spot_img
Monday, June 16, 2025
spot_img

Menjahit Identitas Daerah: Lika dan Ribuan Maskot Cak Jo untuk Porprov IX Jatim

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Sulikah Handayani Perajin Boneka Maskot Cak Jo di Kepanjen

Di sudut rumah sederhana yang disulap menjadi bengkel produksi di Desa Mangunrejo, Kepanjen, Kabupaten Malang, suara mesin jahit terdengar bersahut-sahutan. Di tengah aktivitas itu, Sulikah Handayani, atau akrab disapa Lika, duduk fokus menatap tumpukan kain warna-warni. Tangannya cekatan menyatukan potongan-potongan bahan menjadi bentuk yang mulai menyerupai sosok burung cucak ijo berkostum batik khas Malangan. Disanalah, ribuan Boneka Cak Jo dibuat untuk para juara Porprov IX Jawa Timur.

MALANG POSCO MEDIA –  Lika sedang mengerjakan satu dari ribuan pesanan boneka maskot resmi Kabupaten Malang untuk ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim IX tahun 2025. Maskot itu bernama Cak Jo, terinspirasi dari burung khas Jawa Timur, Cucak Ijo, yang diberi sentuhan lokal seperti motif kopi Dampit dan topeng Malangan.

“Ini sedang proses buat 1.500 boneka Cak Jo. Targetnya tanggal 27 Juni selesai semua,” ujar Lika saat ditemui Malang Posco Media, Jumat (13/6) lalu.

Lika bukan pendatang baru dalam dunia kerajinan boneka. Sejak 2004, ia sudah menekuni bidang handcraft, dan sejak 2011 mendirikan usaha konveksi sendiri. Usahanya tak hanya memproduksi boneka biasa, tapi juga kerap dipercaya memproduksi maskot berbagai event olahraga, termasuk Porprov sebelumnya di Mojokerto dan Sidoarjo.

Namun, proyek Cak Jo kali ini terasa berbeda. Lika menyebutnya sebagai salah satu proyek tersulit dan paling menantang sepanjang kariernya.

“Paling ribet ini. Banyak asesoris dan detailnya. Bahkan, ada baju ganti juga,” kata Lika sambil menunjukkan boneka setinggi 30 cm yang nyaris selesai.

Produksi boneka maskot ini bukan hasil kerja individu. Di balik keberhasilan Lika, ada sembilan karyawan tetap dan beberapa penjahit rumahan yang turut ambil bagian. Bahkan, proses awal seperti pemotongan pola dan pencetakan bahan dikerjakan di Kedungkandang, Kota Malang tempat tinggal asal Lika, sebelum dibawa ke bengkel utamanya di Kepanjen untuk tahapan finishing dan packaging.

“Sudah 800 boneka selesai. Tapi karena banyak tanggal merah kemarin, sempat terkendala di pengadaan kain. Ini sekarang kami kejar terus,” ucapnya dengan optimis.

Proyek ini dimulai dari pertemuan Lika dengan Event Organizer (EO) yang ditunjuk oleh Dispora Kabupaten Malang. EO tersebut menghubungi Lika sejak November 2024 untuk membuat boneka maskot. Setelah beberapa kali revisi desain, terutama untuk menyelaraskan motif lokal seperti kopi dan topeng ke dalam batik Cak Jo,  akhirnya satu sampel disetujui dan proyek resmi dijalankan.

“Tiga kali revisi baru fix desainnya. Sampel sempat disetujui, lalu proyek ini sempat mengambang. Tapi setelah launching maskot, EO kembali hubungi saya 27 Mei 2025, dan resmi deal,” jelasnya.

Menariknya, meski banyak EO dari daerah lain juga menawarinya membuat maskot untuk Kota Malang dan Kota Batu, Lika merasa lebih cocok dan mantap mengerjakan boneka Cak Jo.

“Saya memang merasa klik sama desain Cak Jo. Meskipun detailnya sulit, tapi tantangan itu yang bikin saya semangat,” tutur perempuan lulusan SMEA Kepanjen ini.

Di antara tumpukan kain, gulungan benang, dan deretan boneka setengah jadi, semangat Lika dan timnya tetap menyala. Baginya, setiap jahitan bukan hanya pekerjaan, tetapi juga wujud kecintaan pada dunia kerajinan, dan kontribusi nyata untuk perhelatan olahraga besar Jawa Timur. “Cak Jo bukan sekadar boneka. Ia mewakili semangat dan identitas Kabupaten Malang di Porprov. Saya bangga bisa ambil bagian,” pungkas ibu dua anak itu. (KHALQINUS /aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img