Ditemukan Lima Kasus di Kedungkandang
MALANG POSCO MEDIA -Awas campak mewabah di beberapa daerah di Jawa Timur. Penyakit ini mulai menular di Kota Malang, terutama bagi mereka yang belum pernah divaksin campak. (baca grafis)
Untuk diketahui, sebelumnya campak mewabah di Sumenep. Hingga ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr Husnul Muarif menyebut, penyakit campak itu sudah ditemukan di Kota Malang. Terdeteksi di Kecamatan Kedungkandang, tepatnya di Kelurahan Bumiayu dan Kelurahan Arjowinangun.
“Jumlahnya ada lima penderita campak, namun kami sudah berikan edukasi. Penemuan kasusnya terdeteksi di awal bulan ini,” ungkap Husnul kepada Malang Posco Media, Selasa (9/9) kemarin.
Sebagai informasi, penyakit campak disebabkan karena infeksi virus Measles Morbillivirus. Jika tertular infeksi penyakit tersebut, gejala yang biasa muncul yaitu seperti demam tinggi, batuk pilek dengan mata merah, bercak putih kecil di mulut, hingga ruam merah di kulit wajah lalu bisa menyebar sampai ke seluruh tubuh. Penyakit itu menular melalui saluran pernapasan.
Biasanya penyakit campak ini menular kepada orang yang belum mendapatkan vaksin campak atau mereka yang kondisi imunnya lemah.
Berdasarkan tracing atau pelacakan sementara, ditengarai penderita terpapar campak setelah mobilisasi salah satu keluarga ke suatu lokasi atau wilayah yang ditemukan penyakit campak.
Oleh karena itu, Husnul menyebut, langkah yang diambil untuk kelima penderita yang rata-rata berusia tiga hingga lima tahun tersebut yakni dilakukan Imunisasi Kejar. Yaitu pemberian dosis vaksin kepada individu yang belum mendapatkan imunisasi sesuai jadwal.
Tujuannya untuk melengkapi imunisasi dan membentuk kekebalan tubuh yang optimal terhadap penyakit.
“Itu sudah kami lakukan di dua kelurahan tersebut. Jadi yang kena campak itu kami deteksi, vaksin mana yang masih kosong, itu kami lakukan vaksinasi,” sebut Husnul.
Langkah selanjutnya, Husnul menyampaikan pihaknya akan segera melaksanakan Outbreak Response Immunization (ORI) dengan melakukan imunisasi serentak kepada semua anak di sekitar wilayah tersebut. Sasarannya yakni untuk anak usia 1-2 tahun, sehingga kasus campak tidak meluas.
Kendati begitu, imunisasi serentak itu kini masih dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Sehingga saat ini, masih belum kepastian kapan waktu pelaksanaan vaksinasi atau imunisasi serentak ORI.
“Karena kan untuk kasus campak di Kota Malang lima orang, sedangkan Provinsi Jawa Timur memprioritaskan kabupaten kota yang kasus campaknya lebih banyak. Misalnya di Pulau Madura, dan lain sebagainya, itu kan kasus campaknya mencapai 1.000 orang,” terang Husnul.
Lebih lanjut, Husnul menyebut pihaknya sudah berkomunikasi dengan keluarga serta tokoh masyarakat dan tokoh agama di dua kelurahan tersebut. Tujuannya memberikan edukasi kepada masyarakat setempat agar segera melengkapi vaksin bagi yang belum mendapatkan.
Sehingga tidak sampai tertular dan kasusnya tidak makin menyebar. Sebab, ditengarai masih ada sebagai masyarakat yang enggan anaknya divaksin dengan berbagai alasan tertentu.
“Vaksin campak cuma sekali, di umur 9 bulan itu idealnya. Itu harus sudah masuk di imunisasi rutin. Nah, kalau itu kosong, nanti umur berapa ketemunya itu kami vaksin,” tutur dia.
Terdeteksinya penyakit campak di Kota Malang ini juga menjadi perhatian khusus Komisi D DPRD Kota Malang.
Anggota Komisi D DPRD Kota Malang Ginanjar Yoni Wardoyo bahkan menyampaikan temuan kasus itu sudah menjadi pembahasan di Komisi D, Selasa (9/9) kemarin. Dari hasil pembahasan itu, pihaknya meminta agar Dinas Kesehatan segera melakukan langkah cepat dan langkah mitigasi.
“Langkah dekat dan segera; Dinkes harus tanggap dan langsung melakukan upaya penanganan optimal terhadap temuan kasus campak tersebut. Kedua, menginstruksikan petugas kesehatan di wilayah temuan kasus campak tersebut baik puskesmas maupun kader posyandu untuk melakukan kontrol dan monitoring setiap waktu. Lalu ketiga, segera melakukan lokalisir kasus tersebut,” kata Ginanjar.
Sedangkan untuk langkah mitigasi, ia meminta Dinas Kesehatan meningkatkan frekuensi penyuluhan dan sosialisasi terkait pola hidup sehat kepada warga Kota Malang. Tidak hanya itu, ia meminta untuk mengintensifkan lagi peran kader posyandu, khususnya dalam hal sanitasi lingkungan sehat.
“Lalu sinergikan langkah strategis preventif, termasuk terhadap jenis penyakit menular lainnya, dengan bersinergi bersama elemen lain seperti tokoh masyarakat dan lembaga lain terkait. Tidak lupa juga supaya membangun kesadaran masyarakat melalui kampanye hidup sehat,” pungkasnya. (ian/van)