spot_img
Tuesday, July 1, 2025
spot_img

Inovasi Tanpa Harus Modal Besar, Usung  Konsep Healing Alami

Berita Lainnya

Berita Terbaru

H. Sumarjo, Dirikan Ruang Wisata Kembali ke Alam

Inovasi tidak harus dimulai dengan modal besar. Lakukan hal kecil dengan semangat dan cinta yang besar. Itulah kisah inspiratif H. Sumarjo. Ia mendirikan ruang wisata kembali ke alam.

MALANG POSCO MEDIA– Di tengah derasnya arus modernisasi yang kerap menjauhkan manusia dari alam, H. Sumarjo muncul dengan tekad kuat untuk mengembalikan kesadaran terhadap pentingnya harmoni dengan lingkungan.

Pendiri Ningkali Pujon tersebut bukan sekadar membangun destinasi wisata. Namun  menciptakan gerakan kecil untuk mengajak masyarakat kembali ke alam. Sebuah filosofi yang lahir dari keprihatinan terhadap pola hidup modern yang semakin terputus dari akar naturalnya.

Sumarjo menceritakan  momen inspiratifnya datang dari pengamatan terhadap  kehidupan perkotaan yang serba cepat dan penuh tekanan. Ia ingin mengajak semua orang untuk berhenti sejenak, merasakan karya Tuhan, dan memperkenalkan keindahan alam kepada generasi muda. Menurutnya, alam bukan sekadar pemandangan, melainkan ruang pembelajaran hidup yang hakiki. 

“Kami ingin pengunjung pulang dengan tubuh dan jiwa yang lebih segar. Berbeda dengan glamping konvensional, ini merupakan konsep healing alami,” ujarnya.

Fasilitas seperti area refleksi alami (tanpa alas kaki) dan aktivitas berbasis alam dirancang untuk memulihkan energi positif  sebuah respons atas tingginya kebutuhan masyarakat terhadap healing di era digital . 

Mengambil nama Ningkali (gabungan bening dan kali) mencerminkan visi Sumarjo yakni menciptakan ketenangan seperti aliran sungai jernih. Menurutnya, air mengajarkan tentang kejernihan pikiran dan kelenturan menghadapi perubahan.

“Filosofi ini menjadi simbol kami  untuk menjaga kelestarian sungai Pujon tanpa merusak ekosistem,” imbuhnya.

Sumarjo menyampaikan, proses pembangunan Ningkali diwarnai perjuangan fisik dan ideologis. Tantangan terbesarnya adalah memastikan tidak ada satupun pohon yang ditebang. Ia memilih metode konstruksi adaptif, seperti tenda yang menghormati pepohonan, meski hal tersebut  membutuhkan biaya dan waktu lebih lama .

Ia ingin pengunjung paham bahwa alam bisa memberi manfaat luar biasa tanpa harus dieksploitasi. Sekaligus, program pembelajaran dari alam, seperti meneladani keteguhan pohon, menjadi fondasi untuk generasi muda .

“Alam adalah sahabat yang harus kami jaga. Ini media kami mewariskan banyak nilai,” ujarnya.

Kepuasan terbesar Sumarjo datang dari cerita pengunjung yang dengan sukarela mempromosikan Ningkali.

“Ada yang mengedit video tanpa diminta, karena mereka benar-benar merasakan kedamaian di sini. Bahkan, ada seorang pengunjung ibu asal Malang merasa senang anak-anaknya belajar lebih banyak dari gemericik sungai daripada dari gawai,” ujarnya

Sumarjo menekankan bahwa inovasi tidak harus dimulai dengan modal besar. Ia sendiri memulai Ningkali dengan tenda-tenda sederhana sebelum berkembang seperti sekarang . 

 “Lakukan hal kecil dengan semangat dan cinta yang besar,” pesannya.

Ke depan, Sumarjo berharap wisatanya bisa menjadi ruang penyembuhan holistik, baik secara fisik maupun mental. Ini bukan hanya sekadar wisata outdoor, namun lebih dari itu. Ini sebuah program besar untuk therapy dan bengkel karakter untuk anak muda. Ini merupakan visi yang sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan kesehatan mental di Indonesia yakni  Hidup Sehat dengan Alam.

Perjuangan Sumarjo adalah bukti bahwa bisnis bisa menjadi alat perubahan sosial. Ningkali Pujon bukan sekadar destinasi, namun manifestasi dari keyakinan bahwa ketenangan sejati ada di dalam kesederhanaan alam . 

“Jika kita mencintai alam, alam akan mencintai kita kembali,” pungkasnya.(hud/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img