MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Perjuangan panjang selama hampir satu dekade akhirnya berbuah manis. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Malang Raya resmi menempati gedung barunya di Jalan Kyai Parseh Jaya, Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Peresmian dilakukan langsung oleh Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, Minggu (15/6) kemarin.
Wali Kota Wahyu menyambut positif peresmian tersebut. Menurutnya, gedung ini merupakan simbol komitmen kolektif dunia kedokteran dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
“Alhamdulillah, kini IDI punya gedung yang indah dan representatif. Ini akan menjadi bukti nyata bahwa IDI Malang Raya siap memberi pelayanan maksimal kepada masyarakat,” ujarnya.
Wahyu menambahkan, fasilitas lengkap yang tersedia—mulai dari ruang edukasi, klinik layanan KB, hingga koperasi internal—akan mendukung peningkatan kualitas SDM tenaga kesehatan serta kesejahteraan masyarakat Kota Malang.
“Kami berharap kehadiran gedung ini mampu mendorong peningkatan kompetensi tenaga medis dan memperkuat pelayanan kesehatan secara umum,” tambahnya.
Ketua IDI Cabang Malang Raya, dr. Sasmojo Widito, Sp.JP(K), FIHA, FAPSIC, FAsCC, FSCAI, menyampaikan bahwa gedung baru ini bukan sekadar tempat administrasi, tetapi juga menjadi pusat edukasi dan penguatan profesionalisme dokter.
Salah satu program unggulan yang akan dikembangkan adalah studio podcast edukatif, yang materinya disampaikan langsung oleh para dokter berkompeten di bidangnya.
“Kami ingin memastikan edukasi yang sampai ke masyarakat bersumber dari dokter yang benar-benar paham. Digitalisasi dan etika adalah fokus utama kami,” tegas Sasmojo.
Ia juga menekankan pentingnya penegakan disiplin etik dan hukum profesi kedokteran. Seluruh pengaduan dari masyarakat akan ditangani secara profesional dan rahasia.
“Kami simpan data pelapor seumur hidup. Meski tidak semua aduan langsung diproses, hal itu menjadi pengingat agar kami terus mawas diri,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pembangunan Gedung IDI Malang Raya, Dr. dr. Sugiharta Tandya, Sp.PK, mengungkapkan bahwa pembangunan gedung ini murni hasil swadaya anggota IDI selama hampir 10 tahun.
Total anggaran pembangunan mencapai Rp2,5 miliar, belum termasuk perlengkapan interior.
“Ke depan, area kosong di gedung ini akan kami sewakan untuk layanan perbankan, agar tetap produktif dan bermanfaat untuk publik,” ujarnya.
Sugiharta menegaskan, IDI ingin gedung ini tidak hanya berfungsi internal, tetapi juga sebagai pusat promosi dan pencegahan kesehatan masyarakat.
“Mencegah itu lebih terjangkau dan lebih baik daripada mengobati. Inilah semangat yang ingin kami tanamkan melalui fasilitas ini,” pungkasnya. (rex/aim)