MALANG POSCO MEDIA, MALANG – 17 siswa Joto High School dari Tokushima, Jepang datang ke Brawijaya Smart School kemarin. Kedatangan mereka untuk mengikuti program pertukaran kebudayaan dan edukasi tata kelola sampah. Kegiatan ini diinisiasi oleh PT Amerta Indah Otsuka.
Bussiness Development Director PT Amerta Indah Otsuka Kozue Nakada mengatakan program pertukaran budaya ini tidak hanya memperkenalkan praktik tata kelola sampah dari Jepang. Tetapi juga membuka ruang dialog antar generasi muda dari dua negara untuk saling belajar, memahami budaya masing-masing, dan bersama-sama mencari solusi terhadap tantangan lingkungan.
“Program ini merupakan bagian dari upaya mempererat hubungan antarbangsa melalui kolaborasi lintas budaya. Dengan fokus pada isu lingkungan global. Khususnya dalam pengelolaan sampah,’’ kata Nakada.
Ditemui disela-sela kegiatan, Nakada juga menguraikan bahwa tahun ini menandai satu dekade pelaksanaan program pertukaran budaya yang secara konsisten diadakan Joto High School di Indonesia. Nakada menyebutkan, bahwa siswa Joto High School yang hadir di sana melakukan berbagi praktik terbaik dalam hal pengelolaan dan pemilahan sampah. Serta memberikan pelatihan langsung kepada para siswa Brawijaya Smart School mengenai metode upcycle. Yaitu pemanfaatan kembali sampah non-organik seperti plastik menjadi produk yang berguna dan bernilai.
Melalui program ini, Nakada menegaskan bahwa PT Amerta Indah Otsuka tidak hanya fokus pada produk kesehatan, tetapi juga aktif mendorong inisiatif pelestarian lingkungan dan pengembangan generasi muda secara global.
“Sebagai perusahaan yang menjunjung tinggi filosofi Otsuka-people creating new products for better health worldwide, kami percaya bahwa kesehatan masyarakat juga dimulai dari lingkungan yang sehat. Karena itu, kami konsisten mendukung program edukatif seperti ini yang memadukan nilai budaya, persahabatan antar bangsa, dan kepedulian terhadap bumi,” jelas Kozue Nakada.
Di tempat yang sama, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Brawijaya Smart School Farid Fatoni Setyawan mengaku senang dengan kedatangan 17 siswa Joto High School di Brawijaya Smart School. Dia mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan platform kolaboratif yang mampu memperluas wawasan siswa dan memperkaya pengalaman belajar di luar kelas, terutama dalam konteks lingkungan hidup.
“Kegiatan seperti ini sangat penting untuk menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini, sekaligus membangun jembatan pemahaman antarbudaya yang erat dan bermakna,” tambahnya.
Farid juga mengatakan, bahwa program ini telah berjalan selama lima tahun. Selain saling bertandang, program pertukaran kebudayaan dan edukasi tata kelola sampah ini juga dilakukan secara daring. “Jadi nanti ada kelas online. Di situ para siswa didampingi para guru melakukan diskusi terkai pengolaan sampah maupun budaya,’’ tambahnya.
Dia mengatakan untuk siswa Brawijaya Smart School yang ikut program ini sebanyak 25 siswa. Mereka dari kelas X, XI dan XII. “Insya Allah akhir Januari 2026 nanti siswa kami yang ikut program ini ke Jepang, untuk belajar tentang managemen pengelolaan sampah,’’ pungkasnya.(ira/lim)