spot_img
Thursday, August 14, 2025
spot_img

Kabar Penting, 27 Kampus Dilibatkan Tekan Stunting

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Angka prevalensi stunting di Kota Malang berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) masih cukup tinggi. Yaitu di angka 22,4 persen, naik dari tahun sebelumnya sebesar 17 persen. Masih tingginya stunting ini membuat Pemkot Malang menggandeng kampus atau perguruan tinggi yang ada di Kota Malang untuk mengambil peran strategis.

Kerja sama lintas sektor ini dilakukan dalam program bertajuk Kabar Penting (Kampus Bergerak Peduli Stunting) yang diluncurkan di Balai Kota Malang, Selasa (12/8) kemarin. Total ada 27 kampus di Kota Malang yang diharapkan bisa memegang peran penting membantu menekan stunting di 57 kelurahan di Kota Malang.

“Melalui Kabar Penting, perguruan tinggi terlibat di dalam pembinaan dan pemantauan di wilayah. Jadi masing-masing perguruan tinggi ada 2-3 daerah binaan,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr. Husnul Muarif, disela peluncuran Kabar Penting.

Sejumlah profesi yang diharapkan bisa terlibat dari 27 kampus itu, yakni kedokteran, kesehatan masyarakat, keperawatan, bidan dan gizi. Kelimanya bisa berkolaborasi dengan petugas kewilayahan untuk membina balita stunting dan memantau tumbuh kembangnya.

Selain mengatasi terbatasnya nakes posyandu, diharapkan kampus bisa menerjunkan mahasiswa tingkat akhirnya untuk melakukan salah satu Tri Dharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian masyarakat (pengmas). Tiap dua bulan sekali akan dilakukan follow-up atau evaluasi terkait progres yang telah dilaksanakan.

“Diharapkan pada akhir 2025 nanti untuk survei gizi berikutnya stunting kita sudah tidak di 22,4 persen. Paling tidak harus mendekati angka-angka nasional, sekitar 14-17 persen,” sebut Husnul.

Mengingat tiap wilayah atau kelurahan luasannya berbeda, saat ini tengah dilakukan pembagian tugas, namun program tersebut langsung berjalan Agustus ini. Beberapa kelurahan yang masih banyak kasus stuntingnya, juga menjadi perhatian khusus.

“Jumlah stunting tinggi itu seperti Mergosono. Daerah lain yang rendah, misalnya kelurahan Rampal Celaket. Karena tidak sama, sehingga nanti kemampuan perguruan tinggi untuk menurunkan pengmas mahasiswa akan berbeda,” pungkasnya. (ian/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img