MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Imbauan larangan menggelar acara wisuda bagi jenjang pendidikan dasar dan sekolah menengah oleh pemerintah berdampak signifikan pada pelaku usaha musiman, terutama penjual buket bunga dan penyedia jasa foto.
Di Kota Malang sendiri, sejumlah pedagang mengeluhkan turunnya omzet secara drastis sejak imbauan tersebut diberlakukan.
Salah satu penjual buket bunga di kawasan Lowokwaru, Tika Nuraeni mengaku biasanya bisa menjual hingga 50 buket dalam sehari saat musim kelulusan.
Namun tahun ini, penjualan turun lebih dari 70 persen. “Biasanya saat SD dan SMP wisuda, ramai sekali. Tapi sekarang sepi. Sekarang sehari cuma laku 10 buket, kadang tidak sampai,” ujarnya Minggu (18/5).
Diah Perdana, penjual buket bunga musiman juga mengaku omzetnya berkurang drastis. “Biasanya bisa pendapatan kotor Rp 1 jutaan. Kalau pendapatan bersih per acara bisa Rp 700 ribuan,” ujarnya melalui sambungan telepon.
Senada dengan itu, penyedia jasa foto keliling, Mohammad Arif, juga merasakan dampak serupa. Ia menyebutkan, dalam pekan ini, nyaris tidak ada permintaan foto kelulusan dari sekolah-sekolah.
“Biasanya kami selalu standby di sekolah-sekolah yang wisuda atau di hotel tempat acara purnawiyata digelar. Sekarang tidak ada acara, jadi tidak ada order. Pendapatan jelas menurun,” keluhnya.
Seperti diketahui, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengimbau agar sekolah tidak menyelenggarakan acara wisuda atau perpisahan yang bersifat seremonial dan memberatkan orang tua siswa.
Imbauan ini kemudian diikuti oleh sejumlah daerah, termasuk Kota Malang. Imbauan tersebut disambut baik oleh banyak orang tua yang merasa terbebani biaya perpisahan.
Namun, bagi para pelaku usaha yang menggantungkan penghasilan dari momen kelulusan, keputusan ini memberi pukulan tersendiri. Ia berharap pemerintah atau sekolah dapat memberikan solusi alternatif.
“Seperti mengadakan seremoni sederhana yang tetap melibatkan pelaku UMKM. Bisa saja tetap ada perayaan kecil-kecilan. Yang penting tetap ada momen buat jualan kami. Karena ini musim yang kami andalkan,” katanya.
Sebagai pelaku jasa foto berharap bisa dilibatkan dalam agenda sekolah lainnya, seperti foto kelas atau dokumentasi kegiatan akhir tahun.
“Kami hanya berharap tetap ada ruang usaha meski wisuda atau acara purnawiyata ditiadakan. Kami siap ikut aturan, tapi juga butuh pemasukan,” tambah Dwi, pelaku jasa foto lain.
Belum ada data resmi mengenai jumlah kerugian pelaku usaha kecil di sektor ini. Namun, penurunan pendapatan, nyaris merata di saat kelulusan tahun ajaran 2024/2025. (mar/jon)