Malang Posco Media, Sidoarjo – Tim SAR gabungan kembali menemukan sejumlah jenazah korban runtuhnya bangunan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Kabupaten Sidoarjo, pada Sabtu (4/10) malam. Hingga menjelang tengah malam, total sembilan jenazah berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan yang ambruk tersebut.
Kepala Kantor SAR Surabaya Nanang Sigit mengatakan, jenazah pertama yang ditemukan Sabtu malam merupakan korban ke-31, atau jenazah keempat yang berhasil dievakuasi pada hari yang sama.
“Proses evakuasi berlangsung di sektor A1 sekitar pukul 21.15 WIB,” kata Nanang di Sidoarjo, Sabtu malam.
Ia menambahkan, dua jenazah lain yang merupakan korban ke-32 dan ke-33 ditemukan di sektor A3 pada titik yang berdekatan sekitar pukul 22.00 WIB. Setelah itu, tim SAR gabungan kembali menemukan korban ke-34 di lokasi yang sama sekitar pukul 22.46 WIB.
Tak berhenti di situ, proses evakuasi terus berlanjut di sektor A3. Dalam kurun waktu kurang dari satu jam, petugas berhasil mengevakuasi jenazah ke-35 pada pukul 22.57 WIB, disusul korban ke-36 pada pukul 22.59 WIB, dan korban ke-37 pada pukul 23.01 WIB.
Upaya pencarian berlanjut hingga mendekati tengah malam. Di lokasi yang sama, tim kembali menemukan dua jenazah tambahan, yakni korban ke-38 dan ke-39, masing-masing pada pukul 23.26 WIB dan 23.29 WIB.
Dengan demikian, sepanjang Sabtu (4/10) malam, total sembilan jenazah berhasil ditemukan. Berdasarkan data terakhir yang diterima, jumlah korban mencapai 130 orang, terdiri dari 104 orang selamat dan 26 orang meninggal dunia. Dari total korban meninggal tersebut, 21 di antaranya belum teridentifikasi.
Nanang menjelaskan, tim SAR gabungan saat ini masih memfokuskan pencarian di sektor A3, lokasi yang diyakini masih terdapat korban tertimbun reruntuhan. Proses evakuasi melibatkan sejumlah alat berat untuk mempercepat pembukaan akses dan mempermudah pencarian.
“Kami terus berupaya maksimal agar seluruh korban segera ditemukan,” ujarnya.
Tim SAR gabungan terdiri dari Basarnas, BPBD Jawa Timur, TNI, Polri, relawan, dan warga sekitar, yang sejak awal kejadian telah bekerja secara bergantian selama 24 jam penuh. (eri/ntr/aim)