MALANG POSCO MEDIA
Jakarta
Nilai tukar (kurs) rupiah berpotensi menguat seiring pernyataan dovish pejabat Federal Reserve (The Fed) Michelle Bowman yang mendukung tiga kali pemangkasan suku bunga selama tahun 2025.
Demikian ditegaskan analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong.
“Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang masih dalam tekanan dari prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed menyusul pernyataan dovish The Fed Bowman yang mendukung tiga kali pemangkasan hingga akhir tahun,” katanya di Jakarta, Senin.
Data ketenagakerjaan Nonfarm Payrolls (NFP) Amerika Serikat (AS) yang sangat melemah pada pekan lalu menjadi faktor utama Bowman memberikan dukungan pemotongan suku bunga Fed.
Tercatat, NFP AS mencapai 73 ribu lapangan kerja pada Juli 2025, jauh di bawah ekspektasi pasar yang sebesar 106 ribu. Data pekerjaan dua bulan sebelumnya juga direvisi turun secara total menjadi lebih dari 250 ribu, yakni dari 147 ribu menjadi 14 ribu pada Juni dan 144 ribu menjadi 19 ribu pada Mei.
Menurut Lukman, revisi besar tersebut memicu keraguan atas data-data pekerjaan AS yang selama ini telah dipublikasikan.
Di sisi lain, penguatan rupiah turut dipengaruhi prediksi kenaikan data penjualan ritel Indonesia yang akan diumumkan siang nanti.
“Penjualan ritel Indonesia diperkirakan akan meningkat 1,7 persen pada bulan Juli,” kata Lukman.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, kurs rupiah diperkirakan berkisar Rp16.200-Rp16.300 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Senin pagi di Jakarta menguat sebesar 42 poin atau 0,26 persen menjadi Rp16.251 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.293 per dolar AS.(ntr/nug)