MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Sebanyak 31 delegasi dari Universitas Negeri Malang (UM) mengikuti program internasional bergengsi bertajuk “Bridge to See Guizhou” International Teachers and Students Exchange. Mereka terdiri dari 29 mahasiswa program magister dan doktor Sekolah Pascasarjana serta dua dosen pendamping. Event ini digelar di Provinsi Guizhou, Tiongkok, pekan lalu.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara China-ASEAN Education Cooperation Week (CAECW) 2025, dan diselenggarakan oleh Guizhou Education Association for International Exchange. Bertujuan untuk mempererat kolaborasi pendidikan dan pertukaran budaya antara negara-negara ASEAN dengan Tiongkok.
UM menjadi satu-satunya institusi pendidikan tinggi yang mewakili Indonesia, menjadikan keikutsertaan ini sebagai bentuk pencapaian dan pengakuan atas kiprah UM di kancah internasional. Total 170 peserta dari Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
“Kegiatan ini bukan hanya memberikan pengalaman internasional kepada mahasiswa, tetapi juga memperkuat eksistensi Indonesia dalam jejaring pendidikan tinggi kawasan Asia. Universitas Negeri Malang sangat bangga dapat menjadi perwakilan tunggal dari Indonesia dan membawa semangat kolaborasi dan pembelajaran lintas budaya ke panggung global,” ujar Dr. Slamet Arifin, M.Pd., dosen Program Studi Pendidikan Dasar SPs UM.
Program Bridge to See Guizhou dirancang untuk mempertemukan para pendidik dan mahasiswa dari berbagai negara dalam suasana kolaboratif yang mendalam. Mereka berkunjung ke lembaga pendidikan tinggi di Guizhou, forum diskusi akademik, lokakarya inovasi pendidikan, serta kegiatan pertukaran budaya dan kunjungan ke situs warisan lokal.
“Para peserta diajak untuk memahami lebih jauh tentang perkembangan sistem pendidikan di Tiongkok serta kekayaan budaya dan kearifan lokal yang menjadi ciri khas wilayah Guizhou,” terang Slamet.
Salah satu momen penting dalam program ini adalah penunjukan Slamet sebagai International Facilitator. Dalam peran ini, dia turut mendampingi kegiatan akademik lintas negara dan menjembatani komunikasi antara peserta dengan tuan rumah.
Para mahasiswa SPs UM juga menunjukkan antusiasme tinggi dalam setiap sesi kegiatan. Mereka tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga menjalin relasi internasional yang sangat bermanfaat untuk pengembangan akademik dan profesional di masa depan. “Banyak dari mereka yang terlibat aktif dalam diskusi, presentasi, serta pertunjukan seni budaya Indonesia yang disambut hangat oleh peserta dari negara lain,” tutur Slamet.
Dia mengungkapkan, partisipasi UM dalam program ini merupakan bagian dari strategi internasionalisasi yang selama ini terus dikembangkan oleh Sekolah Pascasarjana. Melalui kegiatan semacam ini, UM tidak hanya memperkuat reputasi akademiknya di tingkat global, tetapi juga berkontribusi dalam membentuk lulusan yang berwawasan internasional, memiliki keterampilan abad ke-21, dan siap menghadapi tantangan global dengan pendekatan kolaboratif dan inklusif.(imm/lim)