Wednesday, August 27, 2025

Konser Tunggal Arca Tatasawara Bakal Guncang Candi Kidal

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Grup musik etnik kontemporer asal Malang, Arca Tatasawara, akan menggelar konser tunggal perdananya yang bertajuk Harmoni Candi Nada Zaman pada 10 Agustus mendatang. Menariknya, konser ini tidak digelar di gedung pertunjukan atau panggung modern, melainkan di kawasan bersejarah Candi Kidal, Tumpang, lokasi yang sarat makna budaya dan identitas Malang.

Vokalis Arca Tatasawara, Nova Andiano, mengungkapkan bahwa pemilihan Candi Kidal sebagai lokasi konser bukan tanpa alasan. Beberapa lagu milik Arca Tatasawara, seperti Garudeya, terinspirasi langsung dari relief yang terpahat di dinding candi tersebut.

“Tujuannya mengajak masyarakat terutama anak-anak muda untuk lebih mencintai dan lebih tahu terhadap warisan budaya leluhur kita ini,” tegas Nova dalam konferensi pers yang digelar di Malang Creative Center (MCC), Rabu (6/8) kemarin.

Nova menambahkan, konser tersebut tidak hanya akan menyajikan pertunjukan musik, tetapi juga beragam kegiatan budaya dan edukatif. Mulai dari melukis on the spot, sesi sound healing, edukasi tari, hingga penjelasan sejarah relief candi bersama arkeolog kenamaan, Dwi Cahyono.

“Untuk mempersiapkan acara ini, banyak tantangannya. Salah satunya kita ini berasal dari berbagai genre. Banyak sekali kesulitan karena perbedaan pendapat, tapi tetap bisa satu,” ungkap Nova, menekankan proses kolaborasi yang dijalani para personel Arca Tatasawara.

Selama tiga tahun terakhir, Arca Tatasawara terus mengembangkan konsep musik etnik kontemporer yang menggabungkan alat musik tradisional dengan sentuhan rock, pop, dan klasik. Hasilnya adalah musik yang tetap kental nilai lokal namun mampu menjangkau telinga generasi muda.

“Kami ingin menunjukkan bahwa musik etnik itu tidak harus jadul. Justru kami buat nyaman untuk anak-anak muda,” ujar Agus Wayan, gitaris Sape sekaligus personel Arca Tatasawara.

Konser ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya alias gratis. Namun, jumlah penonton dibatasi maksimal 300 orang.

“Ini karena ada aturan dari Balai Pelestari Kebudayaan Kementerian Kebudayaan. Kompleks candi itu memang harus dijaga dengan ketat karena riskan rusak,” jelas Agus.

Konser Harmoni Candi Nada Zaman diharapkan tak hanya menjadi perayaan seni, tapi juga momentum penting untuk membumikan kembali warisan budaya lokal di tengah gempuran budaya populer. (ian/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img