MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Prof. Kiki Fibrianto, STP., MPhil., PhD., kembali menghadirkan terobosan ilmiah yang inovatif melalui pengembangan Facial-based Cognitive Model for Daun Kopi (Face-DAKO). Model tersebut ditujukan untuk mengevaluasi potensi relaksan teh daun kopi yang dinilai memiliki khasiat alami bagi kesejahteraan jiwa.
Dalam pemaparannya, Profesor dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB) ini menegaskan pentingnya perhatian terhadap isu kesehatan mental yang kerap terabaikan di tengah dinamika kehidupan modern.
“Kesejahteraan jiwa atau mental wellness merupakan fondasi utama dalam meningkatkan produktivitas, kualitas hidup, hingga ketahanan sosial masyarakat,” ujarnya, Selasa (26/8).
Ia juga menjelaskan, prevalensi gangguan mental seperti stres, kecemasan, dan depresi terus meningkat. Menurutnya, pendekatan konvensional, baik farmakoterapi maupun psikoterapi, dinilai belum mampu menjawab tantangan tersebut secara menyeluruh.
Dari hasil tesebut, ia menawarkan jalan baru yang lebih alami, holistik, serta dapat diterapkan dalam gaya hidup sehari-hari. “Daun kopi yang selama ini dianggap limbah ternyata menyimpan potensi besar. Kandungan senyawanya mampu memberi efek relaksasi ketika diolah menjadi teh,” imbuhnya.
Untuk menguji manfaat tersebut, Prof. Kiki mengembangkan model Face-DAKO berbasis kecerdasan buatan. Teknologi ini bekerja dengan menganalisis ekspresi wajah guna menilai efek relaksasi setelah mengonsumsi teh daun kopi.
Model tersebut memadukan berbagai disiplin ilmu. Mulai dari teknologi pangan, ilmu sensori, psikologi, hingga kesehatan. Dengan pendekatan ini, proses penilaian menjadi lebih akurat, praktis, dan minim subjektivitas, berbeda dengan metode sensorik konvensional yang masih bergantung pada persepsi manusia.
“Kebaruan ilmiahnya terletak pada integrasi teknologi pengenalan ekspresi wajah berbasis AI ke dalam analisis kognisi pangan. Dengan begitu, efek relaksasi dapat diukur secara objektif dan terukur,” tambahnya.
Melalui inovasi ini, Prof. Kiki berharap daun kopi tidak lagi dipandang sebagai limbah, melainkan sebagai sumber pangan fungsional bernilai tinggi. Selain mendukung kesehatan mental, pengembangan teh daun kopi juga diyakini mampu membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat, khususnya di daerah penghasil kopi.
“Harapan saya, riset ini bisa menjadi langkah awal dalam memanfaatkan kekayaan hayati Indonesia untuk mendukung kesehatan sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat,” tutupnya.(hud/lim).