spot_img
Thursday, June 26, 2025
spot_img

Honor Jumantik di Kota Malang Rp 200 Ribu Per Bulan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Padahal Garda Terdepan Pembentas Nyamuk Aedes Agypti

MALANG POSCO MEDIA-Menjaga kebersihan lingkungan dan bebas dari jentik nyamuk, tidak bisa hanya dibebankan kepada para Juru Pemantauan Jentik (Jumantik) yang ada di Kota Malang. Pasalnya, Jumantik yang ada di Kota Malang ini sebenarnya  merupakan relawan yang mempunyai beban tugas yang bermacam-macam.

Sementara insentif yang diberikan kepada para relawan itu, tentu besarannya tidak bisa dibandingkan dengan para pekerja atau pegawai. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Malang Meifta Eti Winindar menyampaikan, di Kota Malang  saat ini ada sebanyak 6.200an relawan yang juga dititipi tugas menjadi Jumantik.

“Jadi sebenarnya yang khusus Jumantik sendiri itu tidak ada. Tetapi, selama ini yang menjadi Jumantik itu adalah Kader Kesehatan yang biasanya itu menjadi kader posyandu balita, kader posyandu lansia, dan macam-macam tugasnya. Satu kelurahan ada satu koordinator, sehingga jumlah koordinator Jumantik ada 57 orang,” terang Meifta kepada Malang Posco Media, kemarin.

Dengan statusnya yang merupakan relawan, insentif yang didapatkan pun menyesuaikan dengan kemampuan APBD Kota Malang. Sesuai dengan SK dan Perwal, tahun ini tiap relawan itu mendapatkan insentif hanya sebesar Rp 200 ribu per bulan per orang. Naik dari tahun 2023 lalu yang hanya sebesar Rp 110 ribu per bulan per orang.

“Besaran itu sudah sesuai dengan SBU (Standar Biaya Umum) yang ada di Perwal. Insentif itu bukan untuk upah, tapi itu merupakan apresiasi dari pemerintah. Dari relawan selama ini juga tidak pernah mengharapkan apa-apa, karena mereka sendiri yang dicari adalah ganti kebaikan dan pahala. Murni gerakan hati mereka untuk sosial,” tutur Meifta.

Menurut Meifta, meski dengan insentif yang ada, selama ini relawan Jumantik ini tetap menjalankan tugasnya dengan baik. Di saat kasus DBD meningkat seperti ini, Meifta juga selalu rutin berkomunikasi dan mengingatkan para Jumantik agar kasus itu tidak mewabah.

Terpisah, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mengaku sudah mendapatkan informasi terkait peningkatan kasus DBD di Kota Malang. Wahyu sudah meminta kepada jajaran Dinas Kesehatan agar meningkatkan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat untuk mengantisipasi penyakit dari gigitan nyamuk Aedes Agypti tersebut.

Menurut Wahyu, tidak hanya di Kota Malang, kasus DBD ini mengalami peningkatan di daerah lain karena banyak faktor yang memengaruhi. Salah satunya adalah faktor cuaca dan masih perlunya edukasi masyarakat terhadap penyakit DBD.

“Sudah saya perintahkan Dinkes untuk mensosialisasikan dan mengedukasi terkait penyakit DBD ini. Termasuk para Jumantik, kami harapkan bisa lebih gencar untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat. Apalagi libur panjang dengan musim hujan yang masih ada ini, perlu untuk ditingkatkan kesadaran masyarakat,” tandasnya. (ian/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img