spot_img
Monday, August 11, 2025
spot_img

Bahas Revitalisasi Gedung Kesenian

Berita Lainnya

Berita Terbaru

DKKB Segera Gelar Kongres Kebudayaan

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU- Dewan Kesenian Kota Batu bersama Pemkot Batu akan segera menggelar Kongres Kebudayaan Kota Batu III (K3B III) Tahun 2025. Dalam kongres yang mengangkat tema Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Sebagai Dasar Akselerasi Pemajuan Kebudayaan Kota Batu pada 25-26 Agustus tersebut akan membahas beberapa hal penting dalam pemajuan kebudayaan di Kota Batu.

“Pada Kongres Kebudayaan III nanti kami bakal membahas 10 objek pemajuan kebudayaan (OPK) yang mengacu pada PPKD dan linear dengan visi misi Wali Kota Batu, serta melanjutkan tiga rekomendasi kongres kebudayaan tahun 2023 yang belum terealisasi,” ujar Ketua DKKB, Sunarto kepada Malang Posco Media, Kamis (7/8) kemarin.

Khusus untuk tiga rekomendasi kongres kebudayaan tahun 2023 yang belum terealisasi akan dibahas kembali nantinya. Karena tiga rekomendasi sangat penting untuk bisa ditindak lanjuti oleh Pemkot Batu agar pemajuan kebudayaan di Kota Batu tidak hanya sebatas jargon.

“Pertama kami ingin Pemkot Batu melakukan revitalisasi gedung kesenian Mbatuaji. Karena selam ini masih belum jelas status gedung kesenian tersebut. Apalagi bangunan gedung tersebut sudah rusak parah tapi masih digunakan oleh pelaku seni untuk berlatih,” tegasnya.

Kedua, pihaknya akan konsen pada urusan identitas daerah terkait fasad bangunan di sesuaikan dengan identitas kedaerahan. Fasad bangunan adalah bagian depan atau muka bangunan yang biasanya dirancang untuk memberikan kesan estetika dan identitas pada bangunan tersebut.

“Fasad dapat mencakup elemen-elemen seperti dinding depan, jendela, pintu, atap yang terlihat dari depan, dekorasi atau ornamen. Fasad bangunan memiliki beberapa fungsi, antara lain estetika, identitas dan fungsional,” terangnya.

Dalam perancangan fasad, arsitek sering mempertimbangkan faktor-faktor seperti gaya arsitektur, material bangunan, kebutuhan fungsional dan konteks lingkungan sekitar. “Contohnya pagar rumah dinas arsitekturnya bisa di ambil dari peripih Candi Songgoriti. Selain itu bisa juga di setiap desa akan muncul identitasnya masing-masing,” imbuhnya.

Rekomendasi ketiga adalah pangan para pelaku seni dan budaya. Menurutnya hal tersebut merupakan ekosistem seni yang berdampak pada kemajuan kebudayaan dalam mendongkrak perekonomian para pelakunya. (eri/udi)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img