Razan Taufiqul Hafidz Blogger dan Content Creator Disabilitas
Keterbatasan bukan halangan untuk berkreativitas dan mengembangkan potensi. Apalagi passion menulis. Tidak hanya jurnalis ataupun penulis buku saja yang bisa menulis profesional, seorang penyandang disabilitas pun bisa. Ini dilakukan Razan Taufiqul Hafidz.
MALANG POSCO MEDIA-Sehari-harinya Razan Taufiqul Hafidz akrab disapa Hafidz. Ia dikenal sebagai Pewarta Warga di Kota Malang dari kalangan disabilitas. Belum lama ini dia diundang Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Malang pada kegiatan Penulisan Pewarta Warga. Itu karena dianggap memberi kontribusi menyebarkan informasi baik kepada publik di Kota Malang melalui blog yang ia bangun sejak tahun 2022.
Dia mendirikan blog khusus mengangkat isu-isu kesejahteraan penyandang disabilitas. Dan juga kisah-kisah inspiratif kawan-kawan disabilitas lainnya di Kota Malang.
Tujuannya agar “suara” kaum disabiltas di Kota Malang terdengar, lewat tulisannya. Menariknya, Hafidz adalah penyandang Cerebral Palsy (CP). Kondisi dimana seseorang mengalami kelumpuhan otak sehingga memengaruhi gerakan, otot, postur tubuh dan koordinasi tubuh yang tidak bisa berjalan dengan normal. Keterbatasan ini dipatahkannya dengan menulis.
“Saya memang aktif di blog. Blogger memang sejak SMP sampai sekarang. Saya suka menulis dari dulu. Itu membuat saya aktif dan terus terstimulasi untuk berpikir,” paparnya.
Pemuda asal Kelurahan Balearjosari Kota Malang ini mengatakan ketertarikannya untuk bercerita mendorongnya untuk menghasilkan tulisan-tulisan hingga artikel. Semakin sering ia menulis kian baik kerja otaknya meskipun terbatas karena CP yang ia idap.
Hal ini membuktikan bahwa kondisinya bisa “dikalahkannya” dengan terus memacu otaknya untuk merangkaikan data, mengolah data dan menuliskannya. Bak seorang jurnalis.
Sebelumnya Hafidz juga sempat menjadi pengisi sebuah buku di Tahun 2018. Sebuah buku berjudul “Cahaya Pena” yang merupakan kumpulan cerita-cerita kaum disabilitas di Kota Malang.
Buku yang menceritakan kisah siswa-siswi SLB YPAC Kota Malang itu menjadi salah satu karyanya. Di situ dia tertarik agar terus mengasah kemampuannya untuk menulis.
“Tidak hanya secara fisik otak menjadi terlatih, tetapi secara emosional juga sangat memberi dampak. Menulis membuat semuanya menjadi lebih baik bagi saya, karena kesenangan saya bercerita bisa tersalurkan dengan tulisan,” kata pemuda kelahiran tahun 1997 ini.
Pengalaman ini dia bagikan kepada publik terlebih kepada sesama kawan-kawan disabilitas. Ia berharap apa yang dilakukan itu dapat diikuti teman-teman yang juga memiliki kondisi CP yang sama dengannya. Bahwa menulis bisa membantu kondisi yang ia alami menjadi lebih baik. Lebih produktif.
Alumni SD, SMP dan SMA Sekolah Luar Biasa (SLB) YPAC Kota Malang ini tengah aktif menulis berbagai kisah teman-teman sesama penyandang disabilitas di Kota Malang.
Tidak hanya melalui blognya yakni di razanhafidz.wordpress.com, ia juga memanfaatkan sosial media. Dia mulai merambah ke dunia content creator.
Kerap membantu sesama teman disabilitas untuk mempromosikan produk-produk hasil kreativitas agar bisa terjual.
“Beberapa kali saya bikin konten untuk promosi produknya teman-teman disabilitas juga. Kebetulan saya bergabung di Komunitas Omah Gembira, itu komunitas yang juga Yayasan Pembina disabilitas di Kota Malang banyak teman-teman di sana yang juga punya potensi dan bakat beragam,” jelas blogger yang mencintai berita-berita tentang sepakbola itu.
Di media sosial Instagramnya, Hafidz memiliki 2 ribu lebih followers. Dia memanfaatkannya untuk mewartakan berita dan informasi mengenai dunia disabilitas di Kota Malang. Dan juga memberi edukasi atau awareness kepada publik di Kota Malang.
Dia berharap publik mengetahui lebih banyak mengenai dunia disabilitas di Kota Malang. Karena menurut Hafidz, penyandang disabilitas tidak hanya ingin “dikasihani” akan tetapi juga ingin mendapat ruang lebih banyak untuk terlibat dalam berbagai hal berkontribusi kepada masyarakat dan pembangunan daerahnya. “Tujuan saya menulis memang itu, untuk memberi informasi dan menceritakan kisah kami penyandnag disabilitas yang beragam ceritanya. Harapan kami bisa berkontribusi lebih. Kalau saya dengan tulisan dan konten-konten di medsos. Teman-teman lain juga punya kisah lainnya,” pungkas Hafidz. (sisca angelina/van)