MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) DPC Malang Raya menggelar silaturahmi bertajuk Sambung Roso Seduluran di Basecamp Kaliwatu Kota Batu, Rabu (7/5) pagi. Pada kesempatan tersebut para anggota ASPPI juga menyampaikan keluh kesah mereka akibat adanya kebijakan efisiensi anggaran yang diinstruksikan oleh Pemerintah Pusat.
“Kegiatan kami di Basecamp Kaliwatu adalah Halal Bihalal dan Silaturahmi ASPPI DPC Malang Raya. Pada kesempatan itu para anggota ASPPI juga menyampaikan keluh kesah akibat adanya kebijakan efisiensi anggaran oleh Pemerintah Pusat yang berdampak pada sektor pariwisata,” ujar Ketua ASPPI DPC Malang Raya Hendri Wijaya kepada Malang Posco Media.
Ia menjelaskan bahwa selama ini para pelaku wisata seperti tidak bersuara dengan adanya kebijakan anggaran yang diinstruksikan Pemerintah Pusat. Padahal, lanjut dia, kondisi pariwisata sedang tidak baik-baik saja.
“Padahal lagi amburadul. Setelah bersuara semua bisa diketahui bahwa semua berdampak, sektor pariwisata sangat terpukul dengan efisiensi. Tidak hanya di travel, catering, guide hingga PHRI. Ini seperti pandemi jilid II. Bedanya kalau pandemi dulu semua sektor, kalau saat ini khusus di pariwisata,” ungkapnya.
Ia mencontohkan, akibat efisiensi PHRI, utamanya hotel banyak yang melibatkan karyawan atau tidak kerja 100 persen. Sehingga karyawan digaji sesuai kerja. Ada juga beberapa staf yang misalkan gaji 100 persen, sekarang tidak dibayar full.
“Begitu juga dari catering yang dulunya banyak kunjungan menggunakan bus dan pesan makanan. Tapi sekarang menurun 50 persen. Ini juga berdampak pada travel agen yang sebagian besar market government,” papar Hendri.
Untuk itu pihaknya berharap masalah ini menjadi perhatian pemerintah. Dalam waktu dekat ASPPI DPC Malang Raya akan mengajukan hearing dengan DPRD di masing-masing daerah. Harapannya agar keluh kesah mereka mendapat solusi terbaik.(eri/lim)
