MALANG POSCO MEDIA, MALANG– Himpunan Penggiat Adiwiyata Indonesia (HPAI) Dewan Pengurus Wilayah (DPW) HPAI Malang Raya bersama ratusan siswa mengikuti Aksi Tanam 1000 Pohon di TPA Supit Urang, Sabtu (18/10).
Bertemakan Small Grant Programme RBC 2 & 3 Periode Ketiga kali ini, sebanyak 275 peserta menanam pohon untuk mencegah terjadi bencana longsor sampah dan memberikan tambahan oksigen di Kota Malang. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua HPAI Malang Raya, Sulaiman Sulang saat sambutan.
Ia menjelaskan bahwa dalam kegiatan ini beberapa bibit pohon keras, seperti Tabebuya, Pule, Mahoni dan lainnya. “Tahun ini kami memilih Kota Malang. Kami memilih TPA Supit Urang karena tidak ingin menjadi sejarah buruk terjadinya bencana seperti TPA di daerah lainnya,” ujar Sule sapaan akrabnya.
Sule juga menjelaskan, pemilihan pohon keras yang ditanam ini bisa memberikan kesan bahwa di kawasan TPA bukan hanya kawasan sampah, tapi ada pencegahan bencananya. “Sekitar 2 hektar yang kami tanam bersama siswa dan komunitas Adiwiyata. Kami berharap kedepan pihak TPA Supit Urang bisa menyediakan lahan lagi,” ujar Sule.
Sule juga menjelaskan, terpilihnya HPAI Malang Raya dalam aksi tanam 1000 pohon ini merupakan Project Director Forestry and Other Land Use (Folu) Net Sink 2030 melalui dukungan sumber dana kerjasama Indonesia Norwegia tahap kedua dan ketiga. “Kegiatan ini sebagai upaya mitigasi terhadap perubahan iklim serta ingin mensukseskan Folu Net Sink 2030. Program ini juga merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk mengurangi emisi secara keseluruhan demi mencapai target net-zero emissions pada tahun 2060,” jelas Sule.
Hadir juga dalam kegiatan tersebut, Plh Kepala DLH Kota Malang, Gamaliel Raymond Hatigoran. Ia menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada HPAI yang memilih TPA Supit Urang untuk melakukan penanaman pohon.
Dihadapan para peserta, ia menyampaikan bahwa dari 730 ton sampah Kota Malang yang masuk dan dikelola di TPA Supit Urang kurang lebih 514 ton setiap hari. Sisanya dikelola secara mandiri oleh masyarakat. “Seperti harapannya HPAI agar tidak terjadi seperti di TPA lain yang longsor. Sehingga dilakukan penanaman pohon. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh peserta dari siswa,” ujarnya.
Sementara itu, hadir secara langsung untuk memantau kegiatan ini dari Direktorat Konservasi Kawasan Kementerian Kehutanan, Sulistyanto menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua peran masyarakat baik, komunitas, sekolah dan penggiat adiwiyata. “Ini merupakan strategi konservasi tanah dan air di TPA Supit Urang. Ini bagus karena tanaman yang dipilih memiliki fungsi konservasi tanah dan air yang akarnya mencengkram tanah. Sehingga meminimalisir kemungkinan degradasi dan longsor,” ujar Sulistyanto, selaku Verifikator Teknis Project FOLU 2 & 3. (hud/udi)