MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kota Malang mengalami inflasi tahunan sebesar 2,11 persen (year on year/yoy) pada Juni 2025. Inflasi ini terutama dipicu oleh kenaikan harga sayur-sayuran dan emas perhiasan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang pada Juni 2025 mencatat inflasi bulanan sebesar 0,38 persen (month to month/mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi 0,21 persen (mtm).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, Febrina, menyampaikan bahwa inflasi pada periode ini didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang memiliki andil sebesar 0,31 persen (mtm). Sementara itu, inflasi tertahan oleh kelompok transportasi yang justru mengalami deflasi dengan andil minus 0,03 persen (mtm).
“Berdasarkan komoditas penyebabnya, inflasi terbesar Kota Malang didorong oleh kenaikan harga komoditas cabai rawit, kacang panjang, emas perhiasan, telur ayam ras, dan bawang merah,” papar Febrina.
Ia menjelaskan, lonjakan harga cabai rawit, kacang panjang, dan bawang merah terjadi akibat peningkatan permintaan selama momen Idul Adha, sementara pasokan terbatas karena masih awal musim tanam. Sedangkan, kenaikan harga telur ayam ras disebabkan meningkatnya biaya pakan dan produksi.
“Kenaikan harga emas perhiasan mengikuti tren kenaikan harga komoditas emas global,” tambah Febrina.
Di sisi lain, laju inflasi tertahan oleh sejumlah komoditas yang mengalami penurunan harga, di antaranya bawang putih, bensin, pisang, tarif ojek online, dan jeruk.
“Penurunan harga bawang putih didorong oleh realisasi impor yang meningkat serta distribusi yang baik. Penurunan harga pisang, dan jeruk terjadi seiring dengan terjaganya pasokan di tengah aktivitas panen,” tegas Febrina.
Ia juga menyampaikan bahwa turunnya harga bensin dipengaruhi oleh penyesuaian harga BBM non-subsidi, seperti Pertamax Series dan Dex Series, yang mulai berlaku di Jawa Timur sejak 1 Juni 2025. Kondisi ini turut menyebabkan penurunan tarif kendaraan roda dua online. (ica/aim)