Saturday, September 27, 2025
spot_img

100 Pelajar Jadi Garda Terdepan Cegah Bullying

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Lebih dari 100 pelajar SD hingga SMA di Kota Malang siap menjadi garda terdepan untuk membantu menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan sehat jiwa. Mereka dilantik dalam program Peer Support Buddy, yang diluncurkan oleh Indonesia Sehat Jiwa (ISJ) di Main Hall MCC Lantai 2, Jumat (26/9) sore kemarin.

Lewat program ini, mereka yang menjadi teman sebaya bisa membantu sejak awal untuk mencegah berbagai risiko di kalangan pelajar seperti bullying pada pelajar. Dengan kata lain, mereka yang dilantik dari gerakan Peer Support Buddy tadi, akan menjadi teman curhat bagi rekan-rekannya.

“Ini bukan hanya melantik individu, tapi kita juga melantik sebuah gerakan. Gerakan yang akan jadi terapi support di sekolah,” ujar Ketua Indonesia Sehat Jiwa Sofia Ambarini.
Dia mengatakan, para pelajar tadi akan dibekali dengan keterampilan untuk semakin memiliki hati yang tulus dan mendekatkan diri kepada rekan-rekannya. Para pelajar tadi, memiliki empati tinggi kepada teman-temannya.

“Tidak sedikit yang butuh orang lain untuk teman cerita tanpa menghakimi. Nah melalui gerakan ini, teman sesama pelajar, bisa lebih dulu jadi teman curhat dan jembatan,” tambahnya.
Sofia mengatakan, mereka yang dilantik dalam Gerakan Peer Support Buddy ini tetaplah menjadi teman. Bukan psikolog atau pskiater. Sebab, itu akan menjadi tahap lebih lanjut ketika siswa membutuhkan bantuan penyelesaian suatu masalah.
“Bisa dari tahap awal, dari kita yang masih muda. Bahkan, mereka dari umur 10 tahun, bisa memiliki empati, baik bagi diri sendiri maupun orang lain,” tambahnya.


Menurutnya, untuk mereka yang terlibat dalam Peer Support Buddy ini dipilih oleh sekolah. Mereka telah dilihat sebagai sosok yang memiliki perhatian lebih kepada teman-temannya.
“Karena dengan membantu teman, juga akan membantu diri sendiri,” tandasnya.


Yang menarik, awalnya gerakan ini hanya menargetkan sekitar 50 pelajar. Akan tetapi, yang hadir akhirnya jauh lebih banyak. Satu sekolah, rata-rata mengirimkan tiga wakilnya.


Guru BK SMA Nasional Malang Fara Agnia mengatakan, adanya anak-anak yang terlibat dalam gerakan ini sangat membantu. Apalagi, keberadaan mereka juga terlebih dulu sudah kerap memberikan bantuan dengan menjadi teman curhat. Namun, dengan status mereka kini, bisa jadi jujukan bagi rekan-rekannya.


“Otomatis kami merasa terbantu. Kami sebagai guru BK tidak sendiri. Mungkin dari pendamping awal, bersama – sama teman sebaya bisa merasa nyaman dan tidak ada gap,” katanya,


Menurutnya, Anak-anak tersebut bisa menjadi jembatan pula bila menemukan siswa yang terlihat membutuhkan bantuan bimbingan konseling. “Kalau mereka mungkin menutup diri, bisa lapor ke guru BK juga,” imbuhnya.


Sementara itu, salah satu siswa yang dilantik jadi Anggota Peer Support Buddy Lovely Amifah dari SMA Nasional Kota Malang mengakui bila sebelumnya dia adalah tempat curhat rekan-rekannya. Sekarang, dia harus siap untuk lebih banyak menjadi tempat rekannya ‘mengeluh’.


“Sebelumnya selalu jadi tempat curhat teman-teman di sekolah. Pas jadi teman curhat merasa senang karena bisa memberikan saran dan lain-lain. Bisa curhat masalah sekolah, jurusan atau ekstra, juga bisa menjadi fasilitator ketika ada permasalahan yang mungkin mengganggu teman-teman,” tandasnya. (ley/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img