spot_img
Thursday, July 3, 2025
spot_img

Kondisi Pasar Besar Makin Memprihatinkan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Komisi B  Sidak Bangunan Geleng Kepala, Ketua Dewan Sambangi Korban Tembok Ambrol

MALANG POSCO MEDIA-Kondisi Pasar Besar Malang (PBM) makin memprihatinkan. Setelah ambrol dan melukai pedagang, DPRD Kota Malang membeber kondisi pasar terbesar di Malang Raya itu. (baca grafis)

Sebelumnya tembok lantai 3 PBM ambrol. Menimpa seorang pedagang hingga mendapat perawatan di rumah sakit. 

Seperti diberitakan sebelumnya, peristiwa itu terjadi  Selasa (1/7) siang. Meski ada terpal, namun material seukuran dua meter yang ambrol itu sampai melukai pedagang pisang yang diketahui bernama Siti Fatimah, warga Buring Kedungkandang.

Kepala, tangan dan kaki kirinya terluka dan mengeluarkan darah cukup banyak. Sehingga ia langsung dilarikan ke RS Panti Nirmala dengan diangkut bentor oleh saudaranya.

DPRD Kota Malang langsung bergerak. Komisi B langsung meninjau lokasi, Rabu (2/7) kemarin.

Kunjungan wakil rakyat itu untuk melihat secara langsung kondisi fisik bangunan PBM. Hasilnya, sejumlah sudut bangunan memang sudah mengkhawatirkan.

Ketua Komisi B DPRD Kota Malang Bayu Rekso Aji yang memimpin peninjauan tersebut, mendesak Pemkot Malang segera melakukan penanganan cepat jangka pendek untuk menghindari potensi jatuhnya korban lagi.

“Kami merekomendasikan untuk sementara ini (tembok) yang dari ujung utara sampai selatan sekalian dibongkar saja. Agar tidak membahayakan. Karena pembangunan revitalisasi Pasar Besar masih tergantung dengan pusat, jadi belum bisa memastikan kapannya,” urai Bayu.

Sementara untuk jangka panjangnya, ia   mendesak agar PBM segera direvitalisasi. Sebenarnya rencana untuk revitalisasi dengan membongkar secara penuh bangunan pasar, sudah diproses sejak beberapa tahun lalu. Bahkan prosesnya sudah dicoba dua kali dengan rencananya memanfaatkan APBN.

Di periode pertama, setelah semuanya disiapkan, sebenarnya alokasi dari APBN sudah akan dianggarkan. Namun sayangnya tidak bisa berlanjut lantaran adanya penolakan dari sebagian pedagang.

“Kami dari Komisi B sejak awal sepakat untuk dibongkar. Cuma, memang kan problemnya ada penolakan (dari pedagang). Sebenarnya ini kan sudah berproses dua kali. Di periode sebelumnya, sudah mau ada anggaran dari pusat, cuma tiba-tiba ada surat penolakan (dari pedagang) ke pusat. Akhirnya kan ‘mental’ (tidak jadi) itu,” ungkap Bayu.

Hampir sama dengan periode pertama, proses revitalisasi periode kedua telah dijalankan, lalu juga kembali ditolak oleh sebagian pedagang dengan masuknya surat penolakan ke kementerian terkait.

Namun pada periode kedua ini belum sepenuhnya rampung prosesnya lantaran adanya Inpres terkait efisiensi anggaran yang tengah dicanangkan pemerintah pusat. Sehingga sampai saat ini belum ada kejelasan terkait rencana revitalisasi.

“Yang periode kedua ini, kami sudah berproses ke pusat, dikawal oleh Pak Pj Wali Kota Malang  Iwan Kurniawan waktu itu dan kami ketemu Pak Sekjen  PU Pak Fattah, sudah sanggup untuk mengawal. Cuma akhirnya kan muncul Inpres 1/2025. Terus juga Kementerian PUPR sekarang dipecah, ada Kementerian PU sendiri, ada Kementerian Perumahan Rakyat sendiri,” ungkap Bayu.

Berdasarkan pengamatan, kondisi Pasar Besar Malang memang cukup memprihatinkan. Dari kondisi non-fisik saja, jauh dari kata nyaman karena kondisinya kotor, becek, dan bau kurang sedap. Sedangkan kondisi fisiknya, banyak retakan tembok di beberapa sudut, bocor, lantai pecah-pecah, kolom pondasi retak, hingga banyak tumbuhan menutupi di lantai atas.

Tembok yang sebelumnya ambrol, ternyata merupakan sebuah tembok pagar yang didesain sebagai pot tanaman. Sayangnya, tembok berupa pot itu pecah karena tanamannya tumbuh makin besar dan merusak struktur bangunannya. Kerusakan itu, ternyata juga ditemukan di beberapa titik lain.

Dengan kejadian kemarin, membuktikan bahwa konstruksi bangunan PBM  perlu direnovasi total. Buktinya, saat kejadian tidak ada angin kencang ataupun hujan lebat. Hal ini menandakan kondisi bangunan sudah perlu dibongkar. Bayu tidak ingin ada jatuh korban lagi, apalagi taruhannya nyawa.

“Kemarin saya komunikasi dengan Pak Wali Kota Malang. Ya ini sedang komunikasi intens, yang diwakilkan oleh Pak Wakil Wali Kota, Pak Ali. Juni-Juli ini infonya akan ada kepastian dari APBN,” beber dia.

Sembari menantikan kepastian dari pusat itu, Bayu juga berupaya mengoptimalkan komunikasi ke pusat melalui jalur wakil rakyat. Supaya ada percepatan dan kepastian untuk revitalisasi. Disamping itu,  ia juga tetap mendorong agar pemerintah bisa membangun komunikasi yang baik dengan pedagang PBM, terutama yang menolak rencana revitalisasi tersebut.

“Tetap pendekatan itu perlu. Tetapi kan logika sederhananya, ini kan Barang Milik Daerah. Kecuali mungkin kayak Pasar Dinoyo, MOG yang dikerjasamakan. Kalau ini kan ibaratnya kalau kita punya rumah kos, sudah mau hancur, itu kan hak kita untuk memperbaiki itu,” tutur dia.

Penolakan dari sebagian pedagang ini, diyakini Bayu bisa diatasi dengan baik. Sebab secara prinsip, para pedagang itu juga menginginkan sebuah pasar yang nyaman dan bagus. Hanya saja ia memahami masih ada sejumlah kekhawatiran pedagang yang perlu diberi pemahaman oleh Pemkot Malang.

“Bukan apa-apa, kekhawatiran pedagang kalau sudah jadi, bedaknya akan beli lagi, jumlah pedagangnya bertambah, dan segala macam, kami Komisi B, istilahnya akan pasang badan karena nggak seperti itu. Kami pastikan kalau memang itu anggaran APBN, kalau nanti sudah terbangun, ya nanti masuk lagi akan gratis,” tegasnya.

Usai peninjauan, Komisi B DPRD Kota Malang bersama Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang bergeser ke RS  Panti Nirmala untuk menjenguk korban yang sebelumnya mengalami luka di kepala, tangan dan kaki, perlahan kondisinya mulai membaik.

Kepala Bidang Perdagangan Diskopindag Kota Malang, Luh Putu Eka Wilantari menjelaskan, pasca kejadian kemarin pihaknya langsung membuat garis pembatas dan spanduk peringatan agar warga pasar maupun pengunjung bisa lebih waspada dan hati-hati.

Untuk membongkar tembok dari sisi utara hingga selatan, pihaknya saat ini tengah berkoordinasi dengan pimpinan untuk membahasnya. Termasuk kemungkinan relokasi sejumlah pedagang jika berdampak.

“Nah kalau untuk revitalisasi, kan memang kami masih menunggu ya. Proses untuk pendanaan kan di Kementerian PU. Nah, itu masih berproses. Nanti itu akan diulang lagi oleh Pak Wali dan Pak Wawali untuk yang kali ini,” ujar Eka, sapaannya.

Untuk penanganan lain seperti pembersihan, Eka memastikan bisa dilakukan karena telah berkoordinasi dengan perangkat daerah yang lain.

“Kami sudah koordinasi dengan DLH untuk nanti pembersihan. Terutama tanaman-tanaman di lantai 3 yang perlu kami bersihkan,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang

Amithya Ratnanggani Sirraduhita juga turun tangan. Mia, sapaan akrab Amithya Ratnanggani Sirraduhita kemarin membesuk korban, Siti Fatimah  di RS Panti Nirmala. Mia memberi perhatian serius terhadap kejadian di PBM itu. Ia pun memberi arahan kepada komisi teknis, Komisi B dan juga berkomunikasi langsung dengan wali kota. “Kami minta segera ada tindaklanjut. Segera diperbaiki dilihat lagi mana-mana bagian pasar yang perlu segera ada perbaikan. Prinsipnya harus melindungi pedagang dan pembeli di Pasar Besar. Harus beri rasa aman dan nyaman,” tegas Mia.(ian/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img