spot_img
Tuesday, July 1, 2025
spot_img

NPL Masih Tinggi, OJK Malang Soroti Risiko Kredit Mikro

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kinerja Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di wilayah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang menunjukkan pertumbuhan positif pada awal 2025. Pinjaman yang disalurkan tercatat tumbuh sebesar 7,37 persen secara year to date (ytd), mencapai Rp 11,31 miliar hingga akhir Triwulan I 2025.

Namun, pertumbuhan tersebut masih dibayangi oleh tingginya risiko kredit bermasalah. OJK mencatat tingkat kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) LKM berada di angka 19,98 persen. Angka ini dikategorikan masih tinggi dan menjadi perhatian serius otoritas.

“Ada kecenderungan pelaku usaha mikro yang banyak berpendapatan tidak tetap. Dan masih ada usaha mikro yang manajemen keuangannya belum terlatih. Ini menjadi salah satu penyebab debitur belum bisa membayar cicilan pinjaman tiap bulannya dengan lancar untuk usaha,” kata Kepala OJK Malang, Farid Faletehan keapad Malang Posco Media, kemarin.

Menurutnya, penurunan daya beli masyarakat juga menjadi faktor yang memperburuk ketahanan usaha mikro. OJK mencatat kondisi tersebut menyebabkan para pelaku UMKM lebih rentan dalam menjaga stabilitas pendapatan dan mengelola keuangan bulanan.

Tingginya NPL tidak hanya berdampak pada para debitur, tetapi juga pada keberlanjutan LKM itu sendiri. Likuiditas bisa terganggu karena pemasukan dari pinjaman macet, sementara debitur yang mengalami kredit macet akan kesulitan memperoleh pinjaman di masa mendatang.

“Kami memandang masih banyak warga belum memahami risiko utang, perhitungan bunga, dan manajemen peminjaman. Perhitungan masih tidak tepat sehingga mengganggu kelancaran pembayaran angsuran,” tegas Farid.

Sebagai upaya mengatasi permasalahan tersebut, OJK Malang terus menggencarkan literasi keuangan, terutama bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Berbagai seminar pengelolaan keuangan digelar untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang manajemen pinjaman.

Sementara itu, pelaku UMKM di lapangan mulai merasakan dampak dari penurunan daya beli. Salah satunya adalah Afifah, pedagang makanan jadi di Pasar Sawojajar. Ia mengakui omzet usahanya mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir, dibandingkan tahun lalu.

“Sekarang kok agak sepi ya. Sehari jual paling 30 porsian saja. Kalau weekend baru agak ramai tetapi sepertinya sama saja. Tidak seperti tahun lalu. Tahun lalu masih lumayan bisa jual 50 lebih porsi setiap hari,” tegas Afifah kepada Malang Posco Media kemarin. Meski omzet menurun, Afifah tetap mempertahankan harga dan porsi jualannya. Ia menyebut, masyarakat kini lebih berhati-hati dan berhemat dalam pengeluaran sehari-hari, yang berdampak langsung pada pendapatan pedagang kecil seperti dirinya. (ica/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img