MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) kembali menorehkan kontribusi nyata dalam bidang akademik internasional. Pakar Ekonomi Internasional dari FEB UB, Prof. Putu Mahardika Adi Saputra, S.E., M.Si., M.A., Ph.D., berhasil mengembangkan model pemetaan baru untuk analisis perdagangan global yang diberi nama SPATRA-DUAL.
Model tersebut lahir dari keresahan terhadap dinamika perdagangan internasional yang semakin kompleks akibat perang dagang, sanksi ekonomi, serta konflik geopolitik yang memicu fragmentasi rantai nilai global (global value chain/GVC). Kondisi tersebut membuat sistem perdagangan dunia yang sebelumnya terintegrasi menjadi penuh disrupsi dan ketidakpastian.
“Model-model tradisional sering kali gagal menangkap kompleksitas yang terjadi saat ini. SPATRA-DUAL hadir untuk menjawab keterbatasan tersebut,” ujar Putu, Rabu, (20/8).
Ia juga menjelaskan, keunggulan utama SPATRA-DUAL terletak pada penerapan dua lapisan pembobotan spasial. Lapisan pertama digunakan untuk menganalisis intensitas keterkaitan GVC antarnegara. Sementara lapisan kedua mempertimbangkan bobot berdasarkan tekanan tarif bilateral yang semakin sering digunakan sebagai instrumen politik dagang.
“Kombinasi ini membuat model lebih mampu merepresentasikan struktur interdependensi perdagangan internasional secara realistis, dinamis, dan sensitif terhadap kondisi geopolitik,” imbuhnya.
Selain itu, model tersebut bukan hanya relevan bagi kajian ekonomi internasional. Ruang kolaborasi lintas disiplin, seperti dengan ekonomi spasial dan kebijakan publik berbasis bukti (evidence-based policy) juga ia fasilitasi. Ia berharap, hasil analisis ini dapat memberikan masukan yang lebih akurat dalam merumuskan strategi perdagangan maupun diplomasi ekonomi.
Selain itu, pengembangan SPATRA-DUAL diharapkan mampu menjadi pemicu lahirnya gagasan baru dari generasi muda akademisi. Putu berharap, kehadiran SPATRA-DUAL menegaskan posisi UB sebagai salah satu perguruan tinggi yang aktif memberikan kontribusi pada percaturan ekonomi global.
“Saya ingin inovasi ini tidak berhenti pada tataran akademik saja, tetapi juga menginspirasi analis dan peneliti muda untuk terus berinovasi menjawab tantangan global,” pungkasnya.(hud/lim).