Wednesday, October 22, 2025
spot_img

Indonesia dan Liechtenstein; Perkuat Kerja Sama Ekonomi, Pendidikan Lewat CEPA dan Diplomasi Budaya

Berita Lainnya

Berita Terbaru

POSCOMEDIA.ID, SWISS- Hubungan antara Indonesia dan Liechtenstein terus menunjukkan penguatan, khususnya paska berlakunya Indonesia-EFTA CEPA tahun 2021. Kedua negara menggelar seminar bertajuk “Optimizing the Indonesia–Liechtenstein Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) for Mutual Benefit” di Universitas Liechtenstein,Vaduz pada Rabu,15 Oktober 2025.

Malang Posco Media

Kegiatan ini diinisiasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bern sebagai bagian dari upaya memperkuat pemahaman mengenai potensi Indonesia dan kemitraan ekonomi, pendidikan, dan hubungan antar masyarakat kedua negara.

-Advertisement- HUT

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Liechtenstein, Dr. Christian Frommelt, menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan ini di kampus mereka. Ia menilai, kegiatan tersebut bukan hanya menjadi forum ekonomi, tetapi juga membuka ruang bagi kolaborasi akademik serta lebih meningkatkan pemahaman mengenai Indonesia dan berbagai potensinya.


HUT

“Kami sangat menyambut baik diselenggarakannya acara ini di Universitas Liechtenstein. Selain menjadi ajang dialog ekonomi, kegiatan ini juga membuka peluang kerja sama pendidikan antara Universitas Liechtenstein dan universitas di Indonesia,” ujar Dr. Frommelt.

Ia menambahkan, kerja sama akademik dapat menjadi fondasi penting untuk memperkuat pemahaman lintas budaya dan memperluas kerja sama penelitian bersama di masa mendatang. Seminar menghadirkan empat panelis yang dibuka dengan paparan oleh Dubes RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Ngurah Swajaya. Panelis lainnya yang berpartisipasi yakni: Dr. Christian Frommelt (Rektor Universitas Liechtenstein), Dr. Georges Baur (Kepala Riset Hukum di Liechtenstein Institute), dan Roland A. Jansen (Konsul Kehormatan Indonesia di Liechtenstein).

Isu-isu yang banyak disoroti adalah peningkatan pemanfaatan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–EFTA (IE-CEPA), isu-isu geo-politik di kawasan, ASEAN, dampak kebijakan tariff AS, dan kesiapan kedua negara atas tren diversifikasi kemitraan kerja sama eonomi yang tiak hanya brgantung kepada pasar tradisional, namun juga investasi industri berbasis teknologi dan inovasi.

Usai kegiatan seminar, acara berlanjut dengan Resepsi Diplomatik untuk memperingati 80 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, yang dihadiri oleh pejabat pemerintah anggota Parlemen, kalangan bisnis, akademisi, serta korps diplomatik di Liechtenstein. Tamu kehormatan, Ms. Christine Lingg, dari Kementerian Luar Negeri Liechtenstein, mewakili Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri, Lingkungan, dan Kebudayaan Liechtenstein, Sabine Monauni.

Dalam sambutannya, Lingg menegaskan bahwa acara ini memainkan peran penting dalam meningkatkan pemahaman publik terhadap potensi ekonomi Indonesia serta memperkuat jaringan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, termasuk dalam kerangka Indonesia-EFTA CEPA.

“Seminar dan resepsi diplomatik hari ini memainkan peran penting dalam meningkatkan awareness terhadap peluang yang yang signifikan di Indonesia, termasuk yang tercipta dari Perjanjian IE-CEPA, yang merupakan kemitraan ekonomi komprehensif pertama Indonesia dengan Eropa, khususnya antara Indonesia dan Liechtenstein,” ujar Lingg.

“Kami menghargai inisiatif KBRI Bern dalam menyelenggarakan acara ini, yang meningkatkan visibility dari perjanjian yang sangat istimewa ini,” tambahnya.

Sementara itu, Duta Besar Ngurah Swajaya menekankan bahwa tema peringatan 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia, “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, yang secara umum mengaskan komitmen “Unity and Prosperity,” mencerminkan semangat Indonesia untuk terus berkontribusi bagi perdamaian dan kesejahteraan dunia.

“Kegiatan ini juga menegaskan bahwa, meskipun dunia menghadapi tantangan global, namun pada saat yang sama juga membuka momentum peningkatan kemitraan antara Liechtenstein dengan Indonesia,” kata Dubes Ngurah Swajaya.

“Indonesia percaya bahwa diplomasi, kerja sama, dan solidaritas lintas negara adalah kunci menghadapi tantangan global. Tidak ada negara yang dapat berdiri sendiri; kita harus saling melengkapi,” lanjut Dubes Ngurah.

Ia menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat hubungan ekonomi, sosial dan budaya dengan Liechtenstein, serta dengan negara-negara anggota EFTA lainnya. Acara resepsi berlangsung dalam suasana hangat dan bersahabat, dengan pemutaran video promosi pariwisata Indonesia, penampilan tari Puspanjali, tari Condong, dan tari Kebyar Duduk, serta sajian kuliner khas Nusantara yang memikat para tamu. Dalam kesempatan ini, KBRI Bern juga memperkenalkan program promosi wisata “10 New Bali” sebagai bagian dari kampanye pariwisata berkelanjutan Indonesia. Malam diplomasi ekonomi dan budaya ini semakin memperkuat hubungan bilateral Indonesia–Liechtenstein, yang dimulai sejak tanggal 12 November 1998. (opp/udi)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img