MALANG POSCO MEDIA, MALANG– Perkembangan era digital telah mengubah paradigma dalam dunia pendidikan dan ekonomi. Digital marketing kini tidak hanya menjadi alat promosi bisnis, namun juga menjadi strategi penting dalam meningkatkan daya saing, baik bagi dosen maupun mahasiswa.
Ini diungkapkan Rosyida Rahmah, Founder Sobat UKM Indonesia saat acara pelatihan literasi digital marketing untuk inovasi, daya saing dosen dan mahasiswa di era ekonomi digital, Selasa (24/6) di Gedung Kuliah Bersama 2 UMM.
Pelatihan yang menggandeng BRI tersebut, diikuti dosen hingga mahasiswa angkatan 2024 Prodi D3 Perbankan dan Keuangan Fakultas Vokasi UMM. Dipaparkan Rosyida, kampus sebagai pusat pengembangan ilmu dan inovasi didorong untuk memperkuat keterampilan digital marketing.
Dengan menguasai kemampuan ini, dosen dapat memperluas hasil riset dan pengabdian kepada masyarakat lebih luas. “Sementara itu, mahasiswa akan lebih siap menghadapi dunia kerja, mampu bersaing di tengah derasnya arus digitalisasi,” terang dia.
Menurutnya lagi, peningkatan keterampilan digital marketing juga turut membantu mahasiswa bersaing di sektor kreatif, startup, serta UMKM digital. “Contoh saat ini, media sosial sangat memiliki pengaruh. HP sama dengan mesin uang,” lanjutnya.
“Para dosen berperan penting dalam membimbing mahasiswa menyusun proyek inovatif berbasis digital, termasuk dalam bidang kewirausahaan dan pengembangan konten teknologi,” terangnya lebih jauh.
“Integrasi digital marketing turut memperkuat program MBKM, seperti magang industri, proyek independen, dan kewirausahaan mahasiswa,” tambah wanita yang mengungkapkan betapa pentingnya literasi digital marketing ini.
Melalui bekal keterampilan itu, kata dia, mahasiswa dapat merancang proyek yang berdampak ekonomi dan sosial secara nyata. “Dosen juga berperan sebagai mentor yang handal dalam ekosistem inovasi kampus,” ujarnya.
Yang menarik, masih menurut Rosyida, digital marketing menciptakan ruang kolaborasi antara dosen, mahasiswa, pelaku industri, dan masyarakat. “2025 itu milik mereka yang bisa ngonten. Bukan yang paling pintar, tapi yang paling bisa menyampaikan,” tegas dia.
“Inovasi lintas sektor tersebut juga membutuhkan pemahaman terkait platform digital, strategi pemasaran konten, analisis data, serta pengelolaan media sosial secara profesional. Nah, kalau belum mulai dari sekarang, kita rugi,” tutup dia. (mar/udi)