Aqias Sholeh: Pemprov Jatim Jangan Memihak Sisi Oligarki
MALANGPOSCOMEDIA, SURABAYA – Aksi demo membela kehormatan kiai dan pesantren kembali terjadi di Surabaya. Kali ini ratusan massa yang mengenakan peci serta sarung perwakilan sejumlah santri dari Madura hingga Matraman melakukan aksi demo di Trans Icon Mall, Jalan Ahmad Yani, Kota Surabaya (17/10) sore.
Mayoritas dari mereka berasal dari Pondok Pesantren Miftahul Ulum Lepelle, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang. Namun ada juga dari perwakilan Ponpes Lirboyo, Kediri.
Salah satu massa yang melakukan orasi adalah Thoriqul Haq. Mantan bupati Kabupaten Lumajang ini mengaku kecewa berat atas konten Program Expose Uncensored yang ditayangkan Trans 7 karena melecehkan marwah para kiai dan dunia pesantren.

Untuk itu, dirinya besama para santri meminta tayangan dan program tersebut segera dihapuskan.
“Kami minta tayangan-tayangan kemarin itu dihapus dan tidak ada lagi. Karena sebelumnya Trans 7 berulang kali. Sebelumnya ada program Khazanah,” tegasnya.
Pria yang juga Ketua IKA PMII Jawa Timur ini mempertanyakan sikap pihak redaksi Trans 7 yang diduga sengaja. “Karena kiai kami tidak pernah mencari masalah, tapi malah difitnah yang tidak-tidak,” imbuhnya.
Massa pun sempat memanas karena meminta perwakilan dari manajemen Trans Icon agar keluar dan menjawab tuntutan. Namun tak satu pun pihak manajemen Trans Icon yang keluar. Hanya kepala security, sehingga massa berjanji akan kembali datang dengan jumlah yang lebih banyak.
Usai melakukan demo di depan Trans Icon Mall, massa kemudian bergeser ke kantor Diskominfo Jatim yang lokasinya tak jauh dan masih berada di Jalan Ahmad Yani. Demo kali ini dilakukan mahasiswa dari PMII yang mengenakan jas serba biru dan kopyah hitam.
Di sana para mahasiswa ini bergantian melakukan orasi di atas mobil komando serta meminta agar pihak Diskominfo Pemprov Jatim tak tutup mata begitu saja atas kejadian ini.
“Kalau tuntutan kami tidak dihiraukan pada saat Hari Santri Nasional kami akan datang dengan massa yang lebih banyak,” teriak salah seorang orator.
Hal ini juga sekaligus jadi pengingat bagi pihak Pemprov Jatim. “Apa nanti akan membela oligarki atau membela dunia pesantren dan kiai,” imbuhnya.
Korlap aksi, Aqhias Sholeh memiliki keinginan untuk pemblokiran siaran Trans 7 di Jatim. “Bahwa ini jadi alarm sekaligus pengingat bagi media yang ada di Jatim,” ujarnya.
Menurut dia ini merupakan langkah awal saja. “Ini hanya awal sekaligus pengingat bagi dinas atau instansi terkait jangan sampai kemudian hal ini terjadi di kemudian hari,” tegasnya pria yang juga pengurus di PMII Jawa Timur ini.
Dalam hal ini dia mengingatkan pihak Pemprov Jatim agar tak memihak pada sisi oligarki. “Bahwa kami menduga urusan ini ada hiden agenda untuk kemudian mendeskreditkan pendidikan pesantren yang ada di Indonesia ,” imbuhnya.
Pada saat Hari Santri Nasional 22 Oktober nanti para mahasiswa ingin mengetahui proses ini. “Sampe betul klimaks. Artinya betul clear bukan hanya permohonan maaf saja. Tapi juga harus ada punishment, ada hukuman supaya kejadian seperti ini tak terulang kembali,” imbuhnya.
Trans Icon Mall Surabaya sendiri resmi dibuka pada tahun 2022. Pada saat peresmian dilakukan langsung Chairman CT Corp, Chairul Tanjung bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Dalam pernyataanya Khofifah mendorong CT Corp untuk terus berinvestasi di Jatim. “Ketangguhan dari CT Corp untuk melanjutkan investasi ini menjadi kekuatan yang luar biasa,” kata Khofifah di Trans Icon Mal Surabaya, Jumat (5/8/2022).
Hingga saat ini belum diketahui sikap dari Khofifah mengenai pelecehan terhadap Rais Syuriah PWNU Jatim, KH. Anwar Mansyur yang videonya dicomot oleh pihak Trans 7. Khofifah juga diketahui pernah menjadi ketua umum Muslimat NU selama lima periode. (has)