Sony Arief Fauzi, Pemenang Sayembara Logo HUT ke 24 Kota Batu
Logo HUT ke 24 Kota Batu telah resmi dipublikasikan. Sony Arief Fauzi keluar sebagai pemenang sayembara logo yang digelar oleh Diskominfo Kota Batu. Masih belum banyak yang tahu bagaimana kiprah arek Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu ini. Ternyata telah ratusan karya desain yang telah dibuatnya. Bahkan ia kerap ikut dalam perlombaan desain.
“Insipirasi logo saya dapatkan ketika saya melihat perkembangan logo yang dibuat di HUT RI 80 mulai bagaimana mengemas logo itu lebih presisi tegas simple tanpa banyak bentuk benda yang aneh-aneh. Sehingga logo ini agar berkesan simple, mewah dan mudah dibaca,” ujar Sony kepada Malang Posco Media.
Dalam prosesnya, alumni Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Negeri Malang angkatan 99 ini menyelesaikan karya tersebut hampir satu bulan. Lamanya proses pembuatan karena saat itu dirinya banyak sekali mengikuti event kontes logo, maskot dan ilustrasi di bulan Agustus – September.
“Brainstorming logo ini banyak menyita waktu karena materi yang harus dikemas kedalam satu kesatuan sehingga membentuk logo yang bisa mewakili keseluruhan elemen yang ada di Kota Batu,” bebernya.
Begitu juga dalam pengerjaannya dan mencari inspirasi dan sket logo, Tenaga Harian Lepas (THL) yang bekerja di Diskominfo Kota Batu mengerjakan di selah-selah waktu istirahat kantor. Tapi yang jelas proses pengerjaan dengan software vector keseluruhan ada di rumah dan itu malam hari.
“Karena biasanya untuk membuat karya saya butuh ketenangan. Sehingga otak bisa bekerja maksimal dan menghasilkan karya yang maksimal,” terang Sony.
Ia menguraikan secara rinci untuk konsep logo terinspirasi dari bentuk element pendukung yang ada di Kota Batu sehingga membentuk angka 24 tahun. Untuk visual logo yang konsisten dengan sudut lancip dan bentuk garis yang tegas melambangkan kebersamaan, kekuatan, ketangguhan dan luwes.
Begitu juga dengan penggunaan warna gradasi memudahkan merepresentasikan icon yang mewakili Kota Batu dan juga sebagai bentuk perayaan hari jadi tentang kemeriahan tapi tidak berlebihan.
Untuk konsep warna logo, memiliki gradasi biru yang merepresentasikan Kota Batu memiliki udara yang sejuk dan menciptakan kedalaman visual yang membangkitkan emosi seperti ketenangan, profesionalisme, dan kepercayaan, sekaligus meningkatkan kesan mewah atau berwibawa tergantung pada nuansanya.
“Penggunaan gradasi biru bisa menciptakan suasana yang menenangkan dan profesional dalam desain, seperti pada website atau ruang kerja, memberikan dampak psikologis yang diinginkan,” imbuhnya.
Selanjutnya warna gradasi hijau dan kuning melambangkan kombinasi pertumbuhan dan ketenangan, sering diasosiasikan dengan alam seperti pegunungan, hutan serta dapat menciptakan efek yang menyegarkan dan natural.
Kombinasi warna ini mengundang rasa damai namun tetap hidup, serta menyiratkan pergerakan yang tenang menuju perubahan positif. Representasi Kota Batu yang memiliki tanah yang subur sebagai sumber daya alam yang bisa memberikan peningkatan perekonomian pertanian.
Sedangkan warna gradasi merah dan kuning menghasilkan warna jingga (oranye), yang secara psikologis dapat melambangkan semangat, energi, kehangatan, kebahagiaan, dan kegembiraan karena merupakan perpaduan dari warna primer yang energik dan mewakili matahari serta perasaan positif lainnya.
“Secara teknis, ini adalah proses transisi warna bertahap, di mana warna merah berubah menjadi kuning atau sebaliknya, menciptakan tampilan yang halus dan hidup. Flesibilitas serta ketangguhan dan semangat atas segala kemungkinan yang terjadi,” terang Sony.
Dari karya kreatif tersebut akhirnya logo 24 Tahun Kota Batu Sedoyo SAE : Satukan Niat, Bangkitkan Semangat, mBatu SAE keluar sebagai juara. Tentunya harus bersaing dengan puluhan karya lainnya dan melalui penilaian juri profesional.
Disisi lain, Sony kerap mengikuti kompetisi. Baik dalam negeri maupun luar negeri. Menariknya ketertarikan dalam desain karena bagian dari hobi yang jadi pekerjaan.
“Jadi kalaupun kalah ya jadi portofolio dan tidak menutup kemungkinan akan saya jual di microstock, seperti adobestock, shutterstock, freepik, canva dan lainnya,” imbuh Sony.
Bahkan Sony mengungkapkan bahwa dirinya sudah dua kali mengikuti sayembara logo HUT Kota Batu. Hasilnya kalah semua tidak masuk lima besar.
“Bisa dibilang kekalahan yang memotivasi saya untuk selalu belajar. Mengutip quote dari Rio Purba bahwa sebagus-bagusnya karya pasti ada yang tidak suka, pun sebaliknya sejelek-jeleknya karya pasti ada yang suka, maka jangan takut berkarya. Dan pada akhirnya saat ini karyaku bisa diterima dewan juri untuk bisa mewakili HUT ke 24 Kota Batu,” bangganya.
Prestasi selain logo, Sony juga sering keluar juara dalam lomba desain maskot, ilustrasi dan animasi. Selain lomba, ia juga kerap menerima pesanan desain. Ada yang untuk UMKM, game center, pribadi juga perusahaan IT.
Untuk harga karya miliknya juga bervariasi. Tergantung kesulitan karena semakin sulit pengerjaan semakin lama, harga mulai $25 – $250. “Artinya hobi yang saya tekuni saat ini buka hanya jadi pekerjaan. Tapi juga menjadi ajang kompetisi sehingga membuatku termotivasi untuk terus berkarya dan memperbanyak portofolio. Yang pada akhirnya bisa memancing klien dari dalam negeri maupun luar negeri,” tandasnya. (eri/jon)