MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Sebanyak sembilan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kota Malang dinyatakan telah memenuhi standar kelayakan dan mendapatkan rekomendasi Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi (SLHS) dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang. Dari total 17 SPPG yang telah beroperasi, sembilan di antaranya resmi mengantongi rekomendasi tersebut setelah melewati tahapan penilaian ketat.
Kepala Dinkes Kota Malang dr. Husnul Muarif menjelaskan, sertifikat ini menjadi syarat utama bagi dapur penyedia makan bergizi agar dapat beroperasi sesuai standar kebersihan dan keamanan pangan. Selanjutnya sertifikat ini akan digunakan untuk persyaratan penerbitan SLHS oleh Disnaker-PMPTSP Kota Malang.
“Surat rekomendasi SLHS ini kami keluarkan setelah SPPG memenuhi tiga indikator utama, yaitu telah menjalani pelatihan penjamah makanan untuk SLHS, hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan (ILK), serta pemeriksaan kualitas air mikrobiologi dan hasil swab alat masak,” terang Husnul, Senin (27/10).
Husnul menegaskan, hasil ILK menjadi salah satu indikator penting dalam penilaian. Rekomendasi hanya diberikan apabila nilai ILK mencapai 80 poin atau lebih. Jika nilainya masih di bawah standar, maka dilakukan evaluasi dan penilaian ulang.
“Sampai kemarin, sudah ada sembilan SPPG yang memiliki rekomendasi SLHS dari total 17. Sisanya masih dalam tahap perbaikan dan evaluasi,” jelasnya.
Adapun sembilan SPPG yang telah mendapatkan rekomendasi SLHS meliputi SPPG Arjosari, Purwodadi, Madyopuro, Rampal Celaket, I.R. Rais, Insan Permata Tunggulwulung, Tulusrejo, Bani Umar, dan Bahrul Maghfiroh. Lebih lanjut, Husnul mengungkapkan bahwa hingga saat ini terdapat 11 SPPG yang sudah beroperasi aktif di Kota Malang. Ia berharap dalam waktu dekat seluruh SPPG dapat memenuhi persyaratan SLHS agar bisa beroperasi secara penuh.
Diterbitkannya rekomendasi SLHS ini, Dinkes Kota Malang memastikan bahwa proses penyediaan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah sesuai dengan standar kesehatan lingkungan. Langkah tersebut diharapkan dapat menjamin makanan yang disajikan kepada penerima manfaat tidak hanya bergizi seimbang, tetapi juga aman dan higienis.
“Kami terus memberikan masukan dan saran agar hasil penilaian bisa diperbaiki. Harapannya minggu depan semua memenuhi syarat sehingga 17 SPPG yang ada di Kota Malang ini bisa beroperasi total,” tandasnya.
Sementara itu MTs Al-Khalifah, Kelurahan Cepokomulyo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang memastikan sebagian besar siswa telah pulih dan kembali masuk sekolah pasca dugaan keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG), Kamis (23/10) lalu. Sebagai langkah antisipatif, pihak sekolah akan memperketat pengawasan terhadap pelaksanaan program MBG, termasuk mengecek kondisi makanan sebelum dikonsumsi oleh siswa.
Di sisi lain, sejumlah item menu MBG yang dibawa oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang untuk uji laboratorium di Surabaya, Jawa Timur belum keluar hingga, Senin (27/10) kemarin.
“Belum keluar, ya. Kemungkinan lusa (Rabu.red) baru keluar,” jelas Kadinkes Kabupaten Malang, drg. Wiyanto Wijoyo kepada Malang Posco Media, kemarin.
Item menu makanan dijadikan sampel di antaranya ayam katsu, buah pisang, tahu goreng, dan sayur. Pihak kepolisian dari Polres Malang turut terlibat dalam penyelidikan dugaan keracunan MBG ini.
Sementara itu, Kepala Sekolah (Kepsek) MTs Al-Khalifah, Nur Kholida menjelaskan, seluruh siswa yang sempat mengalami gejala mual, muntah, dan nyeri perut sudah dalam kondisi sehat.
“Anak-anak yang kemarin mengalami dugaan keracunan MBG saat ini semuanya sudah masuk sekolah dalam keadaan sehat,” ujarnya.
Satu siswa yang sempat dirawat berhari-hari di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang mengalami tipes karena memiliki penyakit bawaan. Namun kambuh kembali saat menyantap MBG, Kamis (23/10) lalu.
“Ternyata memang bawaan tersendiri, kemudian karena MBG akhirnya kambuh,” ungkap Kholida.
Hingga Senin kemarin, siswa tersebut belum masuk sekolah karena harus menjalani pemulihan.
Pihak sekolah juga mengaku tetap menerima program MBG karena dinilai bermanfaat bagi pemenuhan gizi siswa. Program andalan Presiden Prabowo Subianto itu juga dinilai memberikan kesempatan siswa mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna.
“Kami sangat senang menerima program MBG. Anak-anak mendapatkan makanan yang layak dan gizinya terpenuhi. Namun karena kejadian kemarin, kami akan musyawarah dengan semua stakeholder tentang MBG,” lanjut Kholida.
Ia menambahkan, MTs Al-Khalifah akan memperketat prosedur pelaksanaan program MBG di sekolah.
“Kami akan memperbarui SOP-nya. Ke depan, pengecekan makanan akan dilakukan lebih ketat, baik oleh guru maupun siswa sebelum dikonsumsi,” tandasnya. (rex/den/jon)









