MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Peran Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) tidak bisa dianggap remeh selama eksistensi TNI AD. Bukan tanpa sebab, selama ini banyak anggota Kowad yang menjalankan misi-misi yang berat, sama seperti prajurit TNI laki-laki.
Hal itu dibuktikan oleh Letda Cah (K) Ellent Mahda Rizkiadewi, prajurit TNI AD yang pernah tergabung dalam Pasukan Perdamaian di Kongo beberapa waktu lalu. Ellent sukses menyelesaikan misi perdamaian tersebut di waktu yang begitu berat, yaitu ketika masa pandemi Covid-19.
Ellent mengungkapkan, ia mampu menunaikan tugas dari negara itu salah satunya berkat fisik yang kuat dan terlatih sejak muda. Modal yang berharga itu ia peroleh selama menjadi atlet yang berprestasi hingga mampu mengantarkannya mendaftar sebagai abdi negara tersebut.
“Sebelum hamil, dengan olahraga ini bisa menjaga stamina saya. Dari olahraga ini juga bisa mengantarkan sampai di titik ini, bisa menjadi perwira. Jadi membuat fisik ini kuat dan tangguh untuk menjalankan tugas,” tegas Ellent.
Perjuangan Ellent menjadi prajurit TNI, berawal dari bakatnya di bidang olahraga voli. Ellent menekuni olahraga tersebut hingga menjadi atlet voli di tempat masa mudanya, di Gresik. Setelah sukses meraih sejumlah prestasi di ajang bergengsi seperti Porprov, Ellent kemudian mendaftar Bintara di Lembang setelah lulus SMA.
Ia berhasil masuk melalui jalur prestasi dan mulai menjalani pendidikan Bintara Kowad pada 2009. Setelah pendidikan, ia ditempatkan dinas di Kodam V Brawijaya. Selain menjalankan tugas militer, Ellent juga tetap melakoni olahraga. Bahkan, Ellent juga sampai menekuni olahraga Yongmoodo, beladiri militer seperti campuran tarung drajat dan judo.
Hebatnya, alumnus SMANU 1 Gresik itu terpilih menjadi salah satu Kowad yang bertanding pada Piala Kasad Yongmoodo di Medan. Ia sukses meraih Juara 1. Setelah itu ikut Yongmoodo di eksibisi PON Jabar.
“Setelah itu saya nikah dan punya anak pertama. Baru lahiran langsung ikut kejuaraan voli. Lalu kembali ke rutinitas, dan tidak lama nama saya masuk di daftar nama yang berangkat ke Kongo,” kenang wanita kelahiran Gresik tersebut.
Singkat cerita, Ellent kemudian berangkat ke Kongo pada 2019, tepat sebelum pandemi Covid-19 melanda. Di angkatan Ellent, hanya ada 43 prajurit Kowad dari jumlah prajurit yang berangkat sebanyak 850 prajurit.
Ia dipercaya untuk bergabung bersama prajurit TNI lain, dengan bertugas melakukan patroli di main-gate atau pintu keluar masuk. Lengkap dengan membawa senjata laras panjang karena tingkat kewaspadaan di lokasi tugas Ellent sangat tinggi.
“Kami disamaratakan seperti prajurit laki laki, tidak ada bedanya. Saya disana juga mendampingi bagian lapangan, seperti baksos tapi dengan warga sana. Kami ajarkan buka lahan pertanian, karena mereka tidak tahu lho misalnya seperti singkong itu bisa jadi makanan apa saja. Karena mereka tahunya hanya dimakan biasa saja,” beber wanita kelahiran 06 Oktober 1989 tersebut.
Tidak hanya itu, tugas selama tiga tahun di Kongo juga sangat berat karena selama pandemi, harus benar benar menerapkan protokol kesehatan lengkap. Tidak hanya masker dan jaga jarak, tapi juga rutin cek suhu tubuh di berbagai kesempatan. Bahkan, ia bersama anggota TNI lain juga sempat memberikan penyuluhan kesehatan bagi warga sana.
Meski banyak korban akibat pandemi Covid-19, beruntung Ellent tidak sampai tertular dan bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik. “Selama bertugas di Kongo, ya sebenarnya berat, tapi semua itu pilihan. Anak masih kecil tapi ibunya berangkat. Prinsip saya, selama saya muda dan saya bisa, saya lakukan,” tutur dia.
Setelah sukses menunaikan misi perdamaian, Ellent ternyata dinilai positif oleh pimpinan. Ia langsung ikut pendidikan lanjutan selama 10 bulan di sekolah perwira Secapa AD di Bandung pada 2021. Setelah itu pada 2024, ia kemudian berdinas di Korem 083 Baladhika Jaya sampai saat ini.
Bertepatan dengan momen hari jadi TNI, Ellent menyampaikan pesannya kepada seluruh wanita di Indonesia supaya fokus meraih impian. Tanpa memandang perbedaan gender. Sebab, wanita juga mampu berprestasi sama seperti laki-laki.
“Jadilah wanita tangguh, tidak usah peduli dengan apa yang orang lain bicarakan. Fokus saja dengan tujuan. Wanita itu serba bisa. Apa yang dilakukan laki laki, bisa dilakukan prempuan. Walaupun selama ini kan perempuan dipandang sebelah mata,” tutup yang kini sudah menetap dan berdomisili di Malang ini. (ian/jon)