Thursday, October 9, 2025
spot_img

Kirim 14 Sampel Terakhir Tes DNA ke Lab Mabes

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Target 2-3 Hari Selesai, 17 Korban Teridentifikasi, Total Sudah 34

MALANG POSCO MEDIA- Sebanyak 14 sampel DNA terakhir korban ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran, Kabupaten Sidoarjo, dikirimkan Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur ke Laboratorium Markas Besar (Mabes) Polri di Jakarta, Rabu (8/10) pagi kemarin.

Sampel tersebut diharapkan mampu membantu mengidentifikasi 31 jenazah yang masih belum diketahui identitasnya hingga Selasa (7/10) lalu. Saat ini, baru 34 yang teridentifikasi dari total 67 korban di kantong jenazah hasil pencarian dan evakuasi di reruntuhan bangunan. “Khusus hari ini (kemarin, red.), tadi pagi ada 14 sampel DNA korban, dan itu terakhir. Mudah-mudahan tidak ada lagi kiriman dari Sidoarjo,” kata Kabiddokkes Polda Jawa Timur Kombes Pol M. Khusnan Marzuki di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Surabaya, Rabu (8/10) kemarin.

-Advertisement- HUT

Menurut dia, pihaknya berupaya melakukan percepatan supaya identifikasi biasa rampung paling lambat 1-2 hari kedepan. Oleh sebab itu, sampel DNA dikirimkan ke Laboratorium Mabes untuk membantu mempercepat identifikasi.

Dengan identifikasi lewat DNA, diharapkan dalam waktu maksimal tiga hari sudah tuntas. “Saya sangat berharap secepatnya. Semoga 2 hari 3 hari ke depan bisa semuanya selesai,” jelasnya.

Hingga Rabu (8/10) kemarin, tercatat 34 jenazah sudah teridentifikasi. Tim DVI melaporkan telah mengidentifikasi 18 kantong jenazah atas nama 17 korban. Dua kantong jenazah merupakan body dan body part salah satu korban. “Pada Selasa, 7 Oktober 2025, tim DVI Polda Jatim telah berhasil melaksanakan identifikasi terhadap 18 kantong jenazah yang terdiri dari 17 jenazah dan 1 body part. 18 kantong jenazah cocok atau match dengan 17 nomor ante mortem,” tambahnya.

Dari 17 jenazah tambahan yang teridentifikasi, 13 di antaranya teridentifikasi melalui perpaduan DNA dan medis. Dua melalui medis dan properti, satu melalui sidik jari dan medis, serta satu lainnya melalui gigi dan medis. “Sampai dengan hari ini tim gabungan telah berhasil mengidentifikasi total 34 korban (5 di Sidoarjo dan 29 di RS Bhayangkara) dari 67 kantong jenazah yang diterima (5 di Sidoarjo dan 62 di RS Bhayangkara). Saat ini proses operasi DVI masih berjalan dengan melakukan pendalaman dari ante mortem dan juga post mortem,” sebut dia.

Dia menegaskan proses identifikasi berjalan lancar tanpa hambatan berarti. Menurutnya, seluruh tahapan diakui terlaksana sesuai standar DVI internasional untuk memastikan keakuratan hasil. “Bagi kami, DVI Polda Jatim tidak mengalami kendala. Semua prosedur dijalankan berdasarkan kaidah ilmiah dan standar internasional,” ujar Khusnan.

Untuk proses identifikasi sendiri dilakukan dengan beberapa tahap. Dimulai dengan mencocokkan data ante mortem dan data post mortem. Pencocokan meliputi data primer seperti gigi dan rambut, serta data sekunder seperti pakaian dan barang pribadi korban. “Selain itu, uji DNA menjadi langkah penting untuk memastikan identitas korban dengan tingkat akurasi tinggi,” ucap Khusnan.

Khusnan tidak merinci status korban yang telah teridentifikasi apakah santri atau bukan. Penjelasan mengenai status korban diserahkan sepenuhnya kepada pihak keluarga. “Kami bekerja berdasarkan data keluarga korban. Soal status korban santri atau bukan, itu bukan kewenangan kami,” pungkas Khusnan. Terpenting, proses identifikasi diharapkan segera selesai untuk memberikan kepastian kepada keluarga korban. “Pengiriman sampel DNA terakhir menjadi penanda mendekatnya akhir dari proses panjang ini. Tim DVI berkomitmen menyelesaikan tugas dengan penuh tanggung jawab dan penghormatan. Setiap tahapan proses identifikasi dilakukan dengan memperhatikan martabat para korban,” pungkasnya. (ley/udi)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img