spot_img
Saturday, June 28, 2025
spot_img

Psikologi Positif Bangun Sekolah Ramah Anak

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Sekolah ramah anak mengharuskan adanya sinergi antara guru, sekolah, dan komunitas untuk menciptakan lingkungan yang aman, mendukung, dan inklusif bagi anak. Melalui kebijakan yang mendukung, pendekatan yang penuh empati, serta fasilitas yang memadai, salah satunya sekolah dapat menjadi tempat yang tidak hanya mendidik secara akademis, tetapi juga mendukung perkembangan karakter dan kesejahteraan anak secara holistik.

Psikologi positif di sekolah berfokus pada pengembangan kekuatan karakter, kesejahteraan psikologis, dan pengalaman positif dalam konteks pendidikan. Pendekatan ini melibatkan penekanan pada optimisme, rasa syukur, keberanian, kebijaksanaan, keterampilan sosial, dan empati untuk menciptakan lingkungan yang mendukung motivasi intrinsik dan kebahagiaan siswa.

Menurut Martin Seligman, seorang pelopor dalam psikologi positif, konsep ini berfokus pada tiga area utama dalam kehidupan individu. Pertama, kesejahteraan individu (positive emotions). Kedua, keterlibatan dan pengalaman flow dan ketiga makna dan tujuan dalam belajar.  

Adapun prinsip Psikologi Positif di Sekolah memiliki beberapa unsur. Di antaranya kekuatan karakter (character strengths), pengembangan kekuatan karakter membantu siswa tidak hanya untuk mencapai tujuan akademik, tetapi juga untuk berkembang secara pribadi. (Misalnya, dengan menggunakan metode berbasis kekuatan seperti StrengthsFinder), yang mana nantinya akan memunculkan sikap positif yang dikenali siswa sendiri. Seperti sikap optimis dan sikap memutuskan serta merencanakan tujuan yang realistis.

Untuk mengimplementasikan psikologi positif di sekolah memerlukan beberapa strategi. Antara lain pelatihan guru tentang psikologi positif, kurikulum basis penguatan karakter dan penyelenggaraan kegiatan positif.

Adapun pengembangan potensi positif siswa, menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan emosional dan sosial, serta meningkatkan keterlibatan mereka dalam pembelajaran. Penerapan psikologi positif tidak hanya mendukung prestasi akademik, tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menjadi individu yang sehat secara emosional, sosial, dan mental dimasa depan.           Lingkungan sekolah yang dirancang untuk memastikan bahwa semua anak memiliki akses untuk berkembang secara optimal dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Hak setiap anak untuk mendapatkan pendidikan yang tidak hanya bersifat akademis, tetapi juga holistik dan penuh perhatian terhadap kebutuhan emosional serta sosial. Dan semua hal ini akan melahirkan Sekolah Ramah Anak (SRA) yang berkualitas.

Guru memiliki peran sangat penting di sekolah ramah anak. Sebagai figur yang berinteraksi langsung dengan siswa setiap hari, guru berperan dalam memastikan bahwa hak-hak anak terlindungi, dan siswa merasa dihargai serta diperlakukan dengan penuh perhatian. Seperti membina relasi positif dengan siswa, menyediakan dukungan sosial dan emosional, mengajarkan dan menumbuhkan karakter positif.

Selain itu guru juga sebagai activator. Guru yang menggerakkan dan membangkitkan atau menstimulasi keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar yang bermakna, reflektif, dan menyenangkan. Tidak hanya memberikan materi, tetapi menghidupkan rasa ingin tahu, memantik pemikiran kritis, Mendorong siswa untuk mengeksplorasi pengetahuan secara mendalam.    Guru berperan menghidupkan pembelajaran, membangkitkan semangat siswa untuk berpikir, merasa, dan bertindak aktif dalam belajar. Peran ini menjadikan pembelajaran lebih mindful (belajar dengan sadar dan   reflektif), meaningful (belajar yang bermakna dan relevan), dan joyful (belajar yang menyenangkan). Ini sejalan dengan semangat deep learning dan sekolah ramah anak.

Guru juga sebagai kolaborator (kolaborasi dengan siswa sebagai mitra belajar, mendorong kolaborasi antar siswa, dan kolaborasi antar guru sebagai pembelajar). Guru berperan sebagai mitra belajar yang terbuka untuk berdialog, berbagi peran, dan membangun hubungan yang saling mendukung. Guru tidak berjalan sendiri sebagai sumber pengetahuan utama, melainkan bekerja bersama siswa, sesama guru, dan komunitas untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna.  

Selain guru, sekolah juga memiliki peran penting dalam menciptakan SRA. Di antaranya dengan menyusun kebijakan sekolah yang mendukung, membangun lingkungan fisik yang mendukung, penyediaan layanan kesehatan dan konseling. Saat ini masih banyak sekolah yang secara tidak sadar menerapkan pola pendidikan yang menekankan pada hukuman, tekanan akademik, dan kurangnya perhatian terhadap kebutuhan emosional siswa.

Strategi Deep Learning menjadi salah satu pendekatan  positif untuk membangun sekolah yang ramah bagi anak. Sebab dengan menggunakan deep learning proses belajar yang bermakna dan reflektif. Mendorong siswa untuk menghubungkan pengetahuan dengan pengalaman hidup, menekankan pada pemahaman nilai, sikap, dan emosi, bukan hanya hafalan, mendorong critical thinking, kolaborasi, dan empati.

Keberhasilan tidak diukur hanya dari capaian akademik, melainkan dari perkembangan pribadi secara utuh. Peran deep learning sangat penting dalam pembentukan karakter siswa karena tidak hanya berfokus pada capaian akademik, tetapi juga mengembangkan kesadaran diri, empati, nilai-nilai moral, dan tanggung jawab sosial. 

Dengan kata lain, deep learning mendukung pembelajaran yang menyentuh aspek kognitif, afektif, dan sosial, yang merupakan fondasi utama pembentukan karakter. Dengan ini siswa dapat membangun kesadaran diri dan nilai-nilai serta mengembangkan empati dan toleransi kemudian dapat menumbuhkan sikap betanggung jawab dan kolaboratif sehingga dapat mendorong kemandirian dan integritas.(*)

KUTIPAN //

‘’Prinsip Psikologi Positif di Sekolah memiliki beberapa unsur. Di antaranya kekuatan karakter (character strengths), pengembangan kekuatan karakter membantu siswa tidak hanya untuk mencapai tujuan akademik, tetapi juga untuk berkembang secara pribadi.’’

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img