Monday, October 13, 2025
spot_img

Kesenian Sanduk Raih Sertifikat WBTB, Jadi Hadiah HUT ke 24 Kota Batu

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Kesenian Sanduk Kota Batu berhasil meraih sertifikat Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Keberhasilan menjadi hadiah bagi Kota Batu yang akan berusia 24 tahun pada 17 Oktober 2025.

Siti Maryam selaku Bendahara Sanduk Kota Batu mengatakan bahwa sertifikat WBTB untuk kesenian Sanduk diraih setelah hampir tujuh tahun lamanya. Selama tujuh tahun tersebut pengajuan WBTB kesenian Sanduk ke Provinsi Jawa Timur selalu gugur.

-Advertisement- HUT

“Kami inginkan kesenian Sanduk bisa mendapat pengakuan dari negara seperti kesenian Bantengan dan Jaran Kepang yang sebelumnya meraih WBTB. Pasalnya Sanduk sama seperti Bantengan dan Jaran Kepang yang sama-sama memiliki komunitas di Kota Batu dan terus berkembang pesat,” ujar Maryam kepada Malang Posco Media, Minggu (12/10) kemarin.

Dengan kegigihan dan dukungan dari Ketua Sanduk Kota Batu Katarina Dian untuk membuat Tim Perumusan Sanduk dan juga Dinas Pariwisata Kota Batu akhirnya segala persyaratan untuk bisa meraih sertifikat WBTB dapat dipenuhi. Sehingga pada 7 Oktober 2025 kesenian Sanduk ditetapkan sebagai WBTB.

“Semua ini karena kesenian tradisi Sanduk mampu menjadi sebuah penanda identitas dan keberlanjutan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Saat ini kesenian ini juga menarik minat generasi muda, karena selama ini Tari Sanduk selalu identik dimainkan oleh orang berusia lanjut,” bebernya.

Maryam menerangkan bahwa di Kota Batu memiliki 62 grub Sanduk tersebar di tiga kecamatan. Dengan masing-masing grub atau komunitas memiliki 30-50 anggota. Suatu hal yang luar biasa karena mampu menarik minat semua kalangan untuk tergabung dan melestarikan kesenian Sanduk.

Ditambahkan salah satu Tim Perumusan Sanduk Agus Mardianto menceritakan, ada banyak syarat yang belum dipenuhi agar Sanduk dapat meraih WBTB. Di antaranya sejarah tentang Sanduk, bukti foto video, jejak maestro atau pelaku Sanduk, gerak dasar, musik hingga kostum yang digunakan harus dituliskan secara terang.

“Beruntung Alm. Ki Iswandi, pemilik Padepokan Gunung Ukir memiliki banyak dokumen tentang Sanduk mulai tahun 1990-an hingga tahun 2000. Sehingga dari berbagai dokumen hingga menggali cerita dari para penerus maestro Sanduk semua persyaratan dapat terpenuhi dan Sanduk dinobatkan sebagai WBTB,” terangnya.

Kesenian Sanduk sudah ada sejak lama sebelum Batu menjadi sebuah kota. Sanduk menjadi seni masyarakat yang berkembang di kampung-kampung, tepatnya di Lor Brantas Dusun Kungkuk, Desa Punten, Kecamatan Bumiaji.

Di mana seni Sanduk selalu menyemarakkan kegiatan bersih desa hingga sedekah bumi di perkampungan Kota Batu. Baik saat Kota Batu berada dalam administrasi wilayah Kabupaten Malang hingga kini berdiri sendiri menjadi Kota Batu. (eri/lim)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img