spot_img
Monday, June 23, 2025
spot_img

Kolaborasi Bersama Tingkatkan Produktivitas Kopi Ketindan Lawang

Berita Lainnya

Berita Terbaru

GoTo Impact Foundation Luncurkan Inovasi Agribisnis Kopi Berkelanjutan

MALANG POSCO MEDIA, LAWANG – GoTo Impact Foundation (GIF), organisasi nirlaba yang didirikan oleh Grup GoTo, bersama para pemangku kepentingan dan changemakers lokal, resmi meluncurkan inovasi agribisnis kopi berkelanjutan untuk pemuda dan desa di Desa Ketindan Kecamatan Lawang Kabupaten Malang di Aula Java Cocoa Wisata Kebun Teh Wonosari Lawang, Rabu (7/5) kemarin.

Inisiatif ini merupakan bagian dari program Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) 3.0, yang mengintegrasikan teknologi pertanian berbasis Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), serta pemberdayaan masyarakat untuk memperkuat ekosistem kopi nasional.

Indonesia yang merupakan produsen kopi terbesar keempat di dunia masih menghadapi tantangan produktivitas. Berdasarkan data internal, Indonesia menempati peringkat ke-14 secara global dalam hal produktivitas kopi. Desa Ketindan Kecamatan Lawang mencerminkan kondisi serupa, di mana tingkat produktivitas 200 petani kopi fine robusta baru mencapai 43 persen.

“Melalui program ini, kami ingin menunjukkan bahwa perubahan sistemik dan berkelanjutan tidak hanya bergantung pada teknologi, melainkan pada kemampuan masyarakat untuk menjadi aktor utama dalam proses inovasi,” kata Head of Connection & Growth GoTo Impact Foundation Varyan Griyandi.

Dijelaskannya, untuk mewujudkan itu, GIF bersama Gandrung Tirta merupakan hasil kolaborasi empat organisasi lokal, yaitu Agroniaga, BIOPS Agrotekno, FAM Rural, dan Rise Social, tidak sekadar mengejar peningkatan produksi, tetapi juga mendorong perbaikan struktural dengan menempatkan petani sebagai mitra, sekaligus membuka ruang partisipasi bagi pemuda dan perempuan desa.

“Dengan pendampingan intensif di Catalyst Changemakers Lab (CCLab), kami mendorong para changemakers, termasuk Gandrung Tirta,untukmampu berinovasi secara kolektif dan kontekstual. Tujuannya bukan mengejar peningkatan produktivitas kopi semata, namun juga menyelesaikan akar permasalahan dengan menempatkan petani sebagai mitra dan meningkatkan minat generasi muda di bidang perkebunan,” ungkapnya.

Nasrullah Aziz, perwakilan dari konsorsium Gandrung Tirta, menyampaikan bahwa implementasi strategi ini ditargetkan mampu meningkatkan keterampilan petani hingga 80 persen serta mendorong peningkatan produktivitas sebesar 18 persen pada tahun pertama. Pendapatan petani pun diharapkan mengalami kenaikan hingga 15 persen.

“Kami memilih di Desa Ketindan ini karena pertanian kopinya belum optimal. Pengetahuan petaninya juga masih minim. Kita punya program Senja Tresno, yakni setunggal jam tandur tresno. Satu jam kami bersama rembukan dan masuk ke kebun untuk memecahkan setiap masalah yang ada untuk meningkatkan produktifitas,” terangnya.

Kolaborasi ini disambut baik Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang adalah Avicenna Medisica Sani Putera. Menurutnya, bisnis kopi sangat luar biasa saat ini. Permintaan kopi Dampit untuk ekspor mencapai 45 ribu ton dalam satu tahun. Yang baru bisa dipenuhi  masih sekitar 15 ribu ton, atau sekitar 30 persen dari kebutuhan ekspor. “Dengan kolaborasi bersama ini bisa meningkatkan produktivitas petani kopi di Ketindan, sekaligus membuka akses pasar secara nasional. Harapan kami, kopi yang dihasilkan disini bisa menjadi tuan rumah sendiri,” ungkapnya. (aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img