MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Program Critical Language Scholarship (CLS) 2025 Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UM) telah selesai. Penutupan acara ini digelar meriah pekan lalu. Program CLS sendiri berlangsung selama dua bulan di UM.
Direktur BIPA UM, Dr. Gatut Susanto, M.M., M.Pd., menjelaskan program CLS merupakan beasiswa penuh dari Pemerintah Amerika Serikat, diikuti mahasiswa dari 16 negara bagian, mulai dari Hawai hingga California. Tahun ini, pembelajaran dirancang secara terpadu.
Peserta tidak hanya belajar bahasa Indonesia di kelas, tetapi juga seni dan budaya. Seperti gamelan, tari tradisional, batik, serta kuliner Nusantara. “Mereka juga mengikuti kunjungan budaya ke berbagai lokasi, termasuk kampung tematik di Malang dan Blitar,” katanya.
Gatut Susanto menambahkan ini tahun ke-16 UM dipercaya menjadi tuan rumah CLS. Tema tahun ini terinspirasi dari nama-nama kerajaan di Indonesia. “Antusiasme peserta luar biasa, dan kemampuan bahasa Indonesia mereka berkembang pesat,” ujarnya.
Acara penutupan menyuguhkan ragam pertunjukan. Di antaranya tari tradisional yang penuh energi, permainan gamelan harmonis, hingga lagu berbahasa Indonesia yang dibawakan penuh percaya diri. Penampilan tersebut membuktikan bahwa pembelajaran lintas budaya di UM tidak hanya meningkatkan keterampilan bahasa, tetapi juga memperdalam pemahaman peserta terhadap nilai-nilai budaya Indonesia.
Penutupan CLS 2025 di UM menjadi momentum penting yang menegaskan peran UM dalam memperkuat jejaring internasional melalui diplomasi bahasa dan budaya. “Kolaborasi ini menjadikan UM bukan hanya pusat pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing, tetapi juga jembatan yang mempererat hubungan antarbangsa melalui pemahaman budaya,” pungkasnya.(imm/lim)