MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Sistem pembayaran non tunai berbasis QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) terus menunjukkan pertumbuhan signifikan di Indonesia. Berdasarkan data terkini, sebanyak 93 persen pengguna QRIS berasal dari pelaku UMKM, sementara dari sisi demografi, Gen Z menjadi kelompok usia dengan pengguna terbanyak, yakni mencapai 27,94 persen dari total pengguna QRIS nasional.
Fenomena ini mengindikasikan bahwa digitalisasi sistem pembayaran semakin diterima oleh masyarakat, terutama oleh generasi muda dan sektor usaha kecil menengah. Deputi Direktur Bank Indonesia (BI), Himawan Kusprianto, menegaskan bahwa pihaknya akan terus memperluas fasilitas pembayaran non tunai melalui QRIS.
“Perkembangan QRIS sangat pesat sejak pandemi sampai saat ini. Dikarenakan kemudahannya hingga partisipasi Gen Z dan penetrasi mobile phone yang semakin masif. QRIS juga menjadi fondasi digital terutama bagi segmen UMKM yang sangat mendominasi penggunaan sampai 93 persen,” papar Himawan dalam penjelasannya pada kegiatan Capacity Building dan Media Gathering BI Provinsi Jawa Timur di Hotel Alana Malang. Jumat (18/7).
Menurut Himawan, hingga pertengahan 2025 ini jumlah Electronic Data Capture (EDC) untuk transaksi non tunai telah mencapai 2,3 juta unit, sementara merchant QRIS mencapai 38 juta, dan jumlah pengguna QRIS telah menembus angka 57 juta orang di seluruh Indonesia.
Dari sisi demografi pengguna, Gen Z tercatat sebagai kelompok tertinggi dengan lebih dari 75 juta orang, disusul oleh generasi Milenial sebanyak 69 juta orang. Pertumbuhan ini berdampak pada peningkatan transaksi yang signifikan.
“Maka dari itulah per Juni 2025 ini transaksi menggunakan QRIS bisa meningkat hingga 148 persen dibandingkan dua tahun terakhir,” jelasnya.
Lebih lanjut, Himawan mengungkapkan bahwa volume transaksi QRIS telah mencapai angka Rp 6,1 miliar transaksi, atau sekitar 93 persen dari target nasional sebanyak 6,5 miliar transaksi. Tak hanya jumlah transaksi, nominal transaksi dan jumlah merchant juga terus menunjukkan tren peningkatan.
Menariknya, BI kini tengah mempersiapkan peluncuran QRIS Cross Border, yakni QRIS yang dapat digunakan untuk transaksi lintas negara. Jepang akan menjadi negara mitra pertama dalam kerja sama ini.
“Dan QRIS Cross Border atau QRIS yang bisa digunakan ke luar negeri akan kami perluas. BI akan meluncurkan QRIS Cross Border dengan Jepang. Jadwalnya nanti persis pada Hari Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2025 mendatang,” tegas Himawan.
Untuk wilayah Jawa Timur, termasuk Malang Raya, sektor UMKM terutama di bidang makanan dan minuman menjadi pengguna terbanyak QRIS. Sistem ini terbukti efisien, khususnya bagi pelaku usaha kecil yang melakukan transaksi di bawah nominal tertentu.
“Kedai-kedai UMKM yang memiliki biaya transaksi di bawah Rp 500 ribu dimudahkan dengan QRIS karena tidak ada biaya transaksi. Sehingga penggunaan QRIS bagi merchant maupun pembeli mempermudah transaksi,” ujar Himawan.
Dirinya juga menekankan bahwa penerimaan QRIS oleh masyarakat menjadi modal penting dalam mendorong digitalisasi sistem pembayaran nasional.
“Intinya QRIS diterima oleh masyarakat. Dan cocok dengan karakter warga, dan karakter bisnis di Indonesia. Semoga ke depan QRIS bisa diperluas sehingga goal-nya pembayaran antar negara lebih mudah,” pungkasnya.(Ica/aim)