LSI: Masih di Fase Bulan Madu
MALANG POSCO MEDIA, JAKARTA – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terbaru terkait tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang telah berjalan satu tahun. Hasilnya, 74,8 persen responden menyatakan puas terhadap kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran.
Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, menjelaskan survei dilakukan dengan metode multi-stage random sampling terhadap 1.200 responden di seluruh Indonesia pada 10–19 Oktober 2025. Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner dan memiliki margin of error ±2,9 persen.
“Tingkat kepuasan yang menjawab cukup puas/sangat puas sebesar 74,8 persen. Jadi ini kabar baik, kepuasannya masih di atas 70 persen,” ujar Adjie dalam konferensi pers di Kantor LSI Denny JA, Jakarta, Kamis (23/10) kemarin.
Sementara itu, sebanyak 22,8 persen responden menyatakan kurang puas atau tidak puas sama sekali terhadap kinerja Prabowo selama setahun menjabat. Meski demikian, Adjie menilai hasil survei ini masih menunjukkan sinyal positif bagi pemerintahan baru.
“Ini kabar baik untuk pemerintahan baru karena kepuasan masih relatif tinggi. Masyarakat sebetulnya masih taraf bersabar, masih menunggu kebijakan yang direalisasikan, masih ada kesabaran publik untuk menunggu,” katanya.
Adjie menilai angka tersebut menunjukkan bahwa publik masih dalam fase “bulan madu” terhadap pemerintahan baru. Namun, ia mengingatkan adanya tren penurunan tingkat kepuasan publik dibandingkan awal tahun. Pada Januari 2025, kepuasan publik mencapai 80 persen, kemudian naik ke 81,2 persen pada Juni 2025, namun kini turun menjadi 74,8 persen.
“Tren ini harus jadi peringatan dini bahwa ada sinyal penurunan tingkat kepuasan,” ujar Adjie.
Menurutnya, penurunan tersebut juga menandai pergeseran psikologis publik dari yang semula antusias terhadap sosok Prabowo, kini mulai menagih janji-janji kampanye. “Publik tidak lagi terpukau oleh pidato Prabowo. Mereka lebih memberi evaluasi kritis ke Prabowo-Gibran,” imbuhnya.
Dalam survei yang sama, LSI Denny JA juga memetakan tingkat kepuasan publik terhadap enam bidang utama pemerintahan Prabowo. Hasilnya, lima bidang mendapat rapor biru atau dinilai baik, sedangkan satu bidang ekonomi nasional mendapat rapor merah.
“Setahun pemerintahan Prabowo adalah satu momen krusial bagi pemerintahan baru karena di situlah janji kampanye akan diuji,” jelas Adjie.
Lima bidang yang mendapat penilaian positif adalah sosial budaya, keamanan nasional, hukum nasional, politik nasional, dan hubungan internasional. Adapun satu bidang yang dinilai kurang memuaskan adalah ekonomi nasional.
Berdasarkan skor survei, hubungan internasional mendapatkan skor tertinggi yaitu 63,5 poin, disusul sosial budaya (61 poin), keamanan nasional (48,5 poin), politik nasional (9,4 poin), hukum nasional (8,3 poin), dan ekonomi nasional minus 13,8 poin.
“Hubungan internasional mendapat skor paling tinggi karena Presiden Prabowo aktif dalam dunia internasional. Ia mendapat kesan baik atas pidatonya di PBB dan upayanya dalam perdamaian Gaza,” terang Adjie.
Sementara itu, rendahnya skor bidang ekonomi nasional disebabkan oleh masalah lapangan kerja dan penurunan daya beli masyarakat. “Publik membandingkan ketersediaan lapangan pekerjaan dengan tahun sebelumnya. Penurunan daya beli juga menjadi salah satu masalah yang paling urgen,” ujarnya.
Adjie menegaskan, hasil survei ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah agar mampu menjaga kepercayaan publik di tahun-tahun berikutnya. “Ada sinyal positif, tapi juga peringatan dini. Pemerintah harus menjaga momentum agar kepuasan publik tidak terus menurun,” tandasnya. (ntr/aim)








