spot_img
Tuesday, July 1, 2025
spot_img

AKP Totok Hariyanto, Tak Kenal Lelah Menjaga Rohani Masyarakat

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Berangkat dari ‘Juru Nikah’, kini tak kenal lelah cerahkan masyarakat. Sosok Bhayangkara Sejati terpancar dari AKP Totok Hariyanto yang mengabdi sebagai sosok penegak hukum yang peduli dengan pembinaan karakter masyarakat melalui keagamaan. Tak kenal lelah bersafari, mengisi keilmuan religi masyarakat Malang, sebagai ‘obat’ hati untuk membangun karakter masyarakat madani.

Pria yang merupakan warga Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing Kota Malang itu , selalu menyempatkan waktunya di senja untuk berkeliling berbagi ilmu. Melepas seragam Polri, berganti menjadi jubah dan busana muslim, AKP Totok menjalankan peran lainnya sebagai guru ngaji, penyejuk batin, dan ‘Abah’ bagi warga sekitar.

Bagi masyarakat di lingkungannya, AKP Totok bukan sekadar anggota Polresta Malang Kota. Ia adalah sosok yang bisa diandalkan saat sedih maupun bahagia. Seseorang yang siap datang ketika banyak yang pergi. Dari pengobatan rohani, mediasi rumah tangga, hingga membantu warga membangun usaha kecil, semua ia jalani tanpa pamrih, dan dibiayai sendiri olehnya.

Perjalanan Totok dalam kegiatan keagamaan dan sosial sebenarnya bermula dari tugas administratif di bagian Binrohtal dan keperluan nikah anggota Polri. Awalnya ia hanya bertugas mencatat, mendampingi, atau memfasilitasi. Namun suatu ketika, ia diminta mendampingi seorang Bhayangkari senior yang tengah menghadapi masalah rumah tangga.

“Saya sempat ragu, apakah saya mampu. Tapi saya jalani. Dari situ saya merasa panggilan itu datang bukan dari instansi, tapi dari hati,” ungkapnya sembari mengenang masa itu.

Sejak saat itu, ia memberanikan diri untuk aktif memberikan pendampingan rohani, bahkan hingga ke kalangan tahanan dan masyarakat umum. Ia tidak hanya mengajar membaca Al-Qur’an, tetapi juga menanamkan nilai kehidupan. Menanamkan rasa sabar, ikhlas, dan bertanggung jawab, kepada masyarakat.

Panggilan sosial dari hatinya kian menguat. Bahkan, sosok ‘Abah’ bagi masyarakat ini, Di luar tugas institusi, AKP Totok kerap melakukan tindakan nyata untuk membantu ekonomi warga sekitar.

Tanpa banyak bicara, seketika dirinya menyumbangkan modal Rp7 juta kepada pengurus RT. Dirinya menyebutkan agar bisa membantu warga membuka usaha kecil mulai dari jualan kue, bakso, hingga ternak lele.

“Saya ingin mereka punya harapan hidup. Saya tahu rasanya dihimpit ekonomi. Kalau bisa bantu, ya bantu sampai tuntas,” kata pria berusia 55 tahun, itu.

Disiplin, bagi AKP Totok, bukan hanya semboyan. Ia menjalaninya setiap hari, termasuk dalam ibadah dan keteladanan kepada anak muda. “Saya tidak pernah ingin dinilai dari pangkat. Saya ingin dari hati bagaimana saya hadir saat dibutuhkan,” ujar alumnus SMAN 7 Malang, ini.

Tak hanya itu, sosoknya yang membaur dengan masyarakat juga dikenal karena setiap malam Jumat, ia rutin memimpin pengajian di rumahnya. Selain sebagai wadah meningkatkan iman dan taqwa, juga tempat para pemuda berkumpul, bertukar pikiran, dan mendapatkan semangat hidup baru.

Meskipun jarang diketahui masyarakat, sosok AKP Totok yang nyata menunjukkan pengabdian terbaik untuk masyarakat, juga berprestasi. Di bidang non-operasional, dirinya ternyata berhasil menyabet berbagai predikat luar biasa.

Dirinya pernah menyabet Juara MTQ tingkat Polda Jatim, Juara lomba Khatib Jumat tingkat Polda Jatim, Juara pidato pendek TNI-Polri tingkat Jawa Timur dan turut memmbantu Polresta Malang Kota Penerima penghargaan IKPA terbaik dari KPPN Malang.

Namun, prestasi-prestasi itu tak pernah ia pamerkan. “Saya hanya ingin terus belajar. Selama masih bisa bermanfaat, saya akan jalan terus,” ucapnya sederhana.

Bagi AKP Totok, menjadi polisi adalah jalan hidup yang harus dijalani secara profesional dan berintegritas. Tapi menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain, itulah prinsip hidup yang ia pegang teguh sampai kapanpun.

“Polisi itu bukan hanya tentang seragam dan kewenangan. Tapi juga tentang kepekaan, keikhlasan, dan tanggung jawab sosial. Saya ingin mengabdi bukan hanya karena pangkat, tapi karena hati,” pesannya.

Satu momen yang tak pernah ia lupakan adalah ketika bertemu seorang anak kecil yang menjual tisu di perempatan lampu merah. Anak itu tak meminta uang, hanya berkata, ‘Doakan saya ya, Pak Polisi, biar bisa sekolah lagi’ kepadanya.

“Waktu itu saya nangis. Rasanya hancur. Ini anak tidak minta uang, tapi minta doa. Itu artinya dia percaya sama saya,” cerita AKP Totok dengan suara sedikit bergetar.

Perwira Polri yang mengemban amanah sebagai Kasi Keuangan Polresta Malang Kota itu, percaya bahwa keamanan dan ketertiban tidak hanya dibentuk dengan patroli dan razia. Akan tetapi dirinya juga mengatakan, bahwa kedisiplinan, kebaikan dari hati yang dipenuhi ilmu dan iman. (rex/nug)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img