spot_img
Monday, June 16, 2025
spot_img

FORUM BISNIS INDONESIA – SWISS DI BASEL, SWISS; Mendorong Investasi Swiss di Sektor Teknologi Kesehatan dan Farmasi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, SWISS– Swiss–Indonesia Innovation and Investment Forum 2025 sukses diselenggarakan Rabu, 11 Juni 2025 di Basel, Swiss. Mengusung tema “Bridging Continents: Life Science, Healthcare and Technology Partnership Between Swiss and Indonesia”. Forum itu mempertemukan para peserta dari kalangan asosiasi bisnis, investor, aka demisi, pelaku usaha, hingga pemangku kepentingan Swiss untuk memanfaatkan potensi investasi dan kemitraan strategis Swiss-Indonesia di sektor teknologi kesehatan dan Farmasi.

Forum ini menghadirkan pem bicara dari Indonesia dan Swiss, diselenggarakan oleh KBRI Bern, didukung Bank Indonesia London, KADIN Indonesia-Swiss dan Swiss-Asia Chamber of Com merce, mengangkat tema di bidang teknologi kesehatan, keuangan, life sciences, dan hig-tech industries, melibatkan pelaku usaha dari Swiss—untuk menjalin kerja sama dan menjajaki potensi dan peluang investasi di Indonesia. Tema ini selaras dengan delapan prioritas pembangunan nasional Indonesia (Asta Cita), dan Swiss memiliki potensi besar untuk dapat berpartisipasi.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Swiss dan Liechtenstein, Ngurah Swajaya, membuka forum dengan menggarisbawahi kemitraan yang terus berkembang antara Swiss dan Indonesia, utamanya dalam bidang kesehatan dan teknologi. Dengan potensi besar, seperti jumlah penduduk, dan cakupan penduduk 90% pen duduk tercakup dalam Ja minan Kesehatan Nasional (JKN), upaya Indonesia untuk memperkuat sistem kesehatan, ter m asuk mendorong riset, ino vasi dan pengembangan tek nologi kesehatan, termasuk alat-alat kesehatan merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan Swiss. Pasar farmasi Indonesia diproyeksikan mencapai USD 9,6 miliar pada 2028, tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 7,8%. Sementara pasar peralatan medis diperkirakan tumbuh menjadi USD 10,47 miliar pada 2033, dengan tingkat pertumbuhan tahunan 9,1%, dan produksi lokal alat-alat kesehatan berteknologi tinggi juga mengalami peningkatan signifikan di Indonesia.

“Transformasi sistem kesehatan Indonesia membutuhkan inves tasi besar di sektor farmasi dan teknologi kesehatan yang ter integrasi. Ekosistem industri Swiss yang inovatif dapat menjadi mitra strategis untuk mendukung pertumbuhan sektor ini,” ujar Dubes Ngurah.

Hubungan bilateral yang kuat sejak 1951, didukung perjanjian dagang, stabilitas ekonomi, serta bonus demografi menjadikan Indonesia pasar dan mitra inves tasi yang menjanjikan bagi Swiss. Hingga kini, lebih dari 150 pe rusahaan Swiss telah beroperasi di Indonesia, termasuk raksasa farmasi Roche dan Novartis yang menjadi contoh dari komitmen jangka panjang Swiss dalam memperkuat sistem perawatan kesehatan di Indonesia.

Direktur Eksekutif dan Kepala Perwakilan dari Bank Indonesia Lon don, IGP Wira Kusuma, me maparkan gambaran perekono mian Indonesia yang me nun jukkan ketahanan dan prospek pertumbuhan yang positif di te ngah ketidakpastian global dan melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia. Di sisi domestik, transisi pemerintah berjalan lancar dan stabil secara politik. Sektor f iskal difokuskan pada alokasi be lanja yang lebih produktif dengan defisit dijaga di bawah 3% dari PDB.

Sektor riil mencatat pertumbuhan solid di kuartal I dan diproyeksikan tumbuh 4,6 – 5,4% pada 2025 dengan inflasi tetap terkendali.

Sementara sektor keuangan menunjukkan pertumbuhan kredit sebesar 8,8% (YoY) dan risiko kredit yang rendah (NPL 2,17%). Pada Mei 2025, Bank Indonesia menurunkan suku bunga BI sebesar 25 basis poin menjadi 5,5% guna mendukung stabilitas nilai tukar, pengendalian inflasi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Diskusi Panel menyoroti peluang kolaborasi antara Swiss dan Indonesia di bidang life scien ces dan perawatan kesehatan. Menghubungkan kepemimpinan global Basel yang menjadi rumah bagi perusahaan farmasi Swiss dengan pertumbuhan pesat sektor bioteknologi dan kesehatan di Indonesia, serta menggali potensi investasi dan kemitraan strategis.

Forum ini turut membahas ba gaimana kedua negara dapat bersama-sama menjawab ke bu tuhan sektor kesehatan Indonesia yang terus berkembang. Fokus utama meliputi transformasi in dustri digital, manufaktur ber teknologi tinggi, serta adaptasi keahlian Swiss dalam medtech, digital health, dan pembiayaan ke sehatan untuk menciptakan sistem layanan kesehatan yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan. Kolaborasi ini diharapkan mampu menjawab tantangan sistemis sektor kesehatan Indonesia seka li gus menciptakan solusi berke lanjutan yang berdampak luas. Perusahaan farmasi dan pera watan kesehatan Swiss telah me ngembangkan jejak yang kuat, berkontribusi terhadap perluasan infrastruktur perawatan kesehatan dan pasar farmasi Indonesia yang bernilai sekitar USD 7 miliar pada 2023 dan diperkirakan akan bertumbuh sekitar 8-10% setiap tahunnya.

Menuju 75 tahun hubungan bi lateral antara Indonesia – Swiss pada tahun 2026, Indonesia akan menyambut dan menantikan kunjungan Federal Councillor Parmelin bersama delegasi bisnis pada Oktober 2025 mendatang— sebuah momentum strategis untuk memperdalam kerja sama eko nomi kedua negara di masa depan. Total nilai investasi Swiss ke Indonesia selama tahun 2024 me nunjukkan tren kenaikan men jadi sekitar USD 244.9 juta, dengan berlakunya Indonesia-Swiss Bilateral Investment Treaty (BIT), diharapkan akan terus alami kenaikan. Sementara nilai per dagangan Indonesia-Swiss ta hun 2024, tercatat USD 2.37 mi liar, Nilai ini masih dapat di ting katkan lagi, khususnya dengan mengoptimalkan manfaat Indonesia-EFTA CEPA. (opp)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img