MALANG POSCO MEDIA, Jakarta – Nilai tukar (kurs) rupiah diprediksi menguat seiring respons positif pasar terhadap meredanya ketegangan di Timur Tengah. Hal ini menyusul adanya gencatan senjata antara Iran dengan rezim Israel.
Demikian dinyatakan Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra.
“Pasar masih menanggapi positif meredanya ketegangan di Timur Tengah dengan adanya gencatan senjata antara Israel dan Iran yang dimediasi oleh AS (Amerika Serikat),” ujarnya di Jakarta, hari Senin ini.
Pada pagi ini, pasar saham regional Asia yang terlihat cukup positif menandakan nilai tukarnya menguat terhadap dolar AS. Hal ini mengindikasikan minat pasar terhadap risiko yang cukup baik, antara lain dipengaruhi gencatan senjata Iran dengan rezim Israel.
Sentimen lainnya berasal dari kesepakatan dagang tercapai antara AS dengan China, sehingga memberikan sentimen positif ke pasar.
Isu terkait persetujuan anggaran AS juga bisa menjadi tekanan bagi dolar AS karena perdebatan keras di Senat yang berpotensi membuat anggaran tertunda.
“Anggaran ini juga menambah utang AS sebesar 3,3 triliun USD (dolar AS),” kata Ariston.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, kurs rupiah diprediksi menguat ke arah Rp16.150-Rp16.120 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Senin pagi di Jakarta melemah sebesar 2 poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.197 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.195 per dolar AS.(ntr/nug)