spot_img
Friday, July 18, 2025
spot_img

Hiatus Main Meski Masih 30 Tahun, Pilih Melatih Grassroot

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Melihat Evan Dimas Darmono, Mantan Bintang Timnas dan Arema FC

Nama Evan Dimas Darmono pernah besar dan dielukan di sepak bola Indonesia, bahkan sejak usia masih sangat belia. Dia pun pernah menjadi bagian sejarah Tim Singo Edan Arema FC dan diidolakan. Kini, Evan Dimas Darmono membuat pilihan besar hiatus alias istirahat dari kariernya sebagai pemain sepak bola.

MALANG POSCO MEDIA– Ia kini menepi jauh ke Tulungagung untuk mendidik anak-anak bermain bola. Evan Dimas memilih menepi ke Desa Mojoarum, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung. Dia melatih sepak bola di SSB Saraswati Nuswantara. Baru sekitar 6-8 bulan terakhir. Tapi aktivitasnya ini sudah meyakinkannya untuk meninggalkan statusnya sebagai bintang. Walaupun, belum ada kata pensiun darinya.

“Soal pensiun, saya belum tahu. Sampai hari ini saya masih fokus melatih,” katanya ketika ditemui Malang Posco Media di Sanggar Saraswati Nuswantara di Tulungagung.

Bisa saja dia kembali bermain sepak bola. Akan tetapi, saat ini dia memilih fokus memberikan ilmu pada anak-anak di Desa Mojoarum.

“Tawaran bermain itu ada, bahkan setelah dari Persik juga ada beberapa klub yang menghubungi. Tapi saya memilih tetap di sini. Dulu saya datang ke lapangan untuk berlatih, bermain. Tapi sekarang melatih, rasanya itu berbeda,” tuturnya.

Hal ini sekaligus menegaskan bahwa dia menjauh dari sepak bola bukan karena sakit. Sebab, tak sedikit yang bertanya ketika sesekali sosok Evan Dimas tiba-tiba ter-capture di kamera atau story media sosial, dengan kondisi yang berbeda. Lebih kurus dibanding sebelumnya.

Pria berusia 30 tahun ini tak memungkiri bila badannya, terutama massa ototnya tak sebesar ketika masih aktif di klub. Sebab kini aktivitas seperti gym untuk menjaga massa otot dan kekuatannya, tak seintensif dulu.

“Tapi bukan karena sakit. Bukan juga karena cedera, yang membuat saya tak bisa kembali ke performa sebelumnya,” tambahnya.

Evan tak mau disebut tak bisa kembali dari trauma usai tekel horor yang membuatnya cedera saat membela Timnas Indonesia melawan Vietnam. Menurutnya setelah cedera itu, ia sempat perform ketika bersama Persija sebelum kompetisi terhenti akibat pandemi Covid-19. Dia juga masih jadi pilihan utama ketika membela Arema FC di 2022 sebelum Tragedi Kanjuruhan dan membawa juara Piala Presiden.

Menurut Evan Dimas yang menjadi bintang Timnas U-19 ketika lolos ke Piala Asia U-19 2014, saat ini lebih pada babak baru dengan kembali ke akar rumput (grassroot). Dia membagikan ilmu dan pengalamannya bersama SSB Saraswati Nuswantara.

Dia mau hadir sebagai pelatih yang juga sahabat dan mentor bagi anak-anak berproses, sejak dini.

“Saya ingin membangkitkan semangat sepak bola di sini. Saya juga akan diskusi dengan para legenda,” katanya.

Karena SSB ini berakar dari Sanggar Saraswati, filosofi yang diusungnya juga menarik. SSB-nya dianggap sebagai ruang belajar yang merangkul seni, nilai, dan etika dalam setiap geraknyanya di lapangan.

Evan pun tak melatih pada SSB yang besar. Anak didiknya sekitar 20 anak.

“Dulu sempat banyak, tapi karena SSB Saraswati ini baru, dan saat itu saya masih aktif bermain, belum bisa fokus. Sekarang saya berusaha benar-benar mendampingi mereka,” janjinya.

Di SSB Saraswati, dia selalu menekankan anak-anak tetap semangat, jaga sportivitas dan kekompakan. Sepak bola itu bukan soal bersaing dengan teman, tapi soal persaudaraan.

“Dulu saya menganggap teman adalah saingan, sekarang saya sadar mereka adalah saudara.  Sepak bola adalah ruang pendidikan karakter sejak dini,” imbuh mantan pemain Bhayangkara FC ini.

Dia percaya, apa yang ditanam sejak dini akan menentukan seperti apa anak-anak ini tumbuh di masa depan. Oleh sebab itu, dia tidak ingin melatih asal-asalan.

“Anak-anak ini ibarat akar, kalau salah ditanam, maka kelak akan tumbuh bengkok. Kita harus mendidik dengan hati,” tegas dia.

Sementara itu, terkait aktivitasnya ini membuat Evan Dimas harus mobile setiap pekannya. Dia bukanlah orang Tulungagung. Alhasil, kerap menempuh perjalanan dari Surabaya ke Tulungagung. Hanya saja di akhir pekan dia berada di sana.

“Tetapi mayoritas saya tinggal di Tulungagung. Rencananya pindah ke sini,” imbuh pemain yang sempat berkarier di Malaysia tersebut.

Dengan aktif sebagai pelatih SSB, Evan Dimas pun berkeinginan melanjutkan jenjang kepelatihan. Saat ini dia memiliki lisensi C pelatih. Dalam waktu dekat dia siap mengikuti lisensi B.

“Pasti ingin lanjut tapi semua saya lakukan pelan-pelan juga,” katanya.

Evan mengakui, selama melatih SSB, sebenarnya dia tidak memutus hubungan dengan pihak luar. Dia kerap komunikasi dengan banyak orang atau rekan-rekannya di sepak bola. Misalnya Indra Sjafri yang dianggapnya sebagai mentor. Juga sesama pesepakbola, yang kini juga mulai merintis sebagai pelatih. Misalnya Dendi Santoso yang bahkan sudah memiliki SSB dalam empat tahun terakhir. “Komunikasi dengan teman-teman, termasuk teman di Arema juga bagus. Saya sering komunikasi dengan Mas Dendi, Mas Jhon (Alfarizi). Saya juga beberapa kali ke Malang, kalau kangen bakso pun datang ke sana,” pungkasnya. (ley/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img