spot_img
Tuesday, June 24, 2025
spot_img

Dikabarkan Hilang, Ternyata Sembunyi Karena KDRT

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU– Warga Kota Batu Herlin Kurnia Sari (42) yang sempat diinformasikan hilang saat mengambil rapor anaknya ternyata bersembunyi di rumah keluarga. Herlin yang merupakan ASN berkerja di Cabang Dinas Pendidikan Malang Batu tersebut terpaksa sembunyi karena takut dengan suaminya yang telah melakukan dugaan tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Hal itu tersibak usai Herlin didampingi kuasa hukumnya Sulianto melaporkan suaminya sendiri ke Polres Batu. Laporan tersebut telah terregistrasi dengan Nomor: LPM/419/VII/2025/SPKT/ POLRES BATU/POLDA JAWA TIMUR.

Pelapor (Herlin, red.) mengaku sudah beberapa kali menerima kekerasan fisik dari suaminya yang berinisial AR, termasuk pemukulan di bagian kepala dan wajah yang mengakibatkan trauma dan kondisi psikis yang memburuk. Terakhir kekerasan dilakukan pada Jumat (14/7) Juli di rumahnya Jalan Raya Brantas, No 29 RT 2 RW 1 Kelurahan Ngaglik, Kec/Kota Batu.

“Sebenarnya korban atau pelapor tidak hilang. Namun bersembunyi di rumah keluarga karena suaminya (AR, red.) melakukan KDRT. Kami telah melaporkan suaminya karena telah melakukan pemukulan sebanyak empat kali mengenai bagian wajah, bibir bawah, dahi dan kepala atas. Bahkan saat korban berusaha menangkis, terlapor justru mengancam akan berbuat lebih kejam lagi,” ujar Sulianto usai mendampingi kliennya kepada Malang Posco Media Senin (23/6) kemarin.

Lebih lanjut, Suli menceritakan bahwa cek cok dipicu aras dugaan bahwa korban telah menggadaikan sertifikat rumah, BPKB mobil dan motor, perhiasan anak, serta mengambil uang dari rekening anak tanpa seizin suaminya. Atas hal tersebut perselisihan pun memuncak menjadi kekerasan fisik.

“Usai cek cok dan terjadi KDRT, kemudian pelapor (Herlin, red.) diusir dari rumah oleh terlapor (AR, red.) dengan ancaman dan intimidasi. Klien kami bilang bahwa dirinya boleh pulang ke rumah oleh terlapor setelah urusan diselesaikan,” bebernya.

Atas peristiwa tersebut korban atau pelapor sempat mengalami kondisi fisik yang memburuk seperti mual dan pusing, serta tekanan psikologis yang berat pasca kejadian. Pelapor juga telah menjalani visum usai KDRT terjadi yakni pada 14 Juni 2025. “Kami rasa klien kami juga harus mendapatkan pendampingan dari psikiater karena mengalami trauma berat. Bahkan, karena kondisi tersebut, korban tidak masuk bekerja dan telah izin tidak masuk kerja,” terangnya.

Dengan permasalahan tersebut, Suli dengan tegas membantah bahwa informasi yang disebarkan di media sosial yang menerangkan bahwa pelapor hilang. Ia menegaskan bahwa kabar tersebut tidak benar dan menyesatkan publik.

“Jadi kami tegaskan bahwa klien saya tidak hilang. Yang benar, ia diusir setelah kejadian kekerasan itu dan memilih pergi demi keselamatan diri. Justru terlapor yang membuat laporan orang hilang ke Polsek Batu dan menggunakan nomor ponsel milik kakak pelapor dan asisten rumah tangga korban tanpa izin,” tegasnya.

Atas dugaan penyalahgunaan data pribadi tersebut, pihak keluarga terlapor melalui sang kakak juga berencana menempuh jalur hukum karena merasa dirugikan dan menilai tindakan tersebut membuat keresahan di tengah masyarakat. “Intinya klien saya hanya ingin keadilan dan rasa aman. Sebab ia sampai tidak kerja karena takut dan trauma,” imbuhnya.

Diketahui bahwa sebelumnya Herlin yang berstatus ASN Cabang Dinas Pendidikan Malang Batu dilaporkan hilang. Laporan tersebut di bagikan di grub facebook Rembug Online Batu pada Minggu (22/6) sekitar pukul 12.00 WIB.

Dalam keterangan yang diunggah bertuliskan “dicari orang bernama “Herlin Kurnia Sari”, hilang sejak hari Kamis, 19 Juni 2025, sekitar pukul 09.00 WIB. Alasan awal mau mengambil rapor anak di sekolah.

Ciri-ciri Fisik dan Pakaian Terakhir Dikenakan: Warna kulit putih, memakai kerudung warna coklat, Tinggi badan sekitar 158 cm, Memakai baju batik warna merah, Celana kain warna hitam, Sweater warna cream dengan tutup kepala, Sepatu kets warna hitam, dan Membawa tas ransel berisi laptop dan kartu-kartu ATM. Bagi siapa pun yang melihat atau mengetahui keberadaannya, mohon segera menghubungi nomor ini: 085101330727 / 082131903182.

Namun saat Malang Posco Media konfirmasi ke salah satu nomor tersebut untuk memastikan kebenarannya. Nomor tersebut malah memberikan keterangan bahwa unggahan tersebut tidak bertanggung jawab. “Kurang tahu saya. Itu dicantumkan sama orang yang tidak mau bertanggung jawab,” jawab si pemilik nomor, memberikan tanggapan singkat via pesan singkat. Pernyataan tersebut menimbulkan kecurigaan dan kebingungan di kalangan masyarakat, mengingat unggahan tentang hilangnya Herlin telah terlanjur menyebar luas. (eri/udi)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img