Dwi Lili Indayani, Duta Muda Pertanian 2025 Asal Kota Batu
Kecintaan Dwi Lili Indayani terhadap bidang pertanian tak perlu diragukan. Terbaru, Arek Kota Batu ini terpilih sebagai Young Ambassador Agriculture (YAA) atau Duta Muda Pertanian 2025, program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) dari Kementerian Pertanian. Dia terpilih bersama 25 anak muda lainnya dari seluruh Indonesia.
MALANG POSCO MEDIA– Diajang itu, Lili juga berhasil mendapatkan suara terbanyak untuk dipilih menjadi ketua YAA 2025. Dari enam calon, dia mendapatkan dukungan 50 persen lebih suara.
“Yang mencalonkan ketua itu lainnya ada lima, termasuk saya enam. Dan 50 persen lebih memilih saya,” katanya mengawali cerita.
Lili melanjutkan tugas perwakilan dari Jawa Barat di 2024 dan 2023. Sebelum itu, perempuan asal Sidomulyo Kota Batu ini telah melalui tahapan panjang untuk menjadi Duta Muda Pertanian 2025.
Dia menyisihkan sekitar 615 peserta, yang terus mengerucut dan menjadi 50 peserta saja yang bersaing di Grand final. Akhirnya, dari 50 peserta tersebut, 26 di antaranya ditunjuk sebagai Young Ambassador Agriculture 2025.
“26 duta terpilih dari 12 provinsi. Dari Jawa Timur yang mendaftar ratusan, kalau se-Malang Raya puluhan yang lolos, dan hanya satu yang terpilih dari Kota Batu. Dari Jawa Timur itu yang lolos ke grand final ada lima, dari Batu, Lumajang, Pasuruan, Banyuwangi dan Blitar. Tapi akhirnya dari Jatim yang lolos 4,” jelasnya kepada Malang Posco Media.
Tujuannya ikut program tersebut paling utama adalah ingin menjadi bagian sebagai petani inspiratif di Indonesia. Dengan begitu, menurutnya, bisa lebih banyak menarik generasi muda untuk bergerak di bidang pertanian.
“Kemudian pasti memperluas networking, memperluas pasar untuk mengenalkan potensi Kota Batu di bidang pertanian melalui produk tanaman hias. Belajar dari petani muda di seluruh Indonesia mungkin ada beberapa inspirasi yang bisa dibawa dan dikembangkan di Kota Batu,” urainya.
Menurut pemilik Creative Kokedama ini, berkompetisi di YESS ini harus mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pertanian di wilayah masing-masing. Lantas, ada beberapa tes yang harus dilalui. Mulai dari tes administrasi, kemudian berikutnya seleksi dan verifikasi melalui zoom untuk menceritakan semua essay, profile company dan juga sustainability usaha yang sedang dijalankan.
Setelah lolos 50 besar, harus datang ke Bogor tanggal 28 April sampai 1 mei. Di sana dia nengikuti boothcamp dan tahapan yang harus dilewati selama lomba. Di sana, ada banyak penilaian, seperti kedisiplinan dan tepat waktu, video challenge harus upload dalam 24 jam dan views terbanyak.
“Selain itu harus presentasi mengenai usaha dan ada beberapa issues mengenai dunia pertanian terkini. Dari 50 peserta, saya menjadi salah satu dari tiga orang peserta yang mempresentasikan dalam bahas Inggris,” tambahnya.
Lili mempresentasikan profil usahanya di bidang tanaman hias dari Kota Batu dengan inovasi pertanian yang mendukung sektor perekonomian, perdagangan dan pariwisata, dengan bahan dasar pertanian, skala ekspor dan berkelanjutan. Peran serta usaha dengan inovasinya memberdayakan masyarakat, baik Kota Batu dan sekitar Jawa Timur melalui inovasi yang disajikan di Creative Kokedama, Creative Urban Garden, Creative Terrarium, Fragantia Florist, Mall Bunga Kota Batu, hingga Greenrock Camper Park and Cafe.
“Yang jelas kriteria yang lolos menjadi Young Ambassador Agriculture 2025 itu mampu berkomunikasi dengan baik dan inspiratif, memiliki jiwa leadership, memiliki peran aktif dalam masyarakat dalam pemberdayaan petani dan masyarakat sekitar, innovatif, memiliki bisnis yang berkelanjutan, dan mendukung swasembada pangan Indonesia,” sebutnya.
Lili menjelaskan untuk tugas YAA 2025 adalah mempromosikan dan mengajak kaum muda di wilayah Program YESS untuk terlibat secara aktif di sektor pertanian. Selain itu, mengajak generasi muda untuk mengubah persepsi terhadap sektor pertanian sehingga menjadi lebih baik dan memberikan motivasi bagi mereka untuk terjun ke sektor pertanian dan maju di usia muda.
“Setiap Duta harus menginspirasi dari wilayah yang terdekat di daerah masing-masing. Dan bisa jadi juga akan dikirim ke daerah di luar daerah masing-masing untuk menginspirasi dan sharing untuk perkembangan dunia pertanian,” kata perempuan berusia 39 tahun tersebut.
Kini, ditambahkan Lili, setelah terpilih sebagai Ketua YAA 2025 dia harus menghadapi tantangan untuk mampu menjalankan ekspor, clustering hingga networking. Lili merinci, untuk clustering harus mampu bekerjasama dengan banyak pihak untuk pemberdayaan masyarakat. Sementara, di sisi networking mesti berperan aktif dalam Koperasi Merah Putih untuk mendukung program pemerintah dalam swasembada pangan.
Lili sendiri secara kualifikasi telah melakoni kewajiban tersebut sebelumnya dan hal itu dinilai sebagai salah satu alasan mengapa dia terpilih sebagai ketua. Di bidang
ekspor, sudah punya kontrak sampai tiga tahun dan keberlanjutan untuk ekspor sektor pertanian ke Jepang. Di sisi clustering, dia sudah menerapkan inovasi dalam pemberdayaan masyarakat melalui P4S (Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya) Floranesia Indonesia yang ada di Desa Sidomulyo lewat Sidomulyo Floral Festival yang melahirkan Kampung Sakura. Di sana mampu bergerak secara independen untuk perkembangan pariwisata melalui sektor pertanian terutama tanaman hias, bersama 60 Napi lapas wanita berkolaborasi dalam pembuatan Kokedama.
“Kalau networking sudah berjejaring bersama Duta Petani Millenial, Gapoktan, KWT, Forum P4S, PAI, Gekrafs, IPBI, IALI, Kadin hingga BCH. Harapannya saya bisa menularkan ke YAA lain diseluruh Indonesia sehingga YAA yang lain bisa menginspirasi masyarakat sekitar khususnya generasi muda di daerah masing-masing,” pungkas dia. (ley/van)