spot_img
Monday, August 4, 2025
spot_img

Buah dari Konsisten, September Wakili Indonesia di SCAJ Japan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Amirudin Arief Home Brewer Asal Kota Batu  Juara I HARIO V60 Brewers Cup 2025

Amirudin Arief warga Kelurahan Songgokerto Kecamatan Batu Kota Batu meraih sukses di industri kopi. Ia sukses bukan sebagai produsen kopi. Tapi sebagai home brewer yang menembus kejuaraan tingkat dunia. 

MALANG POSCO MEDIA- Terbaru arek Songgokerto ini menyabet Juara I dalam kejuaraan HARIO V60 Brewers Cup 2025. Event digelar di Indonesia tepatnya di BSD Tangerang oleh  OTTEN. Event ini diselenggarakan mulai 29 Juli – 1 Agustus 2025.

Laki-laki kelahiran kelahiran Malang, 23 Agustus 1989 ini menceritakan bahwa peserta event tersebut diikuti oleh brewers Indonesia dari berbagai daerah.

“Event ini diikuti brewers dari berbagai daerah. Dengan sistem pertandingan dinilai dari banyaknya score,” cerita Amir, sapaan akrab Amirudin Arief kepada Malang Posco Media, Minggu (3/8) kemarin.

Berangkat atas nama pribadi, selama dua hari ia harus melewati babak penyisihan. Kemudian pada hari ketiga mengikuti babak semifinal sampai final.

“Harus diakui bahwa para brewer yang ikut event ini tak diragukan lagi keahliannya. Namun saya bisa keluar sebagai juara 1 berkat latihan lebih konsisten cari recipe dan menjaga konsisten itu sendiri,” beber alumnus SMKN 1 Singosari ini.

Bukan hanya konsisten, namun ia juga aktif ikut dalam berbagai kompetisi secara mandiri. Bahkan kekalahan yang menjadi langkah Amir bisa mengantarkan dirinya menjadi juara.

“Langkah saya sampai saat ini bukan karena berbagai kemenangan yang saya raih. Tapi kekalahan. Contoh di dua tahun lalu saya meraih Juara II IAC 2023 Nasional,” ungkapnya.

Di final round IAC 2023 ini ia mendapatkan posisi 2nd, rasa hati senang dan cukup lega meskipun belum bisa mewakili Indonesia buat tanding di WAC 2023 di Melbourne, Australia. Ini yang menjadi evaluasi, motivasi dan semangat buat dirinya untuk lebih baik lagi.

“Jadi saya selalu belajar bagaimana kita bisa saling menghormati dan support sesama brewer atau barista dan apapun itu posisi dan kondisinya. Dari situ mampu membuat saya menghargai setiap proses untuk menuju ke tingkat nasional,” paparnya.

Berkat proses dan konsistensi itu terbukti tidak mengkhianati hasil. Alhasil pada kejuaraan HARIO V60 Brewers Cup 2025 ia Juara 1 akan mewakili brewers dari Indonesia ke Jepang pada September 2025.

“Nantinya di Jepang saya akan berkompetisi dengan brewer dari beberapa negara seperti China, Malaysia, Saudi Arabia, UK, Australia, Canada, Korea, Thailand, Japan, Taiwan yang ikut serta,” katanya.

Namun di balik perjalan mengikuti event tingkat nasional tersebut ada jalan terjal yang harus dilalui Amir. Di mana pada tahun 2016 manjadi langkah pertamanya mengenal industri kopi.

Ia berangkat bersama rekan-rekannya yang melihat potensi tersembunyi di tempatnya. Yakni pertanian kopi yang tersembunyi di rimbunnya dan tingginya pohon pinus yang berada di wilayah lereng Gunung Banyak, Dusun Songgoriti, Kelurahan Songgokerto, Kecamatan/Kota Batu.

Sebagai warga lokal, ia tahu apa yang ada di wilayahnya. Melihat potensi pertanian yang tak tersentuh akibat hanya menjadi tanaman tumpang sari. Atau hanya dibiarkan begitu saja oleh petani sembari menunggu musim panen. Kemudian dijual dengan harga tengkulak begitu saja.

Melihat hal tersebut, Amir tak tinggal diam. Ia mulai mendekati dan mendampingi petani kopi yang ada di lereng Gunung Banyak. Yang tak jauh dari rumahnya. Hanya lima menit saja dengan mengendarai sepeda motor.

“Seingat saya waktu itu tahun 2017. Saya melihat potensi kopi yang ada di Songgoriti yang tidak dimaksimalkan petani. Mulai dari hulu ke hilir atau penanaman, perawatan, pemasaran hingga penjualan,” katanya.

Sebagai home brewer, tentu ia tahu dan paham betul cara menyeduh kopi yang memiliki nilai. Kopi memiliki nilai atau harga jual dilihat dari proses perawatan dari petani. Karena itulah, dengan modal keberanian ia mendekati petani dengan mengajak bicara. Dari hati ke hati dengan menyeduh secangkir kopi agar suasana lebih cair.

“Memang benar tidak mudah mengajak petani. Apalagi kopi bagi mereka bukan jadi pertanian (ekonomi.red) utama. Hanya jadi pertanian tumpang sari di bawah tingginya pohon pinus. Sehingga bagi petani, kopi hanya jadi keuntungan tambahan dari peternakan atau pertanian lainnya,” kenangnya.

Dari situlah ia mendekat dan mencoba mengedukasi petani. Awalnya ia ditolak. Tapi karena keyakinan dan kegigihannya, Amir berani berkorban. Dengan membeli kopi petani di atas rata-rata. Sampai-sampai Arief yang pernah bekerja sebagai teknisi alat berat di Tembagapura ini menjual sepeda motornya.

Saat itu ia membeli kopi green been dari petani dengan harga Rp 60 ribu per Kg. Padahal petani menjual kopi ke tengkulak seharga Rp 20-30 ribu. Ia berani membeli kopi tersebut, tentu dengan beberapa syarat. Yakni petani harus benar-benar merawat kopinya.

“Petani akhirnya mau dengan harga yang saya tawarkan. Dari situlah saya mulai tertarik untuk mengembangkan petani kopi agar mereka bisa berdaya. Tak hanya melalui penjualan kopi, tapi juga melalui sektor wisata dengan edukasi kopinya,” ceritanya.

Seiring berjalannya waktu, Ia membuat kopi yang dibranding sendiri. Kopi Songgoriti itu dinamainya Macan Jawara. Bukan tanpa alasan ia membuat nama tersebut. Tapi karena  ingin mengubah mindset banyak orang tentang Songgoriti Gang Macan yang dianggap negatif.

Sampai saat ini produk kopi tersebut tetap Ia produksi. Namun untuk memesan kopi yang dia buat, konsumen harus pesan secara by order. Dari rangkaian perjalan dirinya terjun ke  industri kopi, Amir memulainya dari hulu. Hal itu Ia lakukan dan benar-benar menikmati lika-liku industri kopi yang sangat kompleks.  “Dari perjalan yang terbilang singkat tersebut menjadi motivasi saya untuk bisa memberikan yang terbaik dalam event-event selanjutnya. Saya berharap ketika mewakili Indonesia di SCAJ Japan pada September nanti bisa memberikan terbaik dan manjadi juara dunia, aamiin,” pungkasnya. (eri/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img