spot_img
Thursday, June 26, 2025
spot_img

Lagu Anti Perang

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Perang antara Iran dan Israel pecah. Campur tangan Amerika Serikat bikin ekskalasi serangan semakin masif. Serangan senjata rudal balistik telah memorakporandakan banyak bangunan vital. Aneka video kehancuran akibat perang membanjiri laman media sosial (medsos). Tangis dan kesedihan korban perang terekam kamera dan beredar lewat media memantik simpati warga dunia. Lagu anti perang pun ramai diperdengarkan oleh banyak orang yang rindu perdamaian.

          Lewat sebuah lagu, banyak musisi berusaha menjahit perdamaian. Perang antara Iran dan Israel, baik secara langsung maupun melalui perang proksi (proxy war), telah memakan banyak korban. Ketika bom diledakkan, saat sirene berbunyi di Tel Aviv dan tangisan anak-anak memenuhi lorong pengungsian di Rafah, dunia kembali diingatkan bahwa kemanusiaan masih kalah oleh kebencian.

Tak hanya gedung-gedung yang runtuh, tapi juga harapan, kemanusiaan, dan suara-suara yang selama ini merindukan perdamaian.

          Di tengah sengitnya peperangan, sejumlah lagu anti peperangan muncul di media massa. Beberapa lagu itu di gunakan sebagai musik latar liputan perang di beberapa stasiun televisi dan radio.

          Aneka lagu anti perang juga banyak diunggah netizen lewat beragam akun medsos. Lagu anti perang itu hidup lewat headphone pedengarnya, di panggung-panggung kecil, di akun TikTok, YouTube, Meta, IG, X, status WhatsApp dan aneka platform medsos lainnya.

Lagu sebagai Ruang Rasa

          Munculnya lagu anti perang sesungguhnya merupakan perlawanan paling halus namun paling jujur terhadap kekejaman perang. Lagu anti perang mengingatkan kita bahwa konflik bukan sekadar persoalan politik luar negeri. Ia adalah luka yang nyata yang tak akan sembuh jika yang dibangun hanyalah dinding, bukan jembatan. Sikap egois, pingin menang sendiri, dan adu kuasa masih jadi panglima bagi sejumlah pemimpin.

          Lagu anti perang bisa saja berbentuk musik balada, pop, rock, folk, rap, ska, reggae, dangdut, kosidah, dan genre lain. Esensinya, lagu anti perang bukanlah genre musik, melainkan sikap moral. Semua lagu anti perang itu menolak kekerasan sebagai jalan keluar. Sejumlah musisi dari seluruh penjuru dunia telah membuat lagu anti perang dalam berbagai genre musik dan bahasa sebagai bentuk kritik atas terjadinya perang.

          Dalam sejarah dunia, banyak musisi yang menciptakan lagu anti perang sebagai bentuk protes dan seruan nurani. John Lennon melalui lagu bertajuk “Imagine” telah menjadi nyanyian yang melampaui zaman. Lagu berjudul “Hill the World” dari Michael Jackson mengusung ajakan agar dunia bebas dari penderitaan dan kebencian. Lagu “One” dari U2 menyuarakan rekonsiliasi dan perdamaian. Lagu “Blowin in the Wind” (Bob Dylan) menjadi ikon perlawanan terhadap Perang Vietnam. The Cranberries lewat lagu “Zombie” juga menyuarakan pesan anti perang.

          Sejumlah lagu dari musisi tanah air juga tak ketinggalan menyuarakan pesan anti perang. kelompok musik kasidah Nasida Ria misalnya. Kelompok musik yang beranggotakan para perempuan ini membuat lagu berjudul “Bom Nuklir” yang dirilis tahun 1990 dan dirilis ulang tahun 2023. Kelompok kasidah ini juga membuat lagu yang berjudul “Perdamaian” yang syairnya menyejukkan di tengah bara api peperangan.

          Sejumlah musisi lain seperti Iwan Fals, Franky Sahilatua, Navicula, dan sejumlah musisi lain juga membuat lagu anti perang. Iwan Fals misalnya, secara langsung maupun simbolik ia menyuarakan penolakan terhadap perang, kekerasan, dan penderitaan akibat konflik bersenjata. Tak sedikit lagu anak negeri menyuarakan kritik terhadap kekerasan struktural, militerisme, represi, dan penderitaan rakyat akibat konflik sosial dan politik.

          Dalam konteks konflik Iran dan Israel, lagu anti perang kembali terasa relevan. Bukan karena ia menawarkan solusi instan, tetapi karena lagu tersebut menawarkan ruang rasa yakni sesuatu yang sering hilang di tengah perang narasi, debat ideologis, dan kampanye digital yang membelah dunia menjadi “kami” dan “mereka.” Ruang rasa yang dibangun lewat lagu bisa menumbuhkan kesadaran, simpati, kepedulian, dan perdamaian.

Tumbuhkan Solidaritas

          Di era digital saat ini, lagu anti perang punya peluang dalam menyuarakan perubahan. Platform medsos seperti TikTok, YouTube, Meta, IG, X, WhatsApp dapat mempercepat penyebaran lagu lintas negara dan bahasa. Satu bait lagu bisa berubah jadi simbol solidaritas global. Potongan lirik lagu bisa disandingkan dengan video (footage) korban perang, lalu diulang dan dibagikan oleh jutaan orang. Jadilah video anti perang itu viral dan mampu menumbuhkan solidaritas global.

          Di tengah gemuruh senjata roket, rudal, bom nuklir, dan hiruk-pikuk perang narasi di medsos, lagu-lagu anti perang hadir sebagai pengingat bahwa suara hati manusia belum mati. Lagu memang tak seketika mampu menghentikan perang. Tetapi lewat irama dan syair lagu dapat membangkitkan solidaritas, empati, menyatukan rasa, dan menggugah kesadaran moral. Lagu anti perang adalah seruan nurani yang melintasi batas negara, agama, dan ideologi.

          Melalui media digital, lagu-lagu anti perang menemukan ruangnya yang baru. Aneka lagu bisa dibagikan, dinyanyikan ulang, dan dijadikan simbol perlawanan tanpa senjata. Ia bukan hanya hiburan, tapi bentuk advokasi kultural. Saat dunia makin terpecah oleh konflik, menyebarkan lagu yang memuliakan perdamaian adalah tindakan sederhana tapi bermakna. Lagu anti perang bisa memainkan peran sebagai media pendekatan kultural yang turut berperan dalam meredakan konflik dan peperangan.

          Di tengah dunia yang masih terjadi perang, lagu-lagu anti perang memberi kita ruang untuk bernapas, berpikir, dan merasakan kembali sisi manusiawi kita. Lagu tak menggantikan diplomasi, tapi ia bisa mendahului rekonsiliasi. Saat dunia kehilangan arah, mungkin yang kita butuhkan bukan hanya strategi dan senjata, tapi satu lagu yang menyentuh hati jutaan manusia dan mengingatkan bahwa perdamaian masih mungkin diperjuangkan.           Dalam sebait lagu yang tulus, ada kekuatan untuk menunda satu peluru, menyelamatkan satu nyawa, dan mengingatkan kita bahwa manusia diciptakan bukan saling memusnahkan, tapi untuk saling menjaga. Salam damai, peace.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img