Tuesday, August 26, 2025

Malang Raya Waspada DBD

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Di Kota Malang Empat Warga Meninggal Dunia, di Kota Batu Muncul Kasus Malaria

MALANG POSCO MEDIAMalang Raya waspada Demam Berdarah Dengue (DBD). Pasalnya penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan nyamuk Aedes Albopictus meningkat akibat cuaca panas diselingi hujan. (baca grafis)

Data di Dinas Kesehatan Kota Malang,  terakhir sejak awal tahun hingga saat ini, kasus DBD menembus 529 kasus dengan mortalitas atau tingkat kematian mencapai empat kasus. Ini cukup tinggi sebab, sepanjang tahun lalu, jumlah kasus DBD mencapai 777 kasus dengan empat  kematian.

“Itu sampai bulan Juli kemarin. Sekarang masih belum direkap lagi, karena rekapnya tiap bulan. Jadi lihat di akhir Agustus nanti,” terang Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr Husnul Muarif.

Artinya sementara waktu ini, angka kasus DBD di tahun ini kurang lebih sama tingginya dengan tahun lalu. Tercatat tahun 2024 mengalami peningkatan jika dibandingkan pada 2023 dengan 462 kasus dan empat kasus kematian.

Menurut Husnul, langkah yang paling efektif untuk menekan penyebaran jentik nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD ini dilakukan dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Sayangnya, Husnul mengakui, langkah PSN ini tidak dilakukan secara rutin dan periodik oleh masyarakat. Sehingga perlu peningkatan kesadaran terhadap pola penanganan tersebut. 

“Kalau ini rutin dilaksanakan, insya Allah kasus DBD bisa berkurang. Juga dengan 3M plus itu, bisa juga ditambah kelambu, obat pengusir nyamuk, atau abate,” tegas dia.

Ia pun mengimbau masyarakat agar tiap kali mendapati adanya gejala DBD supaya segera memeriksakan diri ke dokter. Dengan penanganan sejak dini, diharapkan penyakit DBD bisa disembuhkan dan bisa segera dilakukan penanganan di lokasi pasien.

“Kalau ada gejala sedikit saja, apakah itu meriang, sakit atau nyeri otot, bisa segera mengakses layanan kesehatan baik di Puskesmas, klinik, ataupun dokter praktik mandiri. Sehingga bisa tertangani dengan lebih baik,” imbaunya. 

Sementara itu jumlah kasus DBD Kabupaten Malang pada caturwulan kedua tahun 2025 sebanyak 361 kasus. Jumlah ini lebih rendah bila dibandingkan dengan caturwulan pertama pada tahun 2025, yakni sebanyak 992 kasus. Namun warga harus tetap waspada.

Hal tersebut disampaikan oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang dr Ivan Drie kepada Malang Posco Media pada Senin (25/8) kemarin.

Ia mengatakan kasus DBD di wilayah Kabupaten Malang menjangkit seluruh usia, mulai dari balita sampai dengan lansia. Namun demikian secara persentase usia 15 sampai 44 tahun penyumbang tertinggi yang terjangkit kasus DBD.

“Kasus DBD wilayah Kabupaten Malang tertinggi adalah pada rentang usia 15-44 tahun (47 persen),” jelas dr Ivan melalui keterangan tertulisnya.

Di antara kasus DBD ada yang berdampak hingga mengakibatkan kematian. Namun dr Ivan tidak menyebutkan jumlah korban DBD yang meninggal. “Ya, diantara kasus DBD di Kabupaten Malang terdapat kasus kematian akibat DBD,” kata dia.

Ada beberapa langkah Dinkes Kabupaten Malang untuk mengantisipasi penularan DBD. Di antaranya kewajiban fasyankes setelah 1 x 24 diagnosa kasus ditegakkan harus melapor. Kemudian, dinas akan meneruskan ke puskesmas wilayah untuk dilakukan penanggulangan sesuai pedoman.

Selain itu, melakukan surveilans DBD sebagai upaya kewaspadaan dini dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD. Hal ini dengan melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) untuk mengetahui potensi penularan dan penyebaran DBD lebih lanjut.

Perumusan tindakan penanggulangan juga dilakukan di wilayah sekitar tempat tinggal penderita.

“Setelah didapatkan hasil PE, maka langkah selanjutnya melaksanakan penanggulangan, fokus yang bertujuan untuk membatasi atau memutus rantai penularan DBD dan mencegah terjadinya KLB,” lanjut dr Ivan.

Beberapa upaya lain, melakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait kewaspadaan dini penyakit DBD, melakukan sosialisasi melalui berbagai media, dan membuat surat edaran terkait himbauan kewaspadaan dini penyakit DBD.

dr Ivan mengimbau kepada masyarakat agar melakukan beberapa hal untuk mencegah DBD. Antara lain menguras dan menyikat tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat semua tempat penyimpanan air, mendaur ulang atau memanfaatkan limbah barang bekas yang bernilai ekonomis.

Sedangkan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk diimbau untuk melakukan beberapa hal. Antara lain, gotong royong membersihkan lingkungan dan sarang nyamuk setiap minggu.

“Kemudian, tidak menggantung pakaian di luar lemari, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar, serta memberikan larvasida pada penampungan air yang sulit dikuras,” tambahnya.  

Sementara itu, kasus  DBD di Kota Batu masih menjadi momok setiap tahunya. Meski alami penurunan, kasus DBD masih menjadi perhatian.

Dari data Dinkes Kota Batu, DBD Di Kota Batu sampai Juli 2025 tercatat sebanyak 142 kasus. Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, dr Susana Indahwati.

“Sampai bulan Juli 2925 kasus DBD Di Kota Batu tercatat sebanyak 142 kasus. Kemudian malaria tercatat tiga kasus, kasus tersebut merupakan kasus impor pendatang dari Kalimantan dan Papua,” kata  Susan kepada Malang Posco Media, Senin (25/8) kemarin.

Pihaknya mencatat dari total kasus tersebut Kelurahan Sisir, Ngaglik, Temas dan Desa Bumiaji menjadi daerah dengan kasus DBD tertinggi di Kota Batu. Tingginya kasus di empat wilayah tersebut karena permukiman yang padat.

“Rata-rata kasus di desa/kelurahan tersebut mencapai 15-20 kasus. Sedangkan belasan desa/lelurahan untuk rerata kasus di angka 5-8 kasus,” imbuhnya.

Untuk pencegahan agar kasus DBD tidak semakin meningkat,  Dinkes Kota Batu aktif melakukan sosialisasi terkait tips praktis bagi masyarakat agar tidak sampai terjangkit.      Pencegahan DBD yang paling praktis, murah dan aman adalah PSN 3M Plus.

Inti dari PSN 3M Plus adalah memastikan tidak ada air tergenang yang tidak terpantau. Karena air tergenang yang tidak terpantau adalah tempat perkembang biakan bagi nyamuk.

“PSN 3M Plus ini harus dilakukan rutin minimal satu kali dalam seminggu. Karena dalam waktu satu  minggu, telur nyamuk berkembang menjadi nyamuk dewasa dan dapat menularkan berbagai penyakit seperti DBD, Chikungunya, Zika dan lainnya,” terangnya.

Lebih lanjut, PSN 3M Plus adalah upaya bersama karena keberhasilan pemberantasan sarang nyamuk dapat dicapai bila semua pihak. Mulai dari masyarakat, pemerintah, sekolah, lingkungan kerja harus turut berperan aktif. “PSN membuktikan bahwa kesehatan bukanlah urusan pribadi, melainkan hasil kerja bersama untuk menciptakan lingkungan bersih dan bebas nyamuk,” pungkasnya. (ian/den/eri/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img