MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Meski usia sudah menginjak kepala tiga ke atas, kulit wajah tetap menjadi perhatian utama bagi sebagian besar perempuan. Di tengah berbagai permasalahan kulit yang kompleks, Haruka Skincare hadir sebagai solusi dengan pendekatan “long lasting” yang unik dan ramah untuk penderita autoimun.
Brand skincare lokal Indonesia ini mengedepankan perawatan yang tidak instan, namun memberikan efek jangka panjang. Hingga kini, lebih dari 40 ribu perempuan di seluruh Indonesia telah mempercayakan perawatan kulitnya kepada Haruka, terutama mereka yang memiliki kulit sensitif dan ‘rewel’. Pendiri Haruka Skincare, Finda Febriana Putri, mengaku menciptakan produk dengan pendekatan berbeda dari kebanyakan produk kecantikan yang menjanjikan hasil cepat.
“Saya penyintas autoimmune (kondisi kekebalan tubuh) pernah mengalami trauma karena menggunakan sebuah skincare yang keras. Nah Haruka menolak pendekatan instan. Cerah bukan cara dikikis, tapi dipulihkan dari dalam,” papar Finda saat ditemui Malang Posco Media, Minggu (20/7) kemarin.
Finda menjelaskan bahwa filosofi Haruka berangkat dari pentingnya membangun skin barrier yang kuat sebelum mengejar hasil visual seperti kulit cerah atau bebas flek. Menurutnya, tanpa perlindungan optimal, faktor-faktor eksternal seperti sinar UV, polusi, stres, hingga hormon justru memperparah iritasi, mempercepat penuaan dini, dan memicu flek membandel.
“Kami tidak menjanjikan putih dalam seminggu. Tapi kami ingin membantu perempuan merasa nyaman dengan kulitnya sendiri lewat perawatan dasar yang jujur, aman, dan bertanggung jawab,” ungkapnya.
Seluruh produk Haruka diklaim bebas dari kandungan alkohol, SLS, hydroquinone, serta eksfolian keras. Formulasi tersebut membuatnya aman digunakan oleh penderita rosacea, eczema ringan, maupun pemilik kulit sensitif akibat riwayat reaksi negatif terhadap skincare konvensional.
Lebih dari sekadar menjual produk, Haruka juga aktif mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya perlindungan dari sinar UV, menjaga keseimbangan skin microbiome, dan mengadopsi gaya hidup anti-inflamasi. Edukasi ini disampaikan melalui media sosial serta kolaborasi dengan komunitas autoimun.
“Sinar UV itu musuh utama flek dan penuaan dini, tapi masih banyak yang belum sadar pentingnya sunscreen. Padahal itu bentuk cinta paling dasar pada kulit,” tutur Finda.
Kisah inspiratif juga datang dari salah satu pengguna, Bu Gritje (62), yang telah lama berjuang melawan hepatitis B dan lupus SLE. Setelah mencoba berbagai pengobatan dalam dan luar negeri, kondisi kulitnya justru makin sensitif dan rusak.
“Saya sempat pasrah. Tapi setelah anak saya memberikan skincare Haruka, perlahan kulit saya membaik. Kulit yang dulunya merah dan perih kini mulai pulih. Saya merasa seperti punya kulit baru,” pungkas Gritje. (ica/aim)