Saturday, September 20, 2025
spot_img

BPBD Gelontor 2.400 Kg Kapur Tohor di Langit Malang Selatan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Satriyo: Minimalisir Bencana Alam Akibat Tingginya Curah Hujan

MALANG POSCO MEDIA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim telah menggelontor sedikitnya 2.400 kg kapur tohor (Natrium Oksida (Na2O)) di kawasan Malang Selatan.  Proses penebaran yang dikemas dalam Operasi Modifikasi Cuaca  (OMC) ini dilakukan bertujuan untuk meminimalisir timbulnya bencana alam yang diakibatkan hujan ekstrim di kawasan Malang Selatan.

Hal di atas diungkapkan Satriyo Nurseno, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim kepada Malang Posco Media (MPM) di Lanudal Juanda, Jumat pagi.

“Potensi awan hitam di kawasan Malang Selatan cukup tinggi. Karena itu perlu kita mitigasi dengan OMC,” tandas Satriyo sembari mengecek persiapan penaburan 800 kg Na2O di base camp Lanudal Juanda.

Secara rinci, Satriyo lantas mengurai kondisi alam di kawasan Malang Selatan hingga ke timur tepatnya di areal Lumajang. Hasil pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gumpalan awan hitam yang berpotensi menghasilkan hujan cukup tinggi.

Jika tidak diantisipasi, lanjut Satriyo, dikhawatirkan bisa membawa bencana. Sebab, tingginya curah hujan dan tidak diimbangi daya resap tumbuhan di kawasan Malang Selatan dikuatirkan akan membawa bencana tanah longsor dan sejenisnya.

“Makanya pagi ini (kemarin, red), semua tim merapat. Hasilnya, siang nanti (kemarin siang, red) kita harus melakukan OMG dengan cara menebar kapur tohor di kawasan Lumajang dan Malang Selatan. Tujuannya agar awan bisa cepat terurai dan kalau pun terjadi hujan, debitnya tidak ekstrim,” rincinya.

Sementara itu data yang dihimpun MPM dari tim BPBD Jatim menyebutkan, OMG khusus untuk wilayah Lumajang dan Malang Selatan telah dilakukan sebanyak tiga kali.

Pertama digeber tanggal 16 September 2025 jam 13.25 wib diketinggian 7.000 kaki, kedua tanggal 18 September 2025, jam 14.16 wib diketinggian 7.000 kaki dan terakhir, Jumat 19 September 2025.

Penyemaian kapur tohor dilakukan dengan menggunakan pesawat jenis Cessna Grand Caravan C208B. Setiap kali OMG disebarkan 800 kg Ca2O dari ketinggian 8.000 kaki. Prosesnya memakan waktu kurang lebih dua jam.

“Tidak hanya Lumajang dan Malang Selatan saja. Tapi dilakukan juga di beberapa wilayah dan sampai hari ini sudah 14 kali sorti (angkut),” kata Satriyo dengan menyebutkan setiap kali penyebaran dibutuhkan biaya Rp 150 juta.

“Dananya gabungan antara kita (BPBD Jatim) dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana,” pungkas Satriyo sembari menunjukkan Surar Edaran untuk bupati walikota agar waspada terhadap kemungkinan timbulnya bencana alam di wilayahnya masing-masing. (has/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img