perusahaan,” ungkapnya.
Sementara itu Ketua Komisi C DPRD Kota Batu Kartika mengatakan bahwa pihaknya juga membahas terkait Perda pengupahan, di mana pengesahannya masih terkendala oleh masalah internal DPRD. Untuk pelatihan, disepakati pentingnya pemantauan jangka panjang agar hasilnya lebih berdampak, khususnya bagi siswa SMK.
“Isu lain yang dibahas mencakup penempatan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI), kendala implementasi PERGUB, serta menurunnya minat petani muda. Padahal sektor pertanian merupakan penopang utama ekonomi Kota Batu. Meski produksi sektor pertanian dan industri sudah berjalan baik, tantangan terbesar tetap pada aspek pemasaran,” urainya.
Ia juga menyampaikan kritik dari masyarakat juga mencuat, menyoroti pentingnya penciptaan lapangan kerja nyata, bukan hanya fokus pada jumlah sarjana. “Bahkan saat ini baru 37 persen pekerja di Kota Batu yang terdaftar dalam BPJS Ketenagakerjaan dan sisanya belum tercover,” pungkasnya.(eri/lim)