MALANG POSCO MEDIA – Tak ada satu pun yang mau mengalami musibah. Baik di darat, laut, atau pun udara. Termasuk saat mendaki gunung dengan segala tujuannya. Balai Besar Taman Nasional pun terus berbenah menyempurnakan segala standar operasional prosedur (SOP) bagi wisatawan dan pengunjung.
Seperti Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang sudah memberlakukan gelang pelacak berteknologi Radio Frequency Identification (RFID) bagi wisatawan yang melakukan aktivitas pendakian di Gunung Semeru. Aturan ini sudah diberlakukan sejak Juni 2025. Tujuan gelang RFID ini untuk mempermudah pelacakan posisi pendaki, terutama jika terjadi kondisi darurat di jalur pendakian. Karena mendaki gunung, seperti Semeru sangat berisiko tersesat, jatuh, bahkan hilang. Penggunaan gelang RFID pun dengan aturan ketat.
Peristiwa jatuhnya Juliana Marin wisatawan asal Brazil di Gunung Rinjani Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) harus menjadi pelajaran dan evaluasi semua pihak. Bukan hanya untuk Tim Rescue, baik lokal maupun nasional saja. Tapi juga para pendaki dan calon pendaki. Keindahan gunung ternyata menyimpan misteri dan bahaya yang siapa pun tak bisa menduga dan memprediksinya.
Semua harus dilakukan sesuai standar operasional ketat. Sebelum mendaki, persiapan fisik harus prima. Perbekalan harus cukup. Bila tak paham medan, harus menggunakan jasa guide profesional dalam mendaki gunung yang dituju.
Seperti di Gunung Semeru. Meski fisik kuat, perlengkapan lengkap dan ada guidenya. Namun masih ada persayaratan yang harus dipenuhi para pendaki. Seperti bukti pendaftaran rombongan, surat pernyataan tanggungjawab, KTP, Kartu Keluarga (KK), surat izin orang tua atau wali bagi pendaki yang belum punya KTP. Serta surat keterangan sehat. Bila semua syarat dipenuhi, pendaki akan mendapatkan gelang RFID. Bila tidak, maka tak ada kompromi dan toleransi alias tak boleh mendaki. Membaca persyaratannya saja, kita menjadi paham bahwa mendaki gunung bukan wisata biasa. Bukan ajang adu gengsi. Apalagi ajang pamer di media sosial karena sudah menaklukkan gunung yang tinggi. Namun mendaki gunung adalah menantang maut. Saat didaki gunung menawarkan keindahan luar biasa dan kebesaran Tuhan yang maha Kuasa. Bersamaan, gunung juga menghadirkan ancaman, ketakutan, dan bahaya. SOP harus terjaga!(*)